"Alta, ngapain berdiri di sini? Nggak masuk ke dalam?" tanya Kemal yang sudah berada di samping Alta.
Alta terkesiap dan langsung tersadar. Sejak tadi dia hanya berdiri di depan gerbang rumah Dito dan memandang hiruk pikuk tamu undangan yang datang.
Tepat sekali. Hari ini adalah acara pertunangan Dito dan Clara. Acara itu digelar di rumah megah milik orangtua Dito. Sesuai ide yang dibuat oleh Wanda dan juga Clara, acara pertunangan itu akhirnya digelar di kediaman orangtua Dito.
Rumah itu punya halaman yang sangat luas serta bisa menampung seluruh penghuni sekolah sekalipun. Dan hari ini, memang seluruh siswa kelas 12 diundang oleh Clara. Beberapa kolega dari kedua orangtua Dito, termasuk beberapa donatur yayasan milik papa Clara juga hadir di sana.
Malam ini, semua seolah tumpah ruah di rumah Dito untuk menyaksikan perhelatan bahagia dua pasangan muda itu. Kecuali Alta yang terlihat begitu muram dan tak seceria tamu undangan lain yang hadir.
Seharian dia terus berpikir haruskah dia menghadiri acara itu atau tidak. Dan akhirnya, meski dengan berat hati, Alta tetap datang karena Dito sendiri yang memintanya dengan tatapan memohon saat ke datang rumahnya sehari sebelum pertunangan digelar.
Sebenarnya dia enggan menghadiri acara ini karena sudah pasti dia tidak akan tahan melihat Dito melingkarkan cincin pertunangannya di jari manis Clara.
"Al, diem aja. Ayo masuk!" ajak Kemal sekali lagi. Akhirnya mau tak mau Alta berjalan perlahan menghampiri Kemal dengan senyum yang dipaksakan.
"Lu dateng sendirian?" tanya Kemal lagi karena Alta belum juga membuka obrolan.
"Iya, Kak," jawab Alta tak berminat.
"Ya udah, gue temenin deh!" balas Kemal seraya tersenyum lebar lalu merangkul pundak Alta dan mengajaknya masuk. Alta mengangguk dan balas tersenyum kecil pada Kemal.
Setelah melewati gerbang utama, mereka berdua diarahkan oleh penerima tamu untuk masuk ke dalam ruang pesta yang ada di halaman belakang rumah Dito yang jauh lebih luas.
Kemal sempat berdecak kagum dengan interior pesta yang sangat mewah dan meriah. Banyak lampu warna-warni yang digantungkan di hampir semua tanaman. Lilin aromaterapi juga disebar di kolam renang.
Tamu undangan sudah banyak yang berdatangan dan memenuhi sebagian besar halaman belakang yang dibagi menjadi dua kubu.
Sebelah barat kolam renang untuk teman-teman Dito dan Clara, lalu di kubu lainnya untuk para orangtua dan kolega dari kedua orangtua Dito juga Clara.
"Mewah banget ya, acaranya. Padahal cuma tunangan doang, tapi udah kayak kawinan di kerajaan," komentar Kemal lagi.
"Namanya juga orang kaya, Kak," ucap Alta sambil tersenyum kecut.
"Iya sih. Tapi ini berlebihan banget menurut gue. Ya udahlah, bodo amat. Yang penting kita dapet makan di sini," jawab Kemal sambil terkekeh yang dijawab dengan kekehan pula oleh Alta. "Kita cari Dion sama yang lainnya aja, yuk!" ajaknya kemudian.
Alta hanya mengangguk kecil sebagai jawabannya dan mengikuti Kemal yang celingukan mencari keberadaan Dion dan yang lain.
"Mal, woe ... sini!" teriak Dion dari seberang kolam.
Kemal segera berpaling mencari sumber suara. Setelah menemukannya, anak itu melambaikan tangan kirinya ke arah Dion lalu melihat Alta dan berbicara padanya.
"Al, tuh Dion. Sana yuk!"
Alta yang masih celingukan terlihat tak menghiraukan ajakan Kemal. Bertepatan dengan itu, dia melihat kehadiran Dito di sana. Dito yang saat itu baru saja masuk ke ruang pesta untuk menyapa teman-temannya, nampak terpaku melihat kehadiran Alta yang juga sedang menatapnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Between You and Us
General Fiction[SELESAI] __________________________ Altavian Danish, tak pernah membayangkan jika ia akan dipertemukan lagi pada satu kesempatan dengan sosok laki-laki tampan yang dicintainya itu setelah sekian tahun. Anindito Mahawira, cin...