Part 1
Ballroom itu telah disulap sedemikian rupa tampak megah, dengan berbagai bunga mawar putih yang merupakan bunga favorit mempelai wanita yang tampak sangat berbahagia, senyum tak pernah pudar dari wajahnya, seharusnya dia ikut berbahagia, bukankah selama ini dia selalu bahagia jika melihat gadis itu bahagia, kali ini ada yang salah dengan hatinya, dia justru merasa sesak luar biasa, tapi bukankah ini pilihannya, menjadi pengecut, memendam semua perasaan cintanya, biarlah dia terluka asal gadis itu bahagia,
"sepertinya ada yang sedang patah hati" abhi menoleh , mendapati gadis cantik dengan gaun merah yang membalut tubuh semampainya, malam ini Kaia Pradisa terlihat anggun dan elegant, sesuatu yang tidak pernah abhi lihat, gadis itu lebih sering tampil sexi dan ala kadarnya.
"Kenapa lo ada di sini, seingat gue nama lo nggak ada di list undangan" Abhi jelas tahu sahabatnya sekaligus wanita yang dicintainya Arsinta Maheswari tak mungkin mengundang seorang Kaia, semua orang tahu dua gadis itu tak pernah akur.
"Gue kan nggak perlu undangan untuk masuk ke sini, Cuma perlu gandengan"ujar Kaia sambil melempar senyum mengejek, sepertinya patah hati membuat Abhi lupa reputasi gadis di sebelahnya, Kaia adalah dirinya versi perempuan, jika Abhi adalah penakluk wanita maka Kaia adalah penakluk laki laki, Dan lihatlah, kaia sudah melenggang anggun dengan seorang laki laki yang meletakkan tangannya di pinggang gadis itu, yang Abhi kenal sebagai bagas setiawan salah satu pengusaha sukses di bidang properti.
-
Kaia mengumpat kesal, dia baru memejamkan matanya satu jam lalu dan sekarang ponselnya terus berdering, entah siapa yang malam malam begini mengganggunya, gadis itu mengernyit ketika nama dave terpampang di layar ponselnya, salah satu bertender di club elit ternama.
"iya dave"
"datang ke sini sekarang, teman lo mabuk''Kaia mengerutkan keningnya teman? Seingatnya dia tak pernah punya teman yang merepotkan, teman baginya harus saling menguntungkan, teman satu malam paling tidak.
''Abhirama adnan"
''dia bukan teman gue" Jawab Kaia sengit, dia tidak akan mau berhubungan dengan siapapun yang berkaitan erat dengan Arsinta Maheswari, saling sapa mungkin tapi untuk berteman, jangan harap!
"Gue nggak mau Abhi dapat masah disini, Anggap aja lo lagi balas jasanya, nggak ingat lo kemarin di tolongin sama dia"
"Shit!!'' perkataan terahir dave membuatnya mengingat kejadian kemarin, saat laki laki itu dengan sok pahlawannya menolongnya dari renaird teman kencannya yang mabuk dan berlaku kasar padanya, Abhi bahkan membayar ganti rugi atas keributan yang disebabkan oleh dirinya itu.
"Baiklah gue kesana sekarang" Kaia menggeser selimut dari tubuhnya dan beranjak turun dari tempat tidur, gerakannya yang pasti membangunkan laki laki di sebelahnya.
"mau kemana kai, ini masih jam dua" bagas mengerjapkan matanya dan melihat jam di dinding kamarnya.
"Gue mau pulang dulu" tanpa menoleh gadis itu sibuk mengambil bajunya di lantai dan segera memakainya, memasukan ponsel ke tasnya dan dan mengambil karet gelang mengikat rambutnya asal kemudian segera keluar dari apartemen bagas tanpa memperdulikan teriakan laki laki itu yang ingin mengantarnya.
-
Abhi mengerjapkan matanya, memandang sekeliling, jelas ini bukan kamarnya, mengabaikan sakit kepalanya akibat minuman yang ditenggaknya semalam, laki laki itu akan bangun tetapi mengurungkan niatnya ketika pintu kamar mandi di depannya terbuka, Kaia yang menggunakan kaos kebesaran sedang mengeringkan rambutnya, berjalan santai ke meja riasnya, gadis itu seperti mengabaikan keberadaannya.
"kenapa gue bisa di sini, apa yang terjadi semalam, pakaian gue mana?"jelas Abhi mempertanyakan keadaannya dia masih memakai celana jeainsnya tetapi atasan yang semalam dipakainya entah berada di mana, pertanyaan abhi menghentikan kegiatan Kaia di meja riasnya, gadis itu membalikan badannya, memfokuskan diri pada abhi
"baju lo gue buang kena muntahan dan nggak usah kayak perjaka yang takut diapa apain wakttu mabuk gitu deh, lagian gua nggak nafsu sama cowok mabuk, nggak bisa bikin gue puas"jawaban lugas Kaia justru membuat Abhi tergelak, laki laki itu bangun dari tempat tidurnya. Dia butuh air mineral setidaknya, ketika akan meraih pintu, Kaia justru menarik tangannya.
"tunggu!!"gadis itu berjalan ke arah lemari menarik salah satu kaos yang di yakini nya dapat digunakan Abhi, kemudian mengulurkannya pada laki laki itu.
"Pakai!!"Abhi menerima kaos itu, bersyukur Kaia tidak memberinya kaos berjenis feminim, laki laki itu sudah akan memakainya tetapi mengurungkan niatnya dan memandang gadis di depannya menyelidik
" ini bukan punya teman tidur lo kan?"
"Brengsek! Itu baru! kaos promo film gue, jadi cepat pakai deh"
"lo sensi amat, kenapa? kalau gue nggak pakai atasan gini, lo jadi napsu sama gue ya"ucap Abhi diikuti tawa meledeknya pada Kaia, gadis itu sudah akan membalas ledekan Abhi, tetapi pintu kamarnya mendadak terbuka, menampilkan wajah shok yang membuat Kaia tersenyum tipis pada Abhi " bukan gue yang napsu sama lo tapi dia" dagu Kaia menunjuk orang yang berdiri di depan pintu kamarnya.
-
KAMU SEDANG MEMBACA
The Reason
Romantizm"karena gue bisa menjaga hati gue dan nggak pernah memberikan hati gue pada siapapun, gue nggak sebodoh lo brengsek, satu lagi serius, gue nggak mau jadi tempat sampah buat curhatanmu" Balas Kaia, ini sangat berbeda dengan obrolannya dengan Abhi t...