Chapter 4

310 26 3
                                    

Aku masih penasaran sama cewek yang mirip Jane itu. Tapi aku gimana bisa ketemu lagi ya sama dia. Tahu namanya saja tidak, apalagi tahu nomor hp dan tempat tinggal dia. Dia itu seperti memilikki magnet tersendiri untuk membuat orang-orang tertarik dengan dia.

"Hi guys" ucap Harry sambil duduk disampingku. "Kau kenapa dude?" Ucap Harry kepadaku. "Ah-- tidak aku tidak apa-apa" ucapku.

"Guys, kalian ngerasa familiar nggak sama cewek yang kemaren ketemu sama kita di Nandos?" Ucap Harry.

"Dia itu mirip sama Jane" ucap Niall yang langsung duduk di hadapanku.

"Jane? Sepertinya aku pernah mendengar nama itu" ucap Harry.

'Kok mereka tau Jane sih' batinku.

"Iya. Cewek yang dulu sering didatangi Zayn" ucap Niall sambil memakan chips.

"Wait-- What? Zayn sering mendatangi Jane?” ucapku.

“Ya. Kau tidak tahu Liam? Oh iya kau terlalu sibuk mengurusi pernikahanmu dengan Danielle” ucap Niall.

“Tunggu, kau kenal dengan Jane?” ucap Harry.

“Um- Tidak” ucapku.

Niall dan Harry pun memicingkan matanya ke arahku. “Kau tidak bisa membohongi kita Liam” ucap Harry.

“Iya iya aku tidak bisa membohongi kalian. Aku mengenal Jane” ucapku.

“Kenapa kamu tidak mau mengakuinya?” ucap Niall.

“Um- Dia adalah bagian dari masa laluku”

“Maksudmu? Dia mantanmu?” ucap Harry.

“I-Iya. Tetapi aku telah menyia-nyiakannya”

“Oh My God Li! Kau telah menyakiti hatinya. Kau harus meminta maaf padanya” ucap Niall.

“Sudah terlambat Ni”

“Terlambat? Apa maksudnya?”

“Dia sudah tiada”

“Apakah Zayn tahu?”

“Entahlah. Aku belum bertemu dengannya”

Oh My God! Zayn pasti sangat terpukul jika mengetahui hal itu”

“Nanti aku akan memberitahunya. Guys, aku pergi dulu ya”

“Kau mau kemana Li?”

“Hanya menyegarkan fikiran”

“Okay. Hati-hati mate

Akupun mengambil kunci mobil, lalu bergegas pergi untuk menyegarkan fikiranku. Akupun mengendarai mobilku menuju Starbucks. Setelah memakirkan mobilku di parkiran, aku pun bergegas masuk ke dalam Starbucks.

“Maaf, saya lupa membawa dompet” ucap wanita di depanku kepada kasir.

“Biar saya yang bayar” ucapku kepada kasir sambil menyodorkan credit card milikku.

“Terimakasih” ucap wanita itu lalu membalikkan wajahnya menghadap ke arahku.

Yaampun wanita itu

“Ya sama-sama. Maukah kamu menungguku disana?” ucapku sambil menunjuk bangku yang kosong.

“Oh ya tentu” ucapnya sambil tersenyum.

Setelah aku mendapatkan pesananku, akupun menghampiri wanita tadi. “Maaf membuatmu menunggu lama” ucapku.

“Tidak masalah. Terimakasih ya atas yang tadi, secepatnya akan aku ganti uangmu itu” ucap wanita itu.

“Tidak perlu. Kamu hanya cukup menggantinya dengan menemaniku jalan-jalan ke taman dekat sini” ucapku.

“Itu tidak masalah. Ayo” ucapnya sambil berjalan mendahuluiku.

Sesampainya di taman, kita langsung duduk di kursi taman yang menghadap danau.

“Kamu belum memberitahuku namamu” ucapku.

“Aku tidak mau memberitahu namaku” ucapnya sambil menyesap minuman yang tadi dibelinya –menggunakan uangku-

“Terhadap orang yang belum kamu kenal. Please, kita sudah bertemu dua kali dan kamu menganggapku orang yang belum kamu kenal? Betapa jahatnya dirimu” ucapku sambil memasang wajah kesal.

“Haha aku hanya bercanda. Namaku Jeannifer Avelyn Smith, tapi kamu bisa memanggilku Jean” ucapnya sambil tersenyum.

‘Namaku Jean’

Yaampun apakah dia kembaran Jane?

Hi guys! Gue balik lagi nih, maaf yaa updatenya lama, ceritanya pendek, dan membosankan. Gue udah berusaha yang terbaik :’) Jangan jadi silent readers ya! Vote+Comment sangat dihargai

Hasna xx

Good Bye Liam (Liam Payne Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang