Jungkook: So, that the reason.

369 32 0
                                    

• • •

Bel pulang berbunyi. Pertanda aktifitas sekolah selesai. Aku melihat Jungkook oppa sedang menungguku didepan gerbang sekolah.

Kami memang terbiasa pulang bersama. Bahkan setiap hari. Rumah kami memang saling berjauhan namun arah yang kami tuju sama. Beda di pertigaan saja.

"Jungkook oppa"
Ucap ku. Aku memanggil dia berharap dia melihat ku dan senyum pada ku. Tapi yang ku dapatkan,
"aku bukan oppa mu! "

Dia pergi meninggalkan ku dengan wajah yang tidak enak dipandang.

Dia memarahi ku hanya karena aku memanggil nya 'oppa'.

Padahal dulu dia tak masalah jika aku memanggil nya dengan itu. Walaupun dia sering bilang padaku agar memanggil dia pakai namanya saja. Tapi, bagaimana pun aku tidak bisa. Rasanya terlalu songong jika junior memanggil senior nya seperti.

"okay, aku akan berhenti memanggil mu 'oppa' tapi bolehkan jika kau ku panggil Jungkook Sunbaenim? "

"yah itu lumayan" ucapnya sambil tersenyum. Dan dia kembali berjalan meninggalkan ku dibelakang.

Ish. Keterlaluan dia.

Aku pun berlari mengejar nya hingga pada akhirnya aku berada disamping namja tinggi ini. Jujur saja aku merasa sangat pendek jika berjalan sampingan dengannya.

"Yak! Jungkook oppa! "

Ups!

Dia melirik ku dengan tajam. Dan membeku.

"Maaf? " ucap ku. Dan dia kembali berjalan lagi.

Aku mengikutinya. Berusaha memecahkan keheningan yang terjadi, memeikirkan apa yang harus aku lakukan saat ini.

Berpikir dan berpikir, akh... Apa yang harus ku lakukan? Aku benar benar tidak bisa...

*Klangggg

Ah?! Aku tidak sengaja menendang kaleng bekas minuman ke arah anjing yang sedang tertidur disana.

*Guk Guk Guk!!

YAAA!!! DIA MENGEJAR KU!!!

"OPPA!! LARI!!! "

Dia sangat terkejut melihat anjing yang sedang menuju ke arah kami. Dengan spontan dia putar balik dan kami berlari bersama.

"BODOHHH!!! APA YANG KAU LAKUKAN HAH?!!! " teriak nya sambil berlari. "AKAN KU CERITAKAN NANTI!!! LARI LAHH CEPATT!!! "

kami mempercepat lari kami. Namun aku merasa kaki ku tak sanggup lagi untuk berlari dan aku pun jatuh.

Dia menengok ke arah ku dan berlari menuju dimana aku terjatuh.

"ISH!! BODOH!! CEPATLAH!!! "

"Aku tidak bisa. Cepat kau lari! Aku disini saja... "

"Ahh! Bodoh! "

Dia menggendong ku dan berlari secepat kilat. Jujur saja aku sangat takut jatuh.

Entah kemana dia akan membawa ku dan sampai kapan aku berada digendongannya, hanya tuhan yang tahu.

Dia melihat ke arah belakang dan sudah tak terlihat lagi anjing itu. Dengan perlahan lahan dia pelankan lajuannya dan melempar ku di tumpukkan rumput.

*Brukkk

"Yak! Oppa! "

Kami berdua saling mengatur nafas. Sangat lelah dan lemas sekali rasanya. Tapi disaat yang bersamaan juga terasa lega.

Ketika nafas kami sudah teratur normal. Kami pun diam sejenak. Masih merasakan getaran yang dibuat tubuh masing masing. Masih merasakan hebatnya getaran detak jantung.

"HEI!! APA YANG KAU LAKUKAN?!!! " ucap nya dengan wajah yang marah.

"Apa yang harus ku lakukan? Aku hanya memcahkan keheningan saja.... "

"TAPI TIDAK SEPERTI ITU!! "

"Oppa! Aku tidak tahu. Kau selalu marah, aku selalu mencari cara agar mencairkan nya, Oppa! Oppa! Ini bukan salah ku ta-"

Tiba tiba saja dia memotong pembicaraan ku dan membungkam mulutku dengan tangannya. Wajah kami sangat dekat. Hanya berejarak 5cm saja. Aku.. Degupan hati ini mulai bergejolak lagi..

"Cukup-jangan panggil aku 'oppa'" lirihnya. "okay, sun-"

"tidak. Jangan sunbaenim"
Dia melepaskan bungkamannya. Sehingga akhirnya aku dapat kembali bernafas lega.

Fyuuh

"kenapa?! Dari dulu aku memanggil mu oppa terkdang sunbaenim. Tapi kenapa sekarang kau tidak mau dipanggil keduanya?! Apa yang ingin aku panggil?!"

"Chagi"

Aku terkejut mendengarnya. Ke-kenapa dia ingin dipanggil sayang? Dia? Dia kenapa?

"panggil aku Chagi"

Dia berbalik arah menuju pinggiran sungai dan melemparkan kerikil ke arah sungai berwarna jingga karena terpapar sinar mentari.

"tapi kenapa? "

"Kenapa? Kau mau tahu kenapa?!! "

Dia kembali lagi pada ku. Memegang pinggangku dan mendekatkan tubuh ku ke arah nya. Sekarang tidak lagi 5cm. Mungkin 3cm.

Benar benar dekat.

Aku dapat melihat matanya yang begitu indah. Dia menatap ku begitu dalam hingga aku larut dalam pandangannya ini. Aku juga dapat mencium nafasnya yang bau menthol. Aroma mulut yang paling aku sukai.

"karena aku, Mencintai mu"

Deg

Deg

Deg

Dia? Mencintai ku?

Ini mimpi?!

"Ya, aku mencintai mu. Aku tidak tahu kenapa tapi setiap malam aku selalu merasakan kehadiran mu dalam hidupku" ucapnya.

Dan sekarang kening kami pun saling bertabrakan. Hidung kami saling beradu. Ini semua tinggal menunggu jawaban ku.

"A-aku juga mencintai mu, Jungkook"

Dengan cepat aku merasakan bibirnya yang halus di bibirku. Merasakan lembutnya ciuman yang kami lakukan. Tak peduli apa yang akan terjadi. Ini hanya tentang cintaku dan cintanya


JUNGKOOK X YOU

1k 😁🎊🎉🎊🎉👏👏
Thanks buat kalian yang baca FF ini dan buat yang Vote. 🙏
Keep Read and Vomment my story!!
*tebar civok 😘😘😘

gue harap kedepannya siders musnah yeh. Bukan cuman di story gue, tapi buat seluruh story semoga ga ada yang siders.

Min.aminn!! 🙏🙏

Maafin gue atas lamanya update. Dan maaf juga episode ini gantung / alur yang kecepetan.

Thanks😊😊

Vomment nya bruhh:"

[IMAGINE] My Story With BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang