Navy Blue

323 21 7
                                    

Annyeong~~

Mint here 🖑

Mint mau ngepost ff oneshoot karya Mint nih. Maklumin aja kalo cerita agak retjeh ato bikin boring, ini hasil kegalauan Mint yang suasana hatinya lagi mellow *apaansih 😂

Ff ini keseluruhan dari sudut pandangnya si tokoh utama cewek ya.

Okhay, langsung aja deh.
Happy reading armydeul 😀😀😀

🐱🐱🐱

Cuaca malam ini begitu menusuk tulang. Suhu menjelang musim dingin memang tidak main-main. Kurapatkan mantel hitamku yang sedikit melindungiku dari udara dingin.

Sial, aku tak membawa syal kesayanganku.

Syal navy blue yang sudah menemaniku melewati satu musim gugur dan dua musim dingin. Bahkan warnanya yang dulu sekelam langit malam pun berubah dan memudar menjadi biru tua.

Dapat kurasakan hidungku yang mulai gatal, pertanda ingin bersin. Langsung saja kujepit hidungku dengan jari telunjuk dan ibu jari tangan kananku untuk meredam bersin. Itu kebiasaanku yang selalu ditertawakan oleh si pemberi syal navy blue. Seseorang yang istimewa, yang beranjak pergi tepat dua musim gugur yang lalu.

Ia memberikan syal ini dan berkata padaku untuk jangan sakit, jangan suka keluar malam, jangan suka makan es krim saat cuaca dingin, jangan lupa agar setiap pagi melihat prakiraan cuaca agar aku tidak lupa membawa payung bila hujan diprediksi menyambangi bumi, dan 'jangan' yang lainnya.

Bagaimana bisa ia pergi tepat setelah memberikan benda ini padaku?

Aku mengambil ponsel di saku mantelku dan melihat satu panggilan tak terjawab.

Park Jimin.

Ada apa dia meneleponku?

Ah, biarkan saja. Toh nanti kami juga akan bertemu di rumah, ah bukan. Apartemen.

Apartemen kami berdua tepatnya.

Aku segera melangkahkan kakiku untuk mampir ke coffee shop langgananku. Sepulang bekerja, apalagi bila lembur seperti hari ini, aku pasti akan menyempatkan diri untuk membeli segelas americano kesukaanku. Bahkan pramusaji di coffee shop pun sudah paham betul apa yang akan kupesan.

"Ini americano pesanan nona. Selamat menikmati," kata pramusaji sambil tersenyum padaku.

"Terima kasih," kataku sambil balas tersenyum.

Tanganku yang serasa beku langsung melingkupi cup Americano yang hangat. Haah, nyaman sekali.

Sesekali aku mengedarkan pandangan ke sekeliling coffee shop yang besar ini, bahkan seharusnya mereka menyebut tempat ini café, bukan coffee shop.

Sepertinya sebagian penduduk Seoul sedang ingin minum kopi, karena bangku-bangku yang biasanya hanya terisi separuh kini penuh dengan muda-mudi yang sedang tertawa dan berkumpul bersama.

Aku mengeluarkan ponselku dan mengirim pesan pada Jimin.

"Oppa, aku akan pulang terlambat. Tidak usah menungguku. Saranghae <3"

"Pasti kau sedang menyendiri di coffee shop Hoseok Hyung kan? Baiklah. Jangan pulang terlalu larut. Saranghae :*"

Aku tersenyum. Namja bermata indah itu memang selalu menyayangiku; dan perlu kalian ketahui, aku juga sangat menyayanginya. Sangat.

Tiba-tiba, terdengar sorakan dari beberapa pelanggan di depanku. Memangnya hari ini ada jadwal life performance? Ini hari Rabu, dan biasanya life performance hanya diadakan saat weekend saja.

Bangtan Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang