Bagian 2

21 2 0
                                    


Bu ema masih saja sibuk menerangkan di depan kelas hingga dia menoleh kebelakang dan menyadari bahwa Natasha sudah 30 menit belum kembali dari kamar mandi .

"lho dimana Natasha?" tanya bu Ema.

"maaf bu, tadi Natasha bbm saya, katanya dia tiba-tiba pusing jadi langsung ke UKS" jawab Salma yang merupakan teman baik dari Natasha.

"yaudah kalo gitu kamu tungguin dia di UKS, soalnya hari ini yang jaga UKS lagi nggak hadir karena pulang ke kampung halaman, " kata Bu Ema kepada Salma

"iya bu" kata salma sambil berlalu ke luar kelas

"hikss hikss kenapa? Kenapa lo bahkan nggak bisa ngelirik gue dan bersikap baik ke Gue? Apa lo punya dendam sama gue?" tangis natasha pada dirinya sendiri

Natasha hanya duduk di atas tempat tidur yang biasanya digunakan untuk orang yang sedang tidak enak badan. Natasha hanya menangis sessenggukan sambil memeluk lututnya sendiri, bahkan rasa sakit yang dibuat Leo dipunggungnya tidak berarti di banding sakit hati yang di alaminya sekarang

Seperti ada ribuan jarum yang menyayat hatinya tanpa membiarkan sedikit saja ada tempat yang utuh, semua terluka, tersayat dan tersakiti. Kata-kata kasar Leo kembali terngiang di Otaknya.

Apa seperti itukah dirinya di depan Leo? Hanya benalu penggangu di hidupnya. Bukankah setiap orang harusnya bersyukur saat dia memiliki seseorang yang menyukainya. Apakah dia salah?

Tangis Natsha semakin menjadi-jadi sampai dia merasakan sebuah tangan mendarat di punggungnya yang terasa remuk.

Natasha menegadahkan wajahnya dan melihat sosok sahabat karibnya berdiri di depannya. Salma. Orag yang selalu ada untuknya.

"sal..." rengek Natasha langsung memeluk Salma yang masih bingung alasan Natasha menangis.

Salma mengenal Natasha dengan sangat baik, bahkan hanya dapat dihitung jari ia melihat Natasha mengangis. Terakhir kali dia melihat Natasha menangis saat masih kelas 3 SMP dan itupun karena kakak laki-laki Natasha, jemi, harus pergi keluar negri untuk melanjutkan kuliahnya dijurusan arsitek.

Dengan masih menyimpan kebingungan salma membalas pelukan Natasha sambil menenangkan. Hingga 20 menit kemudian tangisan Natasha mereda yang di iringi dengan bunyi bel istirahat yang begitu nyaring. Natasha melepaskan pelukannya di bahu Salma sambil menghapus sisa-sisa bulir air mata di mata Natasha.

"sal, apa gue terlalu berlebihan ke Leo?" tanya Natasha setelah dia sedikit lebih tenang.

"nggak juga kok. Lo nggak salah lagi, bukan kah semua keinginan kita harus diperjuangkan." Jawab Salma lembut.

"trus kenapa Leo nggak nerima gue dan bahkan malah membenci gue?" tnya Natasha binggung

"lo kok jadi cengeng gini sih. Sahabat gue itu tahan banting. Di banting sekali mana mungkin hancur kayak gini. Masak lo mau nyerah gitu aja. Belum mulai jugak" balas Salma sambil terkekeh geli.

"apaan sih lo.. emang gue hape pakek tahan banting segala." Kata Natasha sambil mengerucutkan bibirnya sebal.

Salma hanya terkekeh "nantik sore teminin ke toko buku yuk. Gue mau beli novel , kali aja lo mau ngilangin galau dengan baca Novel lawas.. hahaha" canda Salma semakin menjadi-jadi

"ah.. lo mah gitu, mana pernah baik sama gue. Ya udah entar gue temenin, tapi traktir makan dulu ya" kata Natasha sambil tertawa lepas.

Tanpa di sadarinya di luar UKS berdiri seseorang yang tengah kesal. Leo.

Heart KeeperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang