Bab 10

3.6K 82 0
                                    

Angin pagi menyapah pipi.tenang sekali terasa dihati.mata tunak memerhati pemandangan halaman kampung yang sudah lama ditinggal pergi.

bukan suka suka tapi atas kehendak kerja.kedua kaki menunjal nunjal tanah untuk mengerakkan buaian yang diduduknya.

sudah lama tapi masih utuh tergantung disebuah pokok di halaman rumah Puan Salina.
sudah lima hari bercuti disini, sekarang baru boleh tengok keadaan kampung yang sama macam dulu juga.

empat hari berkurung didalam bilik mengasingkan diri dari dunia luar dengan alasan sengugutnya Iman bertapa macam tak ingat dunia.

hatinya masih sakit,terkilan dengan kenyataan dirinya ini sudah bersuami dengan cara paksa kawin,tidak cukup dengan itu sekarang dia kena terima bahwa diri ini bersuamikan seorang dudah anak satu.

berderai hati berciciran ini.

kepala digelengkan keadaan Iman masih lekat dibuaian kakinya masih menunjal nunjal tanah bagi mengerakkan buaian yang di naiknya.

akal dan hatinya berdolak dalik.apa yang harus dia lakukan sekarang.

cerai.

hatinya terdetik untuk buat perkara itu tapi akalnya terus membantah.memikirkan soal hati seorang ibu yang mengharapkan perkawinan ini.takkan lah baru lima hari kawin sudah ingin bercerai.

apa pula salahnya.ada saja orang baru berkawin tidak sampai sejam sudah bercerai kenapa aku tidak.

bidas hati Iman.

namun cepat cepat dia beristigfar. caranya sudah menolak takdir diri,siapa diri ini menidakkan takdir yang sudah tertulis.

tapi kenapa susah sangat aku nak terima semua ini.soal Iman sendiri.

tiba tiba kakinya berhenti menunjal tanah.buaiannya masih lagi terbuai biar pun kakinya sudah berhenti.

tersentak Iman bila ada seseorang yang menolak buaian dari belakang.laju saja wajahnya dipaling.

sebatang tubuh tegab berdiri dibelakangnya sambil tersenyum manis.laju saja Iman turun dari buaian dan mengatur langkah pergi dari situ.

"you selfish"terhenti langkah Iman bila mendengar dua perkataan itu.

"you ni memang selfish kan?"kata Zariel Amir tanpa riak dengan kening kana dijongketkan.bila Iman berpaling berhadapan dengannya.

"awak nak cakap apa ni?"soal Iman senada.tidak senang dengan tuduhan yang dilempatkanya oleh seorang lelaki dihadapanya yang bergelar suami.

"lima hari I tinggal dekat sini,I dapat tahu you ni memang pentingkan diri sendiri. "kata Zariel Amir lagi.perkataan selfish ditekankan.yah selama dia tinggal dekat sini,satu sisi yang dia nampak pada perempuan bergelar isteri padanya.selfish.

"kalau awak tak kenal saya jangan pandai pandai nak judge saya"tegas Iman.panas hatinya bila dikatakan sebegitu.

"layan ibu you acuh tak acuh.adik beradik you tegur you,you buat tak layan.memberontak,kurung diri you dalam bilik itu bukan namanya pentingkan diri sendiri ke?kalau you tak boleh terima I sebagai husband you sekali pun jangan tunjuk sangat dekat ibu you.kecil hati dia tau tak"kata Zariel Amir dengan nada tegas.tidak sampai hatinya bila melihat ibu mertuanya berkecil hati akan sikap isterinya.terima atau tidak sepatutnya tidak sampai diperlihatkan sehingga orang lain yang rasa bersalah.

Iman terkedu.kaku berdiri dihadapan Zariel Amir.

"I beri you masa untuk fikir tentang semua ini.fikir yang terbaik untuk kita.tapi I harap you tak kecewa kan ibu dan nenek yang mengharap sangat kita disatukan dan satu permintaan I dekat you,please think about my princess she need love from you as a mother and I hope you tak hancur kan hati sesiapa walauapa pun keputusan you I akan terima dengan hati terbuka."ujar Zariel Amir dengan nada berharap.berharap Iman tidak menyakitkan hati kedua pihak dalam memberi keputusan.

Cinta Buat Duda HottWhere stories live. Discover now