Tragedi harus dihadapi dengan sebuah airmata. Ketika seorang gadis remaja menghadapi tragedi, mereka tak dapat mengatakan apapun selain menangis dalam duka.
Orangtuanya meninggal dalam kecelakaan pesawat.
Hanya ada surat wasiat dan uang asuransi yang cukup untuk menunjang kehidupan gadis tersebut.
Wasiat? Pengacara orangtua gadis itu mengatakan hal yang mustahil. Tak dapat dipercaya.
Gong Jichul adalah nama yang disebut dalam wasiat.
"Ayahku? Bagaimana bisa aku memanggil seseorang yang tidak kukenal dengan sebutan Ayah?" Tanya seorang gadis dari keluarga Choi yang memiliki nama Choi Hyerin dengan nada yang frustasi.
"Gong Jichul adalah adik dari teman dekat ayahmu, kau tahu itu nona. Teman ayahmu juga meninggal dalam tragedi itu," ujar sang pengacara.
"Gong Jiyeon imo?" Heran Hyerin. Ia tak pernah tahu bahwa Jiyeon memiliki adik.
"Benar, Gong Jiyeon salah satu korban kecelakaan pesawat. Satu-satunya orang yang dapat kau andalkan hanyalah Gong Jichul, adik dari Gong Jiyeon. Ia sama sepertimu, tak memiliki siapapun lagi," jawab pria paruh baya tersebut.
"Tidak! Dengan keras aku menolak! Bagaimana bisa pria dewasa tinggal dengan gadis kecil? Kau akan menjamin keselamatanku?!" ketusnya dengan menggebu, ia sungguh tak percaya bahwa harus tinggal bersama adik dari Jiyeon Imo yang sudah ia anggap bibi sendiri.
"Lalu kau akan tinggal bersama siapa? Aku dapat menjamin keselamatanmu jika kau percaya padaku," ujar pria itu meyakinkan sosok gadis rapuh dihadapannya.
"Aku akan tinggal sendiri dengan mandiri," ucap final Hyerin tetap dengan kemauannya.
"Tapi rumahmu sekarang beratas nama Gong Jichul," ujar sang pengacara dengan tegas namun santai.
"Apa? Tidak masuk akal!" Teriaknya frustasi.
Pengacara ini telah mengenal Hyerin sejak ia masih kecil. Hyerin adalah gadis tempramen yang sulit diatur dan bertingkah semaunya.
"Kau tahu tata krama 'kan?" Tanya pengacara tersebut dengan nada tegas.
Hyerin beringsut ketakutan. Ia bertindak seolah ia orang yang kuat padahal ia hanya gadis 17 tahun yang baru kehilangan orangtuanya. Ia adalah gadis yang sangat sensitif.
"Baiklah," ujar Hyerin dengan setuju.
Ia mengantar pengacara tersebut sampai ke ambang pintu.
Walaupun mulutnya agak kasar tapi tindakan alaminya sangat tertata kramanya.
"Aku akan hubungi Gong Jichul dan kalau ia setuju paling lambat 3 hari kemudian akan ada truk yang berparkir didepan rumahmu. Jangan khawatir, bodyguard sudah ku beri tugas untuk berjaga diluar dan dalam" ujar pengacara itu dengan sangat lembut.
"Siapa bodyguard itu semua?" Tanya Hyerin dengan wajah yang masih sedih.
"Mereka pengawal setia ibu dan ayahmu, jangan khawatir..." ujar pengacara tersebut.
"Baiklah... Aku harap ayah angkatku akan berbaik padaku"
"Sudah pasti..."
Lalu pengacara tersebut pergi dan saat ia menengok keluar pintu, ia sudah menemukan bodyguard yang sudah ia kenal.
"Aku tidak ingat kode mereka tapi aku kenal nama mereka... umm sepertinya begitu?" Gumamnya.
Ia menaiki tangga menuju lantai dua dimana kamar orangtuanya berada.
"Aku benar-benar tidak siap..." ujarnya dengan melihat isi kamar tersebut.
Tak sedikitpun ada yang berubah, tak boleh ada yang masuk sekalipun kecuali dirinya, anak tunggal keluarga Choi yang sendirian.
YOU ARE READING
My Daddy
FanfictionTentang seorang gadis remaja yang kehilangan orangtuanya lalu dititipkan oleh Ayah angkat yang telah ditentukan.