Kabar tentang anak-dari-seorang-artis berwajah tampan yang berada di satu kelas yang sama denganku sudah menyebar secepat menyebarnya virus di laptopku. Aku masih tersenyum kecil kala mengingat isi dari percakapan di group chat Line ku bersama teman-teman SMP-ku. Mereka ingin berada di posisiku, agar bisa memandang wajah si ganteng dengan puas, katanya. Namun apa daya, bahkan satu sekolah pun mereka tidak.Bohong bila aku bilang wajahnya jelek. Pertama kali ia memasuki ruang kelas, pesonanya tanpa sadar berhasil menyedot seluruh perhatian kaum hawa di kelas ini. Posturnya tampak semakin gagah karena jaket kulit warna hitam yang ia kenakan.
Salah satu kelemahanku adalah cowok tampan yang wangi. Dan hari itu aku berhasil terpesona karena wajah tampannya serta aroma entah-parfum-apa yang ia gunakan. Aku mengetahui berbagai tipe parfum cowok, namun aku belum pernah mencium aroma seperti parfum miliknya. Aroma yang membuatku merasa nyaman hanya dengan menghirupnya. Sebenarnya aku ragu, memang semua orang merasa demikian, atau aku yang hanya bersikap berlebihan, aku juga tidak tahu.
Di hari yang sama, ekspetasiku berhasil jatuh. Karena sikap dingin yang ia tujukan padaku.
Aku bukan tipe orang yang percaya pada cinta pada pandangan pertama. Aku adalah seorang gadis yang percaya bahwa rasa bisa tumbuh seiring jalannya waktu yang dilalui bersama. Dan dia berhasil memperkuat keyakinan dalam diriku dengan sikap dinginnya.
Jangan terpesona sama orang berhati beku, kedinginan sendirian itu nggak enak rasanya. Ingat itu, Laras.
o.o.o
TFR!
KAMU SEDANG MEMBACA
LaRa (Laras dan Raka)
Teen FictionRaka, 15 tahun. Ganteng? Sudah pasti. Fisiknya? Dua jempol deh buat dia. Sombong? Enggak lah! Dia ramah pakai banget. Raka yang ini adalah Raka si penjuru barisan, punya senyum manis, wajah tampan, dan sifat ramah yang mampu membuat banyak cewek jat...