Pernah enggak lo tiba-tiba membeku, nggak tau harus ngapain, atau bertingkah sangat-bukan-elo karena bertemu seseorang?
Gue pernah. Hari itu gue mendengar suara tawanya untuk pertama kali, di hari pertama kami berada di satu kelas yang sama. Suara tawa yang khas, yang berhasil menyedot seluruh perhatian gue waktu itu. Membuat gue harus memutar kepala guna mencari siapa sesungguhnya pemilik tawa unik yang berhasil membuat pendengarnya ikut tersenyum. Sebenarnya gue ragu, apakah semua orang memang ingin tersenyum saat mendengar tawanya, atau emang cuma gue yang merasa demikian?
Di hari yang sama, dia tersenyum ke arah gue, bertanya perihal deadline pengumpulan fotocopy-an Kartu Keluarga (KK) mengingat gue adalah ketua kelas di sini.
"Aku ngumpulin minggu depan bisa, nggak? Anak kos, baru pulang kampung besok hari sabtu."
Gue berhasil mendapat dua informasi waktu itu. Pertama, dia anak kos. Kedua, dia anak luar kota jadi wajar kalau dia nggak biasa berbahasa gue-elo.
Gue bukan orang yang percaya tentang apa itu cinta pada pandangan pertama. Entah karena ketidakpercayaan gue dan gue nggak mau jadi lebih gila lagi karena cewek manis di hadapan gue ini, atau emang karena gue grogi. Yang gue inget, hari itu gue balas dia dengan nada dingin. Dan dapat gue lihat dengan jelas senyumnya yang mulai memudar.
Yeah, semoga lo cepat waras, man!
o.o.o
Tfr!
KAMU SEDANG MEMBACA
LaRa (Laras dan Raka)
Teen FictionRaka, 15 tahun. Ganteng? Sudah pasti. Fisiknya? Dua jempol deh buat dia. Sombong? Enggak lah! Dia ramah pakai banget. Raka yang ini adalah Raka si penjuru barisan, punya senyum manis, wajah tampan, dan sifat ramah yang mampu membuat banyak cewek jat...