#6. Secret

3.1K 338 44
                                    

Sehun mengepalkan tangannya kuat-kuat, darahnya kini naik dan emosinya tak dapat lagi ia tahan.

"T-Tuan.."

"Bagaimana bisa dia meninggalkan Paris secepat itu?! Brengsek!!"

Chanyeol menatap Sehun ketakutan, pasalnya sekarang Sehun sedang mengeluarkan amarahnya di dalam mobil. Mereka saat ini bergegas menuju bandara untuk kembali ke Korea.

"Cih, otaknya benar-benar licik! Selain memeras uangku, dia juga melakukan hal yang sangat tidak masuk akal!"

Kesal Sehun.

Chanyeol tak berani berkata apapun, ia lebih memilih diam daripada terkena imbas kemarahan Sehun.

Sebenarnya, Chanyeol sudah mendapatkan informasi mengenai orang yang terus saja meneror Sehun. Tapi Chanyeol tidak yakin apakah informasi itu benar atau salah, pasalnya orang yang sering meneror Sehun selalu saja mengganti identitasnya.

"Kepalaku terasa sakit sekarang!"

Sehun kembali berucap sambil memegangi kepalanya, tersulut emosi membuat dirinya hilang kendali.

"Beristirahatlah Tuan, aku akan membangunkanmu saat kita sampai di bandara."

Sehun hanya mengangguk kemudian memejamkan matanya.

-

Hayoung terlihat sudah sangat rapih pagi ini, alasannya adalah ia hendak pergi ke tempat dimana ia bekerja untuk mengirimkan surat pengunduran diri. Hayoung telah bulat memikirkan tentang keputusannya ini.

"Agashi, apa anda ingin sarapan dahulu?"

Tanya Kim ajhumma begitu Hayoung turun dari tangga.

"Aniyo ajhumma, aku akan sarapan diluar bersama temanku."

Kim ajhumma mengangguk lalu membungkukkan tubuhnya, Hayoung kemudian berjalan keluar menuju garasi. Hari ini Hayoung tak ingin supir mengantarkan, entah apa alasannya. Hayoung hanya ingin sendiri sekarang ini.

Mobil Hayoung melaju membelah kota Seoul, keramaian menghiasi jalanan yang Hayoung lewati. Meskipun begitu, Hayoung tetap merasa kesepian. Ia mencoba merubah dirinya demi Sehun, tapi sepertinya itu tak akan mudah baginya.

"Kuharap kau tak akan menyakitiku Hun.."

Lirih Hayoung.

Beberapa menit kemudian, Hayoung telah sampai disebuah gedung yang sangat besar. Ia memarkirkan mobilnya dan segera berjalan masuk kedalam gedung itu.

"Eo, Hayoung-ah."

Hayoung menoleh dan langsung tersenyum begitu melihat siapa orang yang baru saja memanggilnya.

"Jennie-ah."

Hayoung merentangkan tangannya dan mereka berdua pun berpelukan.

"Selamat atas pernikahanmu Hayoung-ah!"

Ucap Jennie dengan antusias.

"Terima kasih Jennie-ah."

Jawab Hayoung sambil melepaskan pelukan mereka.

"Apa kau sudah kembali kerja sekarang?" Tanya Jennie.

Hayoung menggeleng lalu menarik Jennie untuk duduk di sebuah kursi.

"Jennie-ah.."

Ucap Hayoung.

"Wae? Apa ada sesuatu yang mengganggumu?"

Hayoung terdiam dan kemudian menunduk, memperhatikan kertas yang sedang ia genggam.

"Sepertinya aku akan menyerah mencari alasan atas kematian orang tuaku."

Destiny [ PRIVATE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang