One (That Blue Eyes)

15 2 0
                                    

Maaf kalau banyak typo yaa

enjoy the story!

---

Seorang wanita muda tengah berjalan tergesa gesa di tengah ramainya aktivitas kota Bandung. Ia mengambil langkah besar, seakan sedang terburu-buru dan dikejar oleh waktu. Matanya terus menatap ke arah halte bus yang akan ia tuju, mencari seseorang disana sambil berharap semoga ia tidak ketinggalan bus lagi hari ini.

"Adena!" Teriak seorang wanita dari arah kejauhan.

Adena yang mendengar suara itu langsung melambaikan tangannya seraya berlari kearah sumber suara.

"Ku kira kau akan meninggalkanku lagi," Katanya sambil mengatur nafasnya yang masih terengah-engah.

Wanita itu tertawa kecil, menampilkan lesung pipinya yang membuatnya terlihat sangat manis.

"Hahaha aku tidak tega melakukan hal itu dua kali," katanya tersenyum.

Adena memutarkan bola matanya.

Yang benar saja, itu sudah kali kedua ia meninggalkan Adena dan pergi duluan ke kampus. Memang sih, Adena bukanlah orang yang tepat waktu. Tapi setidaknya ia berusaha untuk tidak sering terlambat.

Terlebih, semenjak motornya rusak, ia dan temannya itu harus naik bus kota untuk bisa sampai ke kampus. Sementara saja sih, hanya selama motornya sedang rehat di bengkel.

"Bullshit. Kau sudah dua kali meninggalkanku dan memaksaku menaiki bus itu sendirian," Balas Adena sinis.

Wanita bernama Putri itu mulai tertawa terbahak-bahak. Ia memang sering menggoda Adena, melihat ekspresi wajah sahabatnya ketika sedang kesal itu benar-benar membuat Putri gemas.

Adena yang melihat respon sahabatnya itu, mulai mengerutkan dahinya.

"Ditegur bukannya sadar, malah tertawa," Kata Adena ketus.

"Hahaha maaf maaf, habisnya aku ada mata kuliah penting waktu itu. Masa iya aku harus menunggumu yang mungkin masih tidur, dan merelakan kuliahku yang sangat berharga itu?" Jelas Putri.

"Yayaya okay aku mengerti. Tapi apa kau tidak bisa mengangkat telepon atau setidaknya mengirimiku pesan? jadi aku tidak perlu bingung memikirkan kau sudah pergi, atau belum," Muka Adena menatap Putri kesal.

"Baiklah baiklah, lain kali aku akan memberitahumu jika aku terburu-buru."

Tak lama, bus kota pun mulai terlihat mendekat dari arah kejauhan. Adena dan Putri bersiap untuk memasuki Bus itu.

Pintu bus perlahan terbuka, dan para penumpang mulai naik satu persatu. Adena mengikuti langkah Putri dari arah belakang, sambil mencari tempat kosong untuk mereka duduk.

"Disana," kata Putri sambil menunjuk dua kursi kosong di jajaran belakang.

Putri yang melihat seorang pria muda tengah terduduk disana, langsung bergegas untuk mengambil tempat di sebelah jendela.

Adena menatap tajam kearah Putri yang sedang tersenyum. Matanya mengisyaratkan bahwa Adena harus duduk disana.

"Sialan," Umpat Adena dalam hati, mau tak mau ia harus duduk disebelah pria itu.

Putri tahu betul bahwa Adena akan sangat canggung jika harus berdekatan dengan seorang pria. Terlebih pria tampan, dan pria didepannya itu terlihat sangat tampan.

Kau tahu? rahang tegas, mata biru, rambut coklat terang, kulit putih.

Sebenarnya, Adena suka pria seperti itu. Menurutnya mereka terlihat sangat menarik. Mungkin karena ia jarang sekali melihat yang seperti itu di Indonesia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 20, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love SickTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang