1. Awal

389 65 82
                                    

Hari ini aku bertemu dia. Ya, seorang cowok yang entah mengapa membuatku tertarik. Padahal menurutku dia biasa saja. Tidak, dia tidak biasa. Kau tahu? Bayangkan seorang cowok telah membuatku nyaman di sekolah baruku ini.

Padahal ini baru hari pertama aku menjadi anak SMA. Rasanya aku sangat bersyukur bisa masuk kesini. Sekolah luas, murid-murid teladan dan cukup elit, murid-murid berpenampilan menarik, suasana sekolah pun menenangkan pikiran. Ditambah lagi dia.

******

Aku segera berbaris di barisan kedua. Ya ampun, mengapa harus apel tiap pagi? Membosankan. Tapi tunggu, siapa itu? Rambutnya hitam dan tertata rapi, kulitnya putih, senyumnya menawan, tingginya sekitar 170 cm. "Hey hey lihat! Siapa itu? Cowok itu! Ah kaka kelas itu? Ganteng bangettt!!"

Aku tidak pernah melihatnya. Padahal ini kan apel terakhir. Apa kemarin-kemarin dia tidak masuk? Ah sudahlah tidak penting.

   "Tes, tes. Ya, assalamualaikum adik-adik semua! Bagaimana kabar kalian hari ini? Harus tetap semangat ya walaupun ini hari terakhir kakak-kakak membimbing kalian di SMA ini. Yap, hari ini kalian akan kami bebaskan untuk melakukan apapun yang kalian suka, tapi dengan syarat kalian harus tetap sopan santun pada guru-guru, teman dan kakak kelas kalian." ucap Kak Rei selaku ketua OSIS.

Hah? Bebas? Akhirnya aku terbebas dari acara ini, habis ini aku akan pergi ke kantin bersama yang lainnya. Eh, tiba-tiba ada yang menepuk pundakku.

  "Fa! Farinka! Jangan bengong. Dengarkan Ka Rei, siapa tau penting, kan?" ucap Haris.
   "Ah, iya maaf."

Aku segera memfokuskan pikiranku pada Ka Rei. Ah, tapi kakak kelas itu? Kenapa dia ada di sampingnya. Oh, mungkin dia akan memperkenalkannya. Siapa ya namanya? Aku ingin kenal dengannya.

   "Nah, adik-adik semua, perkenalkan kakak ganteng yang satu ini. Namanya Kak Artandi Alam. Kalian bisa memanggilnya Kak Arta, ya. Jabatannya sebagai wakil ketua OSIS, dia kemarin tidak bisa membimbing kalian karena sakit, jadi harap dimaklumi, ya." Ka Rei segera mempersilahkan Ka Arta untuk maju ke podium.
   "Ka Artaaaa!! Ganteng banget, kyaaaaa!! Mau kenalan mauu!!"
   "Ah..emm..Hai kalian semua, perkenalkan aku Artandi Alam, kalian bisa panggil aku Ka Arta atau Ka Andi, tapi sih ya, panggil aja Ka Arta."

Ka Arta. Kenapa dia begitu membuat cewek-cewek ini histeris? Iya sih ganteng tapi berisik banget, nih. Hentikan dong. Beberapa detik kemudian Ka Arta segera menyuruh kami untuk tertib kembali. Hanya dengan hitungan jari, keadaan kembali seperti semula, syukurlah.

******

Kantin sekolah...
   "Ah tadi lihat tidak? Ka Arta, dia ganteng banget."
   "Iya, pengen deh kenalan sama dia. Ah tapi pasti banyak yang ngincer dia, deh."
   "Fa, kamu tertarik ga tuh sama Ka Arta?"
   "Eh, emm..gimana, ya? Lumayan, sih. Tapi kalau aku ngeceng dia pasti susah banget."
   "Lah, kenapa?"
   "Ganteng gitu, saingan juga 3 angkatan kalii."

Tiba-tiba kantin begitu sepi. Loh kenapa? Semua mata tertuju pada pintu masuk kantin. Aku segera menoleh kesana dan.. OMG! Ka Arta? Secepat ini kah aku bertemu dengannya lagi? Saat aku keasyikan menatapnya, aku tidak sadar dia menatapku balik dan tersenyum padaku.

   "Fa! Dia tersenyum padamuu! Kenapa kamu ga senyumin balik?" tanya Ninda.
   "Ah, masa, Nin? Aku gatau, bodo banget aku aduhh.."
   "Lebar banget, Faa." gerutu Lara.
   "Farinka, dia bakal lewat sinii!" bisik Ninda.

Secara spontan aku tiba-tiba berdiri dan berlari menuju toilet. Tunggu, kenapa aku seperti ini? Memalukan sekali, tubuhku bergerak sendiri. Sesampainya di toilet, aku menengadahkan mukaku ke kaca. Ya ampun, merah banget mukakuu, jangan sampai aku bertemu dengannya lagi.

Brakk! Pintu utama toilet cewek tiba-tiba terbuka, aku melihat wajah Ninda dan Lara yang khawatir.

   "Farinka, Ka Arta mencarimu."
   "Apaaaa???"


Bersambung...
Jangan lupa vomment ya, makasihh😊

Blooms Near YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang