Prolog

9 0 0
                                    

Prolog

Gadis berkebaya putih itu menyambut Abhi saat membuka pintu kamarnya, senyum mengembang tak pernah luntur dari wajahnya, dan itu menambah sesak dada Abhi, tentu saja karena gadis di depannya ini bukanlah pengantinnya, ini juga bukan kamar pengantinya dan yang pasti ini jelas bukan pernikahannya.

Ini adalah pernikahan Arshinta Maheswari, sahabat Abhi, rumah Abhi, gadis yang dengan suka rela merentangkan tangannya, memberinya pelukan saat dunia berlaku kejam padanya, bahkan mempercayainya saat semua orang meraguakannya dan tempatnya membagi tangis dan tawa, yang lebih penting dari semua itu Arshinta Maheswari adalah gadis yang dicintai.

Dulu Abhi sering mencemooh jika ada yang bilang laki laki dan perempuan tidak bisa bersahabat tanpa melibatkan romansa, kala itu dia dengan bangga nya memamerkan persahabatannya dengan arsy yang tak tersentuh hal remeh macam itu, Arsy tak pernah menunjukan gelagat suka padanya, berapapum wanita yang dikencaninya, Arsy tak pernah sedikitpun menunjukan keberatannya, karena pada kenyataanya Arsy tak pernah mencintainya tetapi Abhi lupa tentang perasaanya sendiri berhubungan dengan banyak wanita ternyata membuat Abhi buta akan perasaannya sendiri, dan kali ini dia di tampar oleh kata kata yang pernah dicemoohnya, entah sejak kapan dia mencintai sahabatnya itu, dan ketika dia sadar akan perasaanya saat semua sudah terlambat, Arsy sudah melabuhkan hatinya pada Altair julian Danurjaya, bahkan dia seolah kalah sebelum berperang karena tak berani mengungkapkan perasaanya.

"Apa dia sudah datang?" pertanyaan Arsyi menarik Abhi dari pikirannya, dia memandang gadis di depannya walaupun tampak gugup tapi jelas kebahagiaan mendominasi hatinya,

"Dia sudah di bawah" tentu yang mereka maksud adalah orang yang sama , Altair Julian Danurjaya, sumber kebahagiaan bagi arsy tapi sumber kesedihan bagi Abhi.

" Aku bawa sesuatu" Abhi kembali bersuara tersenyum tipis sambil menunjukan kotak bludru berukuran sedang yang ia gerak gerakkan dalam genggamannya.

Arsy melangkah mendekat mengambil kotak tersebut "apa ini?'' tanyanya singkat, gadis itu menggerak gerakan kotak itu menebak nebak isinya, dan saat pandanganya kembali pada Abhi, laki laki itu memberi isyarat untuk membukanya.

Kain beludru lembut berwarna biru membingkai sebuah kalung dengan liontin kecil yang tampak begitu cantik, Abhi kemudian menggenggam tangan Arsy dan menuntun tubuhnya menuju cermin besar di kamar itu,

Abhi dengan lembut memutar tubuh jenjang Arsy menghadap kaca, kemudian mengambil tempat di belakangnya, mengambil kalung di genggaman Arsy dan memakaikannya. Abhi menahan nafas saat dari jarak sedekat ini wangi lily faforit Arsy tertangkap indera penciumannya, mengendalikan diri sekuat tenaga agar tidak mengikuti pikiran gilanya ataupun mengikuti adegan film yang disutradarainya untuk menyeret Arsy kabur dari sini.

"terima kasih " guman Arsy, Abhi mengangguk yang tentu saja Arsy dapat melihatnya dari pantulan kaca di depannya.

"Arsy sudah waktunya turun" ibunda gadis itu berdiri di ujung pintu memberi instrusi padanya, gadis itu menengok dan mengangguk, dia sudah akan mengikuti ibunya saat tangannya di cekal oleh Abhi.

" Boleh saya yang mengantar Arsy ke bawah tante?" ibunda Arsy mengangguk, dia tahu seberapa dekat Abhi dan Arsy, bahkan dia pernah memprediksi dan menggantung harapan kalau yang menjadi suami putrinya pada akhirnya adalah Abhi, tetapi ternyata jodoh putrinya adalah Altair julian Danurjaya, laki laki yang diterima lamarannya oleh putrinya dengan wajah berbinar. Maka dia hanya mengangguk kemudian berjalan di depan mendahului keduanya.

"Ayo" Abhi menggenggam tangan Arsy, menuntun gadis itu keluar dari kamar dan berjalan ke tempat akad, trak peduli seberapapun hancur hatinya dia ingin mengantar sahabat sekaligus gadiis yang dicintainya menuju kebahagiaan.


The ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang