[ 6 ] Feeling

8 1 0
                                    


Anak Ayam •

Aku menghadap ke kaca sambil menyisir rambut hitam milikku,lalu mengambil tas dan memasukkan handphone kedalam tas

Setelah semuanya selesai,aku berjalan menuruni tangga

"Bangg!! Temenin gue yok"

"Mager gue" Vano tiduran diatas sofa sambil menonton tv

"Gue mau beli anak ayam lo nih,yakin gak mau ikut?"

Vano langsung berdiri tegak

"5menit lagi otw!"

Ia langsung berlari menuju kamarnya.

Denger anak ayam aja lo semangat bang wkwk

Aku berjalan menuju pintu rumah dan disana terdapat kucing anggora milik Vano dan itu juga merupakan salah satu peliharaannya yang sangat ia sayangi

Aku mengelus bulu putih bersih milik kucing itu, Vano selalu merawat peliharaanya dengan penuh perhatian. Lihat saja kucing manis ini,terlihat sangat terawat

"Dah yok pergi" suara itu datang dengan tiba-tiba dan ia langsung menarik tanganku menuju mobil

"Pelan-pelan bang!" Aku melepaskan tarikan tangannya dan berhenti sejenak

Ia menatapku

"Oh iya tuh masukin Mili ke dalam rumah,jangan biarkan dia main diluar nanti kotor"

Aku berjalan kearah kucing itu dan memasukkannya ke dalam rumah,sebelum kembali menemui Vano aku berteriak kepadanya

"Bang,gue izin ke mama dulu"

Aku langsung menemui mama dan meminta izin,setelah diberikan izin olehnya aku langsung berlari menemui Vano

"Pasar anggrek ya bang"

"Siap cupang"

aku memutar mata malas mendengar jawabannya itu,masih saja aku dikatakan cupang olehnya

"Eh dek,gue mau tanya deh" ucapnya namun tetap fokus pada jalan

"Tanya aja" aku memainkan hp dengan membuka aplikasi instagram

"Lo tadi pagi kenapa nganga gitu di pundak gue?"

Aku memandanginya heran. Ternyata ia tidak tau aku ingin menggigit pundaknya lagi

"Gue mau gigit lo" jawabku santai

"Ha?!? Ngapain lo mau gigit gigit gue lagi?perasaan lo dikasi makan deh sama mama,gue juga dikasi makan tapi ngapain lo pengen makan gue?dasar kanibal lo" Vano menoleh kearahku dengan tatapan heran,kebetulan sedang lampu merah jadi tidak akan menimbulkan kecelakaan yang bisa saja berujung maut

"Gue pengen minta cemilan lo,tapi lo gak kasi makanya gue pengen gigit lo biar lo ngasi gue" jelasku padanya tentang mengapa aku ingin menggigitnya lagi tadi

"Kenapa gue punya adek serigala galak ya?"

"Gue bukan serigala!"

"lo mau jadi peliharaan gue ya?mumpung gue belum punya serigala nih,mayan kan gue dapet serigala muka cupang HAHAHAH"

"Hina terus sampe mampus" aku langsung memusatkan perhatianku pada hp saja

• § § •

Sekarang kita sudah sampai dipasar Anggrek,aku berjalan kearah tempat menjual anak ayam itu,namun aku tidak menemukannya. Padahal aku yakin sekali letakknya disini

"Eh kok ga ada ya?perasaan disini deh" tanyaku lebih tepatnya pada diri sendiri

"Dek mana nih?kok ga ada?" Vano celinga celinguk mencari penjual anak ayam itu

"Gue juga ga tau,perasaan disini deh"

"Jangan pake perasaan dek,yang bener dong"

"Eh apaan sih" aku berjalan ke sebelah dan mendapati seorang ibu sedang menjual sayuran,aku berniat untuk bertanya padanya tentang penjual anak ayam itu

"Em bu,liat yang jual anak ayam disini gak?"

"Oh penjual itu? dia teh pindah ke sana nak,didekat penjual jangrik disana tuh" ucap ibu itu sambil menunjuk kearah sana

Arah mataku mengarah kearah tunjukan tangan ibu itu dan benar saja,disana ada penjual yang sama dengan penjual yang waktu itu

"Oh iya makasih ya bu"

"Iya sama sama nak"

Aku berjalan kearah Vano dan segera menarikknya ke penjual itu

Mata Vano berbinar saat melihat begitu banyak anak ayam berwarna disana

"Dek beliin cepett!!" Bisiknya padaku

"Iya iya"

Aku memilih anak ayam itu dan segera membayarnya

Lalu kita pulang kerumah, Vano masuk kerumah sambil memegangi kesepuluh anak ayamnya itu

"Yang kuning Popo,yang putih Musi,yang oren Gege,yang biru Dodo,yang pink Tata,yang ungu Pupu,yang ---" aku tidak mendengarkan lagi Vano memberikan nama kepada anak ayam itu karena aku langsung menuju kekamar dan mengganti baju santai

Aku teringat satu hal.

Abang ada janji sama gue!gue harus tagih nih!

Aku langsung berlari menuju kamar Vano dan mengetuk pintunya dengan keras

"Bangg!!? Bukain pintu woi"

Pintu kamar milik Vano terbuka

"Apaan sih lo dek,berisik aja"

Aku masuk kekamarnya dan melihat ada kesepuluh anak ayam yang baru saja aku beli itu berada dikamarnya

"Abanggg!!! Jangan taroh disini ayamnya,nanti kamar lo bau!" Aku berteriak marah padanya

"Jangan teriak,gue kan cuma mau main sama anak ayam gue" ucapnya dengan nada sedih

"Gak boleh dikamar abang sayanggg,gue aduin ke mama nih ya kalo lo gak simpen nih ayam lo dikandang"

"Dasar pengadu.ck"

Vano mengambil semua anak ayam miliknya dan segera membawanya turun untuk dimasukkan ke dalam kandang

FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang