[ 1 ] Feeling

50 5 0
                                    


First Day •

Aku mengambil tas yang terletak diatas kasur dan menyampirkan nya diatas bahu,lalu turun ke bawah untuk nikmati sarapan bersama keluarga. Disana sudah ada mama,papa dan Vano

"Udah siap?" Tanya Papa

Aku mengangguk dan mulai memakan sarapan milikku

"Etcie adek gua udah sma" ejek Vano dan kembali memakan sarapannya, aku hanya memutar bola mata malas

"Pa yuk anterin,nanti telat nih" ucapku setelah selesai memakan sarapan yang di buat oleh mama

"Ayo,yaudah ya ma, papa berangkat dulu." Papa beranjak dari meja makan dan memeluk mama sekilas

"Papa gak meluk aku?" Tanya Vano dan merentangkan tangannya untuk dipeluk

Papa bergedik ngeri,"gak usah makasih van" lalu beranjak menuju keluar rumah, aku menahan tawa saat melihat muka Vano yang kesal karena jawaban papa,"sini peluk gue aja" aku langsung memeluknya sekilas

"Alhamdulillah Vano bisa dapat pelukan pagi walaupun dari adek yang agak gak waras ini ga papa deh" ucap Vano pada dirinya sendiri,mendengar itu aku memukul lengannya membuat ia meringis kesakitan

"Sudah sudah kalian kenapa jadi berantem sih?" Kata Mama

"Dia yang mulai" ucap kita berbarengan dan mama hanya geleng geleng kepala melihat tingkah kedua anaknya ini

"Tavi,udah ah kamu berangkat sekolah sana. Nanti terlambat" ucap mama,lalu aku menyalami tangannya
"Duluan ya ma,bang. Love you mama,abang enggak" ucapku lalu berlari kecil menemui papa yang sudah siap untuk mengantarku

Hari ini adalah hari pertama aku untuk menginjakkan kaki di sekolah yang baru dan aku juga akan bertemu dengan teman baru. Kini aku akan memulai setiap hariku disekolah ini tanpa sahabat baikku di SMP karena ia mengikuti orang tuanya pindah keLondon

• § § •

Sesampainya di pintu gerbang aku berpamitan dengan papa dan langsung menuju ke lapangan untuk upacara penyambutan siswa baru

Upacara berlangsung lama,keringat terus bercucuran di pelipis wajahku, aku sudah tidak dapat mendengar jelas apa yang dikatakan oleh kepala sekolah karena keadaan sangat panas dan tidak memungkinkan untuk aku terus berdiri tegak dan memperhatikan apa yang disampaikan oleh kepala sekolah di atas mimbar sekolah itu

"Yaelah,cepet napa pak,bapak sih enak adem disana, lah kita panas panas gini" gumamku seakan merutuki kepala sekolah yang tak kunjung selesai dengan pidatonya yang aku tidak tau apa yang ia sampaikan,dan yang terakhir kali aku dengan adalah ia berkata saya ucapkan selamat datang untuk siswa baru kelas 10

Terdengar hiruk piruk tepuk tangan serta beberapa sorakan bahagia dari siswa disekolah ini karena kepala sekolah itu telah selesai berpidato. Tentu saja yang bertepuk tangan dan bersorak yang paling keras itu tidak mendengarkan apa yang disampaikan kepala sekolah dan mereka juga ingin kepala sekolah itu cepat menyelesaikan pidato panjang lebarnya sama seperti aku menginginkan hal itu.

Setelah upacara benar benar selesai,aku mengikuti arah jalan siswa lainnya yang sebenarnya aku juga tidak tau mau kemana

Namun terdengar satu suara yang membuatku kembali menghela nafas

"Untuk anak kelas 10,kalian diharapkan untuk tetap dilapangan"

Semua anak kelas 10 dikumpulkan disini karena akan di laksanakan pembagian kelas untuk kegiatan MOS

"Kelas 10B atau Mipa2"

Guru itu terus membacakan nama-nama siswa yang akan berada di kelas sementara itu untuk seminggu ke depan

"Taviana Merrelisa"

Mendengar namaku dipanggil,aku membenarkan posisi tas,langsung beranjak dari barisan dan masuk ke kelas yang sudah ditentukan

Setelah semuanya masuk, Tak lama ada seorang pria yang memasuki kelas kita. Tampaknya dia itu anak OSIS

"Nama gue Diego Prasetya. Kalian bisa panggil gue Diego. Gue kelas 11 mipa4, dan gue bakal jadi penanggung jawab kelas ini untuk seminggu kedepan,gue mohon kerja sama dari kalian semua" ucap laki laki yang bernama Diego itu sambil memandangi seisi kelas

Karena hari ini baru pertama kali masuk,jadi sekarang diadakan sesi tanya jawab antara siswa dengan penanggung jawab kelas masing-masing untuk mengenalnya lebih dekat.

Tapi tidak semua melakukan hal itu,pasalnya para pria sibuk berkenalan satu sama lain dan saling melontarkan lelucon hingga tawanya menggema di kelas, tapi berbeda dengan para wanita,mereka sibuk bertanya-tanya tentang kepribadian Diego

Putih.ganteng.tinggi.manis.pintar.mudah bergaul. itulah kata yang mendeskripsikan tentang Diego,wajar saja jika anak perempuan disini heboh sendiri dengan pertanyaan mereka untuk Diego,bahkan aku sempat mendengar ada yang bertanya Kak udah punya pacar belum?
Aku melirik mereka heran karena terlalu terpesona dengan Diego padahal belum tentu Diego terpesona dengan mereka.

Aku hanya duduk diam dibangku ini sendiri dan tidak ikutan melontarkan pertanyaan untuk Diego itu karena tidak ada hal yang perlu aku tanyakan tentang pria itu

Aku menopang kepala dengan kedua tanganku sambil melamun.

"Lo gak papa? Kok gue liatin lo diem aja?" Suara itu mengagetkan ku dan membuyarkan lamunanku. Aku menoleh kearahnya,rupanya Diego telah berada dihadapanku entah kapan ke sini aku juga tidak tau

"Eh iya gak papa kok kak" ucapku dengan sopan karena aku tidak ingin dicap sebagai junior yang tidak baik dengan senior

"Nama lo siapa?" Tanyanya

"Taviana,panggil Tavi aja" ucapku

"Oke Tavi,jangan ngelamun lagi ya" ucapnya lalu kembali ke alamnya didepan sana

Aku melihat sekeliling,tampak beberapa anak perempuan menatapku dengan tatapan yang tidak suka

Aku tidak suka ditatap seperti itu oleh mereka,lebih baik aku mengalihkan pandangan ke lain saja.

Pandanganku tepat kearah Diego,ia tersenyum dan mau tidak mau aku harus membalas senyumannya itu.

Hello masa SMA,yang dimana katanya tidak akan bisa dilupakan. Semoga saja ini benar dan aku bisa mendapat pengalaman yang baik untuk tidak dilupakan dalam hidupku

FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang