9. Kartu Pelajar

121 27 34
                                    

   "Kenalin, gue Artandi Alam, panggil aja Arta, " sembari tersenyum dan menjabat tanganku erat, "Salam kenal, ya!"

Seketika aku terdiam. Jantungku berdegup kencang, aku takut Ka Arta denger. Yang aku rasain sekarang, keringet dingin. Ka Arta tetap tersenyum sambil menatapku.

   "Hey," ia membuyarkan lamunanku.
   "Eh, iya, namaku Farinka Amartha, salam kenal juga, Ka." aku bersusah payah tersenyum.

Aku memerhatikan tanganku yang masih digenggam erat olehnya. Ini kapan lepasnya? gumamku.

   "Em, Ka, maaf,"
   "Eh, iya kenapa?"
   "Tangan."

Ka Arta beralih melihat tangannya yang belum melepaskan tanganku. Cepat-cepat ia menarik tangannya dari tanganku.

   "Eh, sorry, ga sadar masih jabat tangan aja," ujarnya sembari menggaruk kepalanya yang ga gatel —please Ka Arta lucu—

Aku hanya tersenyum sembari mengelus tanganku yang agak sedikit sakit, "Iya, Ka, gapapa.". Ka Arta hanya mengangguk pelan, kini kita terdiam.

   "Tangan lo gapapa?" tanya Ka Arta yang berusaha mencairkan suasana.
   "Gapapa." padahal sakit tau, aku meringis dalam hati.

Ka Arta tiba-tiba menarik tanganku, tentu saja aku terkejut. Ini anak mau ngapain, sih? Main tarik-tarik tangan orang aja.

   "Di saat cewek bilang gapapa, sebenernya lagi ada apa-apa kan?" ucapnya, "Tangan lo merah gara-gara gue ya?"

Peka. Ini cowok kenapa tiba-tiba jadi manis, padahal kita baru aja kenal. Aku hanya menggelengkan kepala. Aku menarik tanganku dari tangan Ka Arta.

Jadi main tarik-tarik tangan kan.

   "Maaf, Ka, aku harus masuk buat ngerjain tugas."
   "Oh gitu? Ya udah, gue juga mau ke kelas lagi. Em, sorry ganggu waktu lo."

    "Ya udah, Ka, aku masuk dulu." aku segera berpaling dari hadapannya.
 
   "Seneng berteman dengan lo."

Seketika aku terdiam. Deg. Ini cowok serius atau cuma bercanda. Aku menengok ke belakang lalu mengangguk, setelah itu aku cepat-cepat menghampiri Lara dan Anna.

******

Saat Arta sampai di kelasnya, ia baru ingat kalo dia nemuin Farinka buat ngasih kartu pelajar milik Farinka yang tadi ia temukan di dekat ruang OSIS. Ia memandangi kartu pelajar itu dengan seksama.

   "Farinka Amartha, siapa tuh?" bisik seseorang dari belakang.

Arta segera menengok ke belakang, karena kaget ia refleks melempar buku yang ada di dekatnya.

   "Aw, sakit! Ini gue Randy ganteng." rintihnya.
   "Eh lo ternyata! Ngagetin tau," protes Arta.
   "Ngambek ah kaya cewek." timpal Randy.
   "Berisik."
   "Sorry sorry, eh itu kartu pelajar siapa? Farinka téh siapa?"

Arta memasukkan kartu pelajar tersebut ke dalam saku bajunya. Lalu ia beranjak pergi dari hadapan Randy. Randy yang bingung dengan tingkah laku sahabatnya segera pergi menyusul Arta.

   "Arta lo denger ga sih?" teriak Randy.
   "Denger."
   "Terus, kenapa ga jawab pertanyaan gue?"

Arta menghentikan langkahnya, ia menunggu Randy menyusul. Setelah Randy tepat di sampingnya, Arta menatap tajam. Yang ditatap membalas dengan tatapan bingung lalu menaikkan sebelah alisnya.

Blooms Near YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang