[1/1]

3.4K 176 28
                                    

Aku mencintaimu, kau hanya MILIKKU seorang”
Hyuga Hinata

Hinata duduk manis di salah satu bangku taman sembari membaca novel fiksi tebal bergenre romance favoritnya. Mata abu-abu keunguan itu melirik deretan angka pada jam tangan digital yang melingkar manis di pergelangan tangannya. 2PM. Ia membuang napas bosan.

Berapa lama lagi ia harus menunggu? Sudah 30 menit ia menunggu, ah—tidak, ia telah lama menunggu bahkan hingga berbulan-bulan. Hinata telah menunggu hari ini datang, hari dimana Uzumaki Naruto sahabat kecilnya kembali dari perjalanan bisnis. Ia tersenyum kecil, mengingat pemuda itu membuat mukanya bersemu merah. Ya. Hinata telah lama menyukai—bukan, lebih tepatnya mencintai bahkan menggilai Naruto. Namun yang disukai malah tak mengetahuinya, Hinata memang lebih suka memendam perasaannya. Ia lebih memilih menunggu Naruto untuk berbalik menyukainya.

“Hinata-chan."

Hinata tersenyum kecil. Tangan mungilnya menutup novel yang ia baca, kemudian mendongakkan kepala untuk melihat pemuda pirang yang sedari tadi ia tunggu. Dengan cepat ia berdiri dan berpura-pura menunjukkan ekspresi kesal.

“Naruto-kun! Kau terlambat 30 menit. Aku hampir berjamur duduk di bangku taman ini sendirian.” Hinata menunjuk deretan angka yang ditunjukkan jam digitalnya. Mata abu-abu keunguan miliknya berkilat-kilat menatap mata biru milik Naruto.

“Hehe. Gomen, aku terlalu asik be—“

“Naruto! Kau berlari terlalu cepat,”

Suara khas wanita memotong penjelasan Naruto, membuat Hinata menatap ke asal suara. Di sana berdiri seorang gadis manis berambut sewarna dengan permen kapas sedang mengatur napasnya yang terengah. Hinata menatap gadis itu dengan sarat kebingungan, detik selanjutnya mata Hinata menatap Naruto mengintimidasi, meminta penjelasan.

“Ah— ini Sakura-chan. Kekasihku.” Jelas Naruto.
Mata Hinata membulat, ia terlalu terkejut. Mendadak perutnya terasa mual, dadanya terasa sangat sesak ia pikir oksigen di sekitar menghilang entah kemana. Mata abu-abu keunguan itu menatap gadis yang kini tersenyum padanya. Ia menelan ludah susah payah.

Hinata mengulurkan tangan. “Aku Hyuga Hinata,”

Gadis itu menyambut uluran tangan Hinata. “Ah— jadi kau Hinata. Aku telah mendengar banyak hal tentangmu dari Naruto-kun.”

Hinata menatap gadis di hadapannya, meneliti penampilan gadis itu. Gadis itu menggunakan sepasang sepatu sneakers berwarna putih, tubuh mungilnya dilapisi dress berwarna Tosca terlihat senada dengan mata gadis itu yang berkilauan bagaikan batu emerald. Ia tersenyum miris. Ah— tentu saja Naruto menyukai gadis itu yang terlihat begitu sempurna, berbeda dengan dirinya yang terlihat biasa saja.

Hinata tersenyum miris, hatinya bergemuruh. Sungguh ia rasa atmosfer di sekitar mendadak panas, apakah efek global warming? Ah ia rasa bukan, karena hanya ia dan hatinya yang merasakan itu.

Cemburu?

Tentu saja Hinata merasakan cemburu di hatinya. Bagaimana bisa kau tidak merasakan cemburu jika orang yang kau cintai sejak lama memperkenalkan kekasih barunya padamu? Namun, Hinata pikir ia akan baik baik saja.

***

Ah— nyatanya Hinata tidak baik-baik saja.

Kau MilikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang