3

6.3K 349 5
                                    


Baru saja satu hari aku bersekolah di sekolahku ini. Rasanya sangat nyaman. Teman-temannya baik dan perhatian. Kalau di ingat-ingat, James itu aneh. Uhm.. Bagaimana ya.. Dia terlihat dingin di depan temannya, namun ceria di depanku. Ahh.. Mungkin itu hanya perasaanku saja.

"Hey Kiko!" Suara Kenneth membuyarkan lamunanku. "Hari ini James ga masuk. Biasa penyakitnya kambuh."

Aku kaget mendengar ucapan Kenneth. "Penyakit..? Penyakit apa..? Dia sakit apa..? Apakah dia baik-baik saja?" Tanyaku khawatir.

"Ahahaha kamu ini.. Maksudnya Kenneth itu penyakit bolos sekolah," jelas David.

Spontan aku memukul tangan Kenneth yang sukses membuatku khawatir setengah mati. "Tidak akan kumaafkan kau," ucapku.

"He he.. Maaf kelincii~" Kata Kenneth.

"Shut up!"

James memang suka membolos. Terutama hari ini, hari Selasa. David bilang karena James benci pelajaran di hari Selasa. Sebenarnya James niat sekolah atau tidak? Ingin ku remukkan tulang-tulangnya.

Aku pun mengirimkan pesan untuknya dengan nada kesal.

Pesan terkirim :
Kiko

HEI KAU! APA YANG SALAH DENGANMU? KENAPA KAU BOLOS?

Aku menunggu balasannya dengan kepala panas. Namun balasannya membuatku semakin panas dan ingin meledak.

Pesan diterima :
James

Karena aku malas. Oh iya nanti sepulang sekolah ajari aku apa pelajaran hari ini di rumahku. Alamat rumahnya tanya saja pada Kenneth atau David. Bye.

Mengesalkan! Mmangnya aku guru lesnya James? Ternyata benar, dia memang cuek.. Tapi cuek dengan pelajaran bukan dengan teman.

Sepulang sekolah, aku pun menanyakan alamat rumah James pada Kenneth. Lalu aku segera berjalan menuju rumah James. Ketika aku sampai di depan rumahnya, aku ternganga melihat kemegahan rumah James. Rumahnya seperti istana, besar sekali. Aku pun memencet bel rumahnya. Keluarlah seorang pembantu untuk membukakanku pintu dan mempersilakanku masuk. Aku disuruh masuk ke kamar James. Ntah kenapa aku sedikit senang bisa berduaan dengannya.

"Kikooo~~~~" panggilnya dengan senang.

"Dasar pemalas. Cepat ambil bukumu," perintahku.

"Tidak. Aku tidak mau."

"Apa!? Arrghh.. kau ini! Aku sudah jauh-jauh ke rumahmu untuk mengajarimu ta—" belum saja aku selesai berbicara, James menutup mulutku dengan tangannya.

"Sstt.. Tenanglah.." Ucap James pelan.

"Lepaskan tanganmu. Cepat ambil bukumu!"

"Tidak. Aku tidak mau belajar," jawabnya sembari tiduran di ranjangnya yang besar itu.

"Lalu kau menyuruhku ke sini untuk apa?" Tanyaku jengkel.

James tidak menjawab pertanyaanku. Aku pun menanyakan lagi, kali ini dengan nada yang tinggi.

Just FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang