Chapter 2

13.1K 1K 177
                                        


Merajuk.

Hal yang paling tak disukai Naruto selama hidupnya selain menunggu tiga menit untuk memakan cup ramen. Hal yang tak disukai karena sangat mengganggu dan merepotkan.

Terutama jika yang merajuk adalah Uchiha Sasuke, alfanya.

Setelah kejadian lamaran yang tak diduga datang dari Haruno Sakura, Sasuke, setelah menatap gadis alfa dengan tatapan yang mematikan, ia langsung menarik Naruto menjauh. Ia berjalan cepat─setengah berlari ke arah atap sekolah dan menghiraukan bel masuk pelajaran pertama. Memang, belum masuk ke mata pelajaran karena ini masih hari pertama, tapi tetap saja membolos di hari pertama adalah hal yang tak pernah Sasuke lakukan selama ini. Bagi Naruto tak masalah, karena dari sekolah dasar pun dia sudah memiliki sertifikat membolos.

Setelah membawanya ke atap, Sasuke langsung menutup pintu dengan gebrakan keras lalu menarik Naruto ke depannya. Sang alfa justru membalikkan badannya dan bersedekap. Melihat punggung alfanya, Naruto mengerutkan alis kebingungan.

"... Sasuke ...."

Diam.

"Oi, Sasuke. Kau kenapa?"

Diam.

"Sasuke, kau kenapa, sih? PMS?"

Sasuke mendelik dan menatap tajam Naruto. "Usuratonkachi."

"Oi! Aku bertanya serius, dijawab menyebalkan begitu, Berengsek!"

Sejenak sang alfa masih bersikeras diam.

Mendadak, tangan Naruto ditarik ke arahnya. Hidung bangir putih sang alfa didekatkan dan dibaui punggung tangan milik omeganya. Mengerutkan alis hitam, Sasuke tanpa aba-aba langsung menjilat kulit sawo matang.

Kaget dengan reaksi dingin di tangan, sontak Naruto memukul kepala alfanya kuat-kuat. "OI! JOROK KAU SIALAN!"

Kesal sebab dipukul, Sasuke balik menendang kaki Naruto hingga hampir terjerembab. Sebelum pantat sang omega menyentuh tanah, alfa Uchiha itu merangkul pinggang dan mendekatkan tubuh omega ke tubuhnya.

"Kau yang jorok. Baumu bukan bauku."

Bau Naruto bukan bau Sasuke?

Kemudian Naruto teringat akan Sakura yang tadi menggenggam tangannya erat. Alfa memiliki penciuman yang lebih tajam ketimbang Beta ataupun Omega. Aah, jadi begitu.

Memutar bola matanya, Naruto mendekatkan wajah ke arah wajah Sasuke. Mengelus rambut hitam yang mencuat itu lalu tersenyum jahil. "Ssh, ssh, sudah, sudah. Kau menahan amarahmu, ya, dari tadi, Sasu-chan? Napasmu lebih cepat dari biasa dan matamu lebih tajam lima kali lipat. Jangan bilang kau begini hanya karena Sakura-chan?"

Kepala hitam itu terangkat dan menatap omeganya yang masih dengan cengiran jahil di bibirnya. Mata mendelik tajam, tatapan membunuh kembali diperlihatkan. Bukannya marah, Sasuke justru merapatkan pelukan. Menghirup aroma omeganya dalam-dalam lalu menghela napas.

"Bukan karena Haruno," ujarnya keras kepala.

"Hmm. Kalau begitu lepaskan aku." Sasuke mengerutkan alisnya.

"Mau kemana?"

Naruto terdiam sejenak lalu menoleh ke Sasuke dengan tatapan serius.

"Aku mau bertemu dengan Sakura-chan dan menerima lamarannya."

Hening.

Tak berapa lama kemudian terdengarlah jeritan melengking khas pewaris Namikaze dan geraman buas khas pewaris Uchiha.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 27, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Omega's ScentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang