2

15 0 0
                                    

"Ketika anda tulus mencinta, tak akan pernah ada kata menyerah, meski pun pikiran ingin berputus asa, namun hati tetap ingin mencoba"

"Ayolah fi, masak gitu aja marah sih fi" ucapnya sambil menggoyang-goyangkan lenganku

"Sudah-sudah aku mau pulang" aku mengambil tasku lalu bangkit dari tempat dudukku, aku berjalan meninggalkan Wahyu, Wahyu pun mengambil tasnya berusaha menyeimbangkan dengan langkah ku

"Bagaimana kalau kita ke taman dahulu?" Tawaran Wahyu cukup menggiurkan, tapi aku tidak boleh lupa aku sedang berakting marah kepadanya

"Tidak mau, aku mau dirumah saja melanjutkan membaca novelku" ucapku enteng, dia seperti tampak kecewa

"Kamu masih marah fi?" Baru saja aku ingin membuka mulutku

"Alfi" tiba-tiba ada suara yang memanggilku dari belakang, dia Fadel, akan ada masalah setelah ini, aku menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya kasar

"Pulang naik apa?" Tanyanya setelah melirik kearah Wahyu dengan tatapan sinis, sedangkan wahyu laki-laki ini hanya menatap nya tajam

"Entahlah deh, sepertinya aku naik.." ucapanku disela oleh laki-laki disampingku, Wahyu

"Fia pulang bersamaku, yakan fi?" Aku bingung harus menjawab apa, dan kupikir membuat Wahyu marah kedua kalinya untuk hari ini tidak akan aku lakukan

"Ah iya aku pulang bareng Wahyu" ucapku gugup,

"Ah sayang sekali padahal aku ingin mengajak mu menonton hari ini" fadel sangat kecewa, aku harus bagaimana lagi? Membuat Wahyu marah adalah tindakan yang selalu aku hindari selama ini

"Maaf del, lain kali saja ya" ucapku sambil tersenyum

"Ayo fi, kita pulang" Wahyu menggandeng tanganku, sekilas aku melihat mata fadel memancarkan kemarahan, tapi aku bisa berbuat apa? Tangan Wahyu terus saja menggenggam tanganku, dia seperti kesal sehingga menimbulkan rasa sakit, dia seperti mencengkram tanganku, aku melepaskannya paksa

"Aw sakit yu" aku berhenti berjalan, dia menengok ke arahku

"Maafkan aku, aku tak sengaja" Wahyu menggenggam tanganku dengan lembut

"Coba kulihat" Wahyu melihat ke tanganku, sedikit memerah disana, hanya sakit sementara

"Maafkan aku fi, aku tidak bermaksud menyakiti mu" hentikan tatapan itu, tatapan seolah menyalahkan dirinya karena aku terluka sedikit saja

"Tidak apa-apa yu, sudah tidak sakit sekarang" Wahyu tidak pernah berlaku kasar padaku

"Yasudah ayo pulang, kau butuh istirahat yang cukup" Wahyu selalu perhatian kepadaku, beruntungnya aku punya teman sebaik dia

"Ayo ke parkiran" aku mengangguk, aku mengikutinya, dia mengambil motor matic nya, dia mengisyaratkan agar aku naik, aku pun menaiki motornya dan dia menjalankan motor nya menuju rumah ku, sesampainya dirumah

"Terimakasih sudah mengantarkan ku, mau masuk?" tawarku

"Sama-sama, hari ini tidak dulu ya," dia tersenyum, aku akan merindukan senyum itu malam ini

Mr. Cool For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang