Berisik

3.4K 258 26
                                    


"Yoongi Hyung...."

Ia mempercepat langkah kakinya saat suara itu terdengar semakin jelas.

"Yakk!! Hyung!"

"Yoongi Hyung!!!"

Maaf saja, tapi ia tidak berniat untuk berbalik badan. Meskipun suara itu kini terdengar sangat lirih dan sendu.

"Yoongi..."

Benarkah ia tidak akan berbalik?

"APA??" bentaknya kasar.

Yoongi berbalik dengan wajah penuh guratan marah, orang itu tertunduk lebih dalam. Ia berdecak sebelum mengusap rambutnya frustasi, "Apa sayaaaang?" tanyanya lagi dengan mencoba tersenyum manis.

Orang itu mendongak sedikit, dan ㅡOh sialㅡwajah manisnya memerah dengan sembab. Ah, Sialan betul. "E-Esaimu terjatuh," Tangan mungilnya menggenggam kertas dan mengulurkan ke Yoongi, "I-Ini."

Oh.

Jadi ini kenapa dia mengganggu Yoongi dipagi hari seperti ini. Astaga, ia pikir ada apa. Yoongi berdecak, "Kemari..."

Orang itu menatapnya sebentar lalu menunduk kembali. "Kemari Jimin..." Ayolah, bisakah orang itu tidak membuat ini jadi semakin merepotkan?

"Jimin sayaaaang..."

"K-Kau marah." Jimin menudingnya takut-takut.

"Terus kenapa? Cepat kemari!"

Jimin menatapnya dan menangis pelan, "Hyungie jangan marah dulu." kedua tangannya menggenggam erat kertas yang bagi Yoongi sangatlah penting untuk tugas sejarahnya kemarin.

"Jangan dirusak Jimin!" Ia memperingati.

Dan yang lebih muda tersentak lalu mengucapkan maaf berkali-kali, air matanya masih berlinang dan Yoongi tidak suka itu.

Ia berjalan cepat, mendekat ke arah Jimin dan meraup kertas esainya dengan cepat, dapat dirasa olehnya Jimin yang semakin takut dan terisak lagi, "M-Maaf Hyung, Maaf."

Yoongi tidak berkata apa-apa tapi langsung mencengkram dagu Jimin kasar, "Jangan menangis!" ujarnya dingin. Masa bodo dengan orang-orang yang menatap mereka dengan wajah penasaran itu.

Lalu yang terjadi didetik berikutnya membuat Yoongi sendiri tidak percaya, karena saat ini ia tanpa sadar membukakan ruang dan merengkuh tubuh Jimin kedalam pelukan hangatnya, "Kau sudah besar Jim. Jangan menangis!"

Tapi Jimin masih sesenggukan, "Y-Yoongi Hyung membenciku ya?"

"Tidak."

Jimin mencengkram kemeja lelaki didepannya dan kembali terdiam, "Apa Hyung berbohong?"

Yoongi memutar bola matanya, "Tidak."

"Lalu kenapa Hyung marah?"

Yoongi dan Jimin saling adu tatap. Yang lebih tua memeluk pinggangnya dan menempelkan kedua bibir mereka dalam ciuman jangka panjang. "Hyunghh..."

Astaga! Sebut saja Yoongi mesum karena sekarang ia 'terbangun' karena mendengar suara desahan Jimin.

"Sial Jimin," Ia mengumpat keras. Menarik Jimin menuju kamar mandi sembari mematai jam tangannya.

"30 menit sudah cukup sepertinya."

***

"Aahhh... Hyung. P-Pelanh pelannn... Nanti-angh! Leceth Hyaahhh!!!"

Yoongi mempercepat sodokan penisnya kedalam lubang senggama Jimin. Ia menyeringai, Jimin pasrah dalam kungkungannya dan Ia sangat amat menyukainya. "Ahhh! Anghh!! H-Hyung akuuhh..."

"Hyung!" Jimin memprotes, Yoongi menutup jalan keluar miliknya. Dan ini menyakitkan.

"Bersama Jimin..."

Sodokan Yoongi membrutal, tangan Jimin mencengkram pergelangan tangan Yoongi yang tidak mau melepaskan pinggangnya, "Yoongieh!!! Yoongi!!!!"

Air mata menggenang dipelupuk mata Jimin, karena sungguh ini terlalu sakit dan nikmat baginya. Sodokan Yoongi selalu tepat pada prostatnya dan mana mungkin Jimin tidak bisa menggeliat manis karena itu?

"AAHHH!!!! HYUNG!!!"

"Jimin..."

Mereka datang disaat yang bersamaan. Cairan Yoongi melesak memasuki celah terdalam dan membuat Jimin merinding pelan. Ia tak kuasa berdiri dan ambruk dalam kukungan Yoongi.

"Hyung jangan minta seperti ini lagi!" Jimin mencembik.

"Berisik." Yoongi Melengos.

TBC

Ada yang kenal Alien_Min ??? :v

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang