Untuk Bulan,
aku juga berharap aku masih sahabatmu
Bulan, pertama-tama, aku cuma ingin minta maaf jika aku ada salah sama kamu, juga jika penolakanku terasa begitu nyata.
Kedua, aku ingin bilang terima kasih untuk semua perasaanmu, juga untuk waktu yang kamu luangkan untuk menatapku juga menyayangiku. Aku senang bisa dicintai oleh orang sepertimu.
Dengan cara seperti itu, aku yakin, kamu bisa mendapat yang jauh lebih baik daripada aku. Tapi, jangan khawatir, kamu tetap satelitku.
Aku tahu, kita memang bersahabat, dan akan terus begini. Pertama, mungkin kita memang tidak ditakdirkan untuk saling mencintai. Kedua, mungkin kita akan lebih baik begini.
Soal 'mencintai', aku tidak tahu apa definisi yang sebenarnya. Aku juga bingung. Namun, aku rasa kata itu kurang tepat jika aku asosiasikan dengan perasaanku buat kamu.
Bagiku, kamu sahabatku. Cukup itu.
Soal 'mencintai', rasanya kata itu lebih tepat jika aku asosiasikan dengan perasaanku untuk matahari.
Sekali lagi, Bulan, aku minta maaf.
Bulan, aku tidak mau menyakiti sahabatku sendiri, kuharap kamu tahu dan mengerti.
Bulan, maaf.
Tapi, Bulan, aku bangga sama kamu yang berhasil jujur denganku walau hanya dengan surat.
—dari sahabatmu yang seterusnya akan begitu
-----
Untuk Matahari,
yang spesial
Maaf, aku bukan orang yang pandai mendeskripsikan perasaanku. Tapi, aku rasa aku bisa menamainya dengan kata 'cinta'.
Matahari, aku bukan yang sempurna di antara yang lainnya. Tapi, terima kasih atas semua ungkapan perasaanmu.
Aku tidak tahu kata apa yang dapat mendeskripsikan seluruh rasa senang ini.
Yang jelas, aku tidak akan bosan berujar bahwa aku mencintaimu.
—dari satu per delapan yang mengagumimu, semoga juga kamu kagumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi, Matahari, Bulan, Rasa.
Short StorySaat rasa tidak punya ujung, saat rasa tidak punya titik temu.