Nk menyusuri koridor yang masih ramai oleh siswa yang berlalu lalang. Padahal sepuluh menit lagi bel masuk berbunyi. Dan Nk tak peduli itu.
Nk berjalan sambil menundukkan kepalanya, menutupi matanya yang sembab. Ah, entahlah, mood nya ikut hancur seketika.
"Aww!" Nk meringis saat kepalanya membentur sesuatu di depannya. Ia pun mendongakkan kepalanya untuk melihat apa yang telah membentur kepalanya.
Ternyata yang ia tabrak adalah dada bidang milik Ari Irham. Nk berdecak. "Ngapain sih, ngehalangin jalan!" Ari menyentil jidat Nk. "Makanya, kalau jalan tuh, jangan sambil nunduk. Jadi nabrak orang, kan. Untung lo nabrak gue, coba kalau orang lain. Lo pasti dimaki sama orang itu. Mending kalai cewek, kalau yang maki lo itu cowok gimana? Dan kalau sampai cowok itu ngemaki lo,"
Nk menaikkan sebelah alisnya meminta Ari melanjutkan kalimatnya. "Dia gue hajar habis-habis an. Gue gak akan terima ya, kalau ada yang bikin lo sakit hati."
Nk tersenyum miring. Kalau kenyataannya lo yang paling sering bikin gue sakit hati, lo bakal apa?
"Ini nih, ciri-ciri orang baper. Malah senyam senyum sendiri. Awas ya kalau lo suka sama gue."
"Sorry, gue sih anti baper baper club." Nk tersenyum jumawa. "Udah lah, lo buang-buang waktu gue aja. Minggir, gue mau ke kelas!" Ia mendorong Ari hingga Ari hampir terjungkal. "Dasar, cewek tenaga badak!"
~*~
Bel tanda pulang sekolah telah berbunyi dua menit yang lalu tapi kelas sudah sepi, tinggal menyisakan Nk dan Aisyah.
Setelah menutup pintu kelas, mereka berdua berjalan bersisian menuju parkiran sekolah. "Eh, lo tau gak?" tanya Aisyah. "Gak," tukas Nk cepat.
"Sama anjir, gue juga gak tau." Aisyah tertawa terbahak-bahak sedangkan Nk memutar bola matanya jengah. "Jayus lo."
Setelah tawa Aisyah mereda ia berkata, "Serius gue ada berita baru."
"Apaan?" tanya Nk yang mulai tertarik.
"Katanya, bakalan ada anak baru, pindahan dari Jakarta. Dan dia angkatan kita."
"Ck, gue kira apaan. Gue sih gak peduli. Kecuali kalau yang pindahan kesini itu Shawn Mendes baru gue sangat sangat peduli."
"Halah, Shawn Mendes mulu. Ari mau lo kemanain?" Aisyah tersenyum miring.
Baru saja mulut Nk terbuka untuk membalas ucapan Aisyah, tiba-tiba seseorang datang dari belakang mengejutkan mereka.
"Hayo, lagi pada ngomongin gue ya? Pantesan telinga gue panas." Ari menggeser Nk dan Aisyah sehingga ia berjalan di tengah antara Nk dan Aisyah dan membuat kedua cewek itu mendesis sebal.
"Najis ge-er banget sih. Kayak gak ada topik lain banget di dunia ini selain ngomongin lo," ujar Nk.
"Nk ngomongnya kotor ih, gak suka." Ari mencubit keras hidung Nk.
"Lepasin, Ari!" Ari pun melepaskan cubitannya. "Yaudah kalau gak suka, pergi sono jauh jauh dari gue."
Aisyah yang melihat tingkah dua sejoli itu hanya tersenyum kecil.
"Gue duluan, ya, bokap udah jemput. Bye, Nk! Bye Ari!" ujar Aisyah sambil berlari meninggalkan Nk dan Ari.
"Bye, Aisyah! Hati-hati dijalan! Dan jangan sampai rindu sama gue ya. Gue tau gue orang nya ngangenin. Kata Dilan, rindu itu berat. Kamu gak akan kuat!" teriak Ari yang membuat beberapa pasang mata menatapnya.
Ck, siapa sih yang gak kenal Ari Irham. Si kapten futsal kebanggaan sekolah yang 'tampan' dan 'humoris' dengan sejuta pesona nya yang bisa membuat banyak cewek bertekuk lutut padanya.
Termasuk Nk.
Nk mencubit pinggang Ari. "Berisik lo, tai kuman! Malu-malu in aja, sih," ujar Nk sebal.
"Lo gak akan malu-malu amat, kok. Kan gue nya ganteng."
Dan satu lagi, Ari itu orang yang narsis abis yang bisa bikin kalian eneg.
Nk hanya memutar bola matanya jengah.
Mereka berdua telah sampai di pelataran parkir sekolah. Tiba-tiba Ari mencekal tangan Nk dan menghentikan langkah keduanya. Tanpa Nk duga, Ari langsung jongkok dihadapannya yang membuat Nk speechless. Setelah selesai Ari kembali berdiri menghadap Nk. "Yang bener, napa, ngiket sepatu nya. Itu bahaya banget kalau sampe keinjek orang." Ari mengakhiri ucapannya dengan menyentil dahi Nk.
Terlihat sepele memang, tetapi itu yang membuat Ari terasa spesial bagi Nk. Ari selalu memperhatikan sesuatu sampai yang sesepele itu.
Nk yang tadinya merasa terharu berubah menjadi kesal. "Bisa gak, sih, tangannya gak usah jail!"
"Lo cemberut mulu, ih. Senyum, dong." Ari menari kedua ujung bibir Nk dengan kedua telunjuknya, "nah kan, cantik kalau senyum."
Mata Nk menyipit. Ia tertawa melihat wajah konyol Ari. Ari merangkul bahu Nk dan melanjutkan jalan mereka menuju mobil Ari. "Gitu dong. Lo tau gak, apa yang bikin gue adem selain angin?"
Nk meredakan tawanya. Ia mendongak untuk menatap Ari yang lebih tinggi darinya. "Apa?"
"Suara ketawa lo," ujar Ari ringan sambil tersenyum pada cewek yang tengah ia rangkul.
Nk menatap dalam mata Ari, mencari kebohongan atau candaan disana. Tapi nyatanya, semua itu tak ada. Hanya terpancar keseriusan dimata hazel Ari. Nk pun ikut tersenyum dan menunduk untuk menutupi wajahnya yang memanas. "Gombal lo."
"Gue serius." Ari menarik hidung Nk pelan.
Sebelum mereka masuk mobil. Ari menahan tangan Nk yang akan membuka pintu mobil.
"Karena lo udah bikin gue adem. Nanti sore lo harus nonton gue main futsal, oke? Tidak menerima penolakan."
"Siap kapten!"
Ari mengacak rambut Nk yang membuat cewek itu manyun sebal. Setelah Nk masuk, Ari mengitari mobilnya dan duduk di kursi kemudi dan me jalankan mobilnya menuju rumah Nk.
~*~
Author Note:
Haha segini dulu, ok. Gimana nih part pertamanya?
Pernah ngalamin friendzone gak?
Kalau ya, berarti kamu gak sendiri, aku juga pernah koo wkwkw.Jangan lupa tinggalkan vote dan komentar kamu tentang part 1 ini ya.
Have a great day!
KAMU SEDANG MEMBACA
(AIS-2) Loving You
FanfictionAri Irham Series #2 - Loving You I just can love him in silence.