Complicated

41 4 0
                                    

Pagi ini aku terbangun dengan senyuman karena hari ini adalah hari ulangtahunku yang ke 14. Saat bangun tidur, kedua orangtuaku mengucapkan " happy birthday anak ibu dan ayah, jangan nakal ya nak " lalu aku pun memeluk mereka.

Firasatku cukup baik untuk membuka line pagi ini. Aku membaca siapa sajakah yang sudah memberiku selamat?

Mataku tercengang. Aku membaca nama Farhan ada di urutan teratas. Dia mengucapkan happy birthday? Cowo cuek seperti dia? Dan aku memutuskan untuk tidak membalasnya.

Setelah aku sampai di sekolah, teman-temanku mengucapkan selamat kepadaku. Tak terkecuali dia, iya siapa lagi kalau bukan Farhan. "Happy birthday ya" sambil merangkulku. "Iya makasih ya" jawabku singkat. Entah mengapa kami jadi sering ngobrol semenjak itu.

Dan aku merasa ada perasaan yang berbeda dalam diriku. { Lila emang ba-per-an }. Hmm jika kalian ingin tahu, Farhan adalah seorang keeper dalam sepakbola sekolah. Cowo berperawakan Arab ini memang menawan sih kalo dibilang. Setiap dia berada di lapangan hijau, gaya dan tatapannya itu loh...... Pengen dibawa pulang! Hihi

Lanjut ya, dia itu tiba-tiba jadi dekat denganku semenjak itu. Jadi sering ngajak bercanda dan jadi sering punya topik bahasan denganku.

Aku memang anak yang suka bernyanyi, di kelas pun kadang aku bernyanyi dengan teman cowo yang memang sudah dari awal tahun pelajaran jadi sahabatku. Dengan sadarku, sesadar sadarnya, Farhan memerhatikanku. Batinku " ini cowo kenapa sih ... "

Namun ia tersenyum padaku.

Keesokan harinya, aku lewati tanpa dia. Dia harus tanding di sekolah lain dan berarti dia tidak masuk sekolah. Sepi sih kalau boleh jujur, karena aku belakangan ini sering tertawa karena dia.

Tiba-tiba dibagikan jadwal UTS yang tinggal 3 minggu lagi. Oh My God... Pusing pusing pusing.

Kamela dan Nindi adalah 2 orang sahabatku dikelas. Yang aku kejutkan, Nindi berkata suatu yang tak lazim ditelingaku " kayaknya gue suka deh sama dia ". " hah? dia siapa? " kataku. " sebelah lo, udah pinter,ganteng,baik pula. apa coba kurangnya ", dan yang dimaksud Nindi adalah Farhan.

Aku pun menanggapinya tak biasa, " eh serius yang lo bilang barusan? " . " iya seriuslah la, ngapain gue bercanda masalah ginian? ".

Sontak hatiku berkata " kenapa harus Farhan ? bukankah tipe Nindi itu cowok berkulit putih dan berambut jambul? Beda banget sama Farhan? tapi ya sudahlah itu haknya. " batinku.

Ya Tuhan kenapa hatiku jadi kacau balau begini? Apa aku...? Tidak tidak, tidak mungkin secepat itu.

Tak terasa hari UTS pun tiba. Ruanganku berbeda dengan Farhan, tepatnya bersebelahan. Hampir setiap hari komunikasiku dengannya lebih intens. Memang kami hanya sesekali bercanda dan menanyakan pelajaran. Tapi yaa namanya cewek?

Lama kelamaan dia mulai menanyakan tentang kehidupanku, bukan soal pelajaran lagi hehe. Aku pun kadang susah untuk bisa tidur memikirkan dia.

Dan memasuki hari terakhir di minggu UTS, seperti biasa ayahku melakukan general check-up. Saat pulang sekolah rencananya aku akan dijemput olehnya dan ibuku. Namun tiba-tiba teleponku berdering, dan ternyata itu ibuku " ayahmu terkena kanker, sekarang kamu ibu jemput dan kita susul kesana ya. " katanya seraya menangis. Tak sadar, air mataku pun ikut menetes.

Sesampainya di rumah sakit, aku dan ibuku langsung mencari dimana ayah. Ibuku berkata " kenapa bisa begini? " dan dengan tabahnya ayahku menjawab " sabar bu.. mungkin ini memang sudah jalan dari yang di atas. sudah gak apa apa " . Lalu datanglah kakak ku.

Oh ya aku hampir lupa, aku ini bungsu dari 4 bersaudara.

HEARTBREAKER Where stories live. Discover now