1. Tahun Ajaran Baru

102 6 3
                                    


Bel tanda masuk kelas berbunyi seperti biasanya, entah kenapa hari ini terasa lebih keras dari biasanya. Mungkin karena udah 2 bulan gak masuk sekolah, yaitu 2 bulan liburan kenaikan kelas. Bagi Mia, sekolah itu tempat yang bisa dibilang menyenangkan, karena dia bisa bertemu dengan temen-temen nge-gosipnya. Tapi ada satu orang yang selalu membuat-nya jadi malas datang ke sekolah, walaupun sebenarnya Mia kangen banget sama orang itu.

Mia masuk ke kelas 9F, dimana kelas itu adanya di paling akhir atau ujung koridor, alias tempat yang paling jauh buat pergi kemana-mana. Sekarang pukul 07.00, seperti biasanya hari pertama masuk sekolah, murid-murid semua turun ke lapangan buat melaksanakan upacara tahun ajaran baru 2016/17. Selagi upacara rasanya kaki mau patah udah lama jadi gak terbiasa lagi dengan upacara. Di saat pidato oleh kepala sekolah dimulai, yaitu letaknya di tengah-tengah upacara. Dikasih tahu bahwa wali kelas kelas 9F adalah Ibu Wita. Dengan senang Mia dan teman-temannya kegirangan karena mereka dapat wali kelas yang sangat baik. Selesai upacara, semua siswa/i kembali ke kelas masing-masing untuk berkumpul dengan wali kelas dan teman-teman sekelas.

Hari ini hari pertama, tidak ada pelajaran kita juga duduknya dibebaskan. Pastinya Mia dan teman-temannya memilih untuk duduk berdekatan. Mia berteman dekat dengan 3 orang bernama Violet yang dipanggil Vio, Rylie, dan Briana yang panggilannya Brie. Tempat duduk di kelas berformasikan 2-2. Maya duduk dengan Rylie di barisan ketiga dari depan dan kedua dari kiri, dimana meja guru terletak di depan kelas bagian kiri dilihat dari posisi murid duduk. Vio dan Brie mengikuti mereka dengan duduk berdua tepat didepannya. Hari ini, sama seperti hari pertama masuk sekolah pada umumnya, merupakan waktu pemilihan pengurus kelas. Dimulai dengan pemilihan bendahara, 2 teman lain dikelas dipilih untuk dijadikan bendahara karena tahun sebelumnya mereka terpercaya dalam menyimpan uang juga menagih uang. Setelah pemilihan bendahara, pemilihan sekretaris dimulai. Bagi yang berminat disuruh untuk angkat tangan oleh Ibu Wita. Mia-pun langsung mengangkat tangannya. Mia telah 4 tahun berturut-turut menjadi sekretaris kelas, mulai dari kelas 5SD, karena suka menulis dengan tulisan tangan yang rapih, juga bisa dibilang bahwa Mia cukup rajin maka ia berani menyalonkan dirinya. Mia terpilih dengan Keiko teman kelasnya untuk membagi tugas menjadi sekretaris.

Pemilihan ketua kelas dan wakil ketua kelas pun dimulai. Ketua kelas dan wakil ketua kelas bisa dibilang pemilihan yang paling penting dari yang semuanya, atau bisa jadi sebaliknya. Dimulai dengan murid-murid menunjuk dan mencalonkan murid yang memiliki jiwa kepemimpinan, bukan itu sih sebenarnya, yang biasanya dicalonkan itu anak yang pinter atau 'famous'. 4 orang pun dikandidatkan yaitu, Rylie, Matthew, Hizkia, dan Darrel. Mendengar salah satu nama dari 4 kandidat itu, Mia langsung terlihat malu-malu dan salah tingkah. Teman-temannya semua mengejeknya dan muka Mia memperlihatkan warna yang mulai memerah. Setelah beberapa kali voting untuk melakukan eliminasi kandidat, terpilihlah ketua kelas Matthew dan wakil ketua kelas Darrel. Tanpa Mia sadari ia sedang senyum-senyum sendiri. Pemilihan piket dan penugasan murid lainnya berlanjut hingga tak terasa sudah jam 09.30, bel istirahat pun berbunyi.

Seperti biasa untuk istirahat, Mia dan 'geng'-nyaa pergi untuk jajan di kantin. Mereka masing-masing membeli makanan yang bisa dibawa dengan mudah dan langsung cepat-cepat menuju ke lapangan basket untuk menonton cowo-cowo anak basket yang waktu istirahatnya selalu dipake untuk main basket. Pasti dan selalu banyak anak cewe lain juga yang nongkrong di sana. Ada yang pacarnya memang disana, ada juga yang hanya demi ngeliatin doinya main basket. Salah satunya yaitu Mia.

Setelah istirahat selesai, semua murid masuk kembali ke kelas untuk bersih-bersih kelas sesuai jadwal piket yang baru dan mendengarkan pengumuman dari Ibu Wita untuk menyiapkan sekolah esok harinya. Hari ini pulang sekolah pukul 11.00, lebih pagi dari jam pulang hari biasanya yaitu jam 13.35. Karena pulang pagi seperti ini, Mia dan Rylie langsung menuju lapangan basket. Mereka menghabiskan waktu bermain basket sebelum dijemput untuk pulang.

"Terimakasih, bu" dengan nada yang ditentukan, teriak anak-anak sebelum kelas bubar. Mia dan Rylie langsung lari ke lapangan untuk main dan bisa dibilang sekalian latihan basket. Tak lama setelah mereka latihan, cowo-cowo yang tadi main basket saat istirahat, datang lagi untuk bermain basket juga. Mereka membagi lapangan baskey menjadi 2 bagian. Di mana sisi kanan tempat cewe bermain dan sisi kiri tempat cowo bermain. 5 menit berlalu semenjak anak cowo-cowo itu datang. Mia pun mulai salah fokus yang seharusnya fokus latihan bersama Rylie, Mia malah fokus ngeliatin cowo-cowo yang lagi main. Hanya satu cowo yang benar-benar dilihat oleh Mia sebenarnya.

Mia udah suka basket semenjak Ia pertama kali memegang bola basket di umur 7. Semenjak itu, Mia berlatih dengan kakak laki-lakinya yang bermama Mike. Mia belajar banyak mulai dari dribble bola, untuk shoot, dll dari kakaknya yang merupakan tim kapten basket saat masih duduk di SMA. Walaupun sekarang Mia tidak tinggal bersama lagi dengan kakaknya karena perbedaan umur yang cukup jauh, membuat kakaknya sudah kuliah dan letak kuliahnya di lain kota. Mia mengingat semua ajaran kakaknya tersebut. Dengan mengetahui dasar basket, Mia rajin berlatih dengan teman-temannya yang suka basket juga, karena ia baru saja diterima di tim inti basket perempuan di sekolahnya.

Walaupun bisa main dan suka basket, Mia gak tahu awalnya kalo sebenernya basket itu keren banget. Awalnya dia pikir semua orang juga dengan mudah bisa melakukannya, gampang, dan gak keren-keren amat dengan bisa main basket. Sampai akhirnya, dia melihat cowo yang menurut dia sangat keren, jago banget main basketnya. Cowo itu sering banget latihan di lapangan sekolah, yang membuat Mia lama-lama suka terhadap cowo itu dan menganggap bahwa basket itu keren. Dia terlihat sangat happy dan enjoy ketika bermain basket. Cowo itu juga tidak pernah melupakan yang namanya latihan walaupun dia sudah lebih baik dari sebagian besar teman-temannya. Hal tersebut juga memotivasi Mia untuk menjadi pemain basket sekolah yang jago, memotivasi Mia untuk berlatih lebih lagi agar benar-benar menjadi pemain tim basket perempuan yang unggul dan tidak dilupkan, untuk mendapat perhatian si cowo itu.

Cowo itu bernama Darrel.

Haruskah ini Terjadi?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang