Now, you are my bae

1K 67 8
                                    

Jadi saat yang tepat untuk Abel menyatakan cinta pada Dandelion adalah saat ini, saat senja matahari menyingsing, menyisakan semburat merah di ujung awan. Kicauan burung yang hendak pulang mengudara. Mengisi kegugupan keduanya.
"Dane,"
Dane berjingkat kaget. Dia menanti saat-saat ini, tetapi dia lupa mengantisipasi jantungnya yang berdegup diatas ambangwajar.
"Dane, mau gak,"
Oh-oh Gila, jantungnya membuat dada Dane seakan mau pecah.
"Jagung...."
Krik... krik...
Dane diam. Abel diam. Dane menoleh. Abel menunduk.
Dasar ketek monyet!!! Dane menggerutu dalam hati. Dane pikir Abel akan menembaknya. Di bawah langit senja dan dikelilingi suasana romantis. Tapi, apa, jagung? Dane maunya ditawari pacar!
**
Tolol! Kenapa jagung?
Abel menggersah dalam hatinya. Frustasi sendiri dengan ketololannya. Abel sampai menunduk menahan malu dan kesal.
"Mau."
Abel mendongak mendengar suara Dane yang terdengar geram. Dengan gugup dia berdiri lalu berjalan menjauhi pantai, membeli jagung.
Langit sudah benar-benar gelap ketika beberapa bonggol jagung telah berserakan dihadapan Dane dan Abel. Total sepuluh jagung rebus utuh yang tadi Abel beli. Dan, kalau gak salah hitung nih, Abel hanya melahap dua jagung. Dan kalau gak salah juga, mereka ke sini hanya berdua saja. Jadi, sisa delapan itu masuk ke mulut Dane sendirian.
Abel hanya menggeleng pelan, kemudian mendongak menatap jutaan bintang. Melihat bintang yang berhamburan, pikiran Abel jadi tenggelam.
"Jadi, jangan pernah jadi bintang seperti yang orang inginkan. Aku tidak mau kau bersinar, lalu redup sesaat kemudian. Jangan pula jadi Dandelion, aku tidak ingin kau berhamburan diterpa angin jika telah mekar. Kemari, duduklah disampingku, dan jadilah teman hidupku, selama apapun waktu mampu."
Dane yang sedang benar-benar kesal hingga mampu melahap delapan jagung dalam satu waktu, menoleh kaget mendengar racauan Abel. Selanjutnya,dia tidak mendengar apapun lagi selain samar debur ombak dan semilir angin malam.
"Jadi cewek gue, Dane."
Mata Dane melotot kaget. Dia sampai ternganga dibuatnya. Dane kira malam ini akan berakhir penuh dengan harapan kosong.
"Mau gak?!" tanya Abel galak saat dilihatnya Dane yang sedang menatapnya sambil nganga.
Buru-buru Dane mengangguk. "Mau. Mau mau mau."
Abel tersenyum. Ditariknya Dane kedalam dekapannya. "Makasih." Lirihnya pelan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 14, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang