2 화

901 64 16
                                    

Prove It - 2 화

School & House; two different places with different people and problem.

-




Musim Dingin, 2016
Ruang Klub Paduan Suara
SMA Seoyong

Suasana ruang klub seketika menjadi dingin dan mencekam. Tidak ada yang membalas perkataan Nayeon.

"Ah, sudah kan? Aku mau pergi sekarang," ucap Nayeon tiba-tiba.

"Eonni."

"YAK, WAE?" teriak Nayeon sungguh kesal. Sekarang yang menahannya adalah Myoui Mina.

Gadis itu membalas menatapnya lekat lalu berseru, "Kita semua sudah mengajukan surat pengunduran diri," serunya lantang sambil melemparkan delapan lembar kertas di hadapan Nayeon.

"Lalu?" tanya Nayeon dengan nada menantangnya. Ia berkacak pinggang sejenak ketika menyerukan pertanyaannya itu sebelum kembali menyimpan kedua tangannya di dalam saku jaketnya. Myoui Mina balas meliriknya mengejek. Oh, jadi pikiran si ranking 2 itu sependek ini?

"Ada apa dengan lirikanmu itu, Myoui?" tanya Nayeon yang menyadari lirikan Mina sambil melempar senyum mengejek ke arah Mina, lalu angota-anggota yang lain. Ia menghela nafasnya kesal lalu beteriak, "Yak, kalian pikir dengan keluarnya kalian sudah cukup untuk membuatku tunduk pada permainan gila kalian itu, eoh? Aku sudah tahu semuanya. Se-mu-a-nya. Hei, Mina, kau pasti akan mengancamku dengan tidak dapat memenangkan kompetisi karena tidak memiliki anggota, kan? Heol, sebaiknya kalian harus berpikir dua kali, ani, tiga atau empat kali, menyadari betapa BODOH-nya kalian itu," teriak Nayeon dengan penekanan yang sangat kuat pada kata 'bodoh'.

"Ya, Eonni, kau pikir kau sudah cukup pintar untuk memberi predikat kami bodoh, eoh? Ya, daripada kami, sebaikanya KAU yang harus berpikir lagi!" teriak Chaeyoung membalas perkataan Nayeon dengan wajahnya yang sudah sangat merah menahan amarahnya.

Son Chaeyoung. Gadis itu selama ini tidak banyak meninggikan suaranya karena ia sangat tahu diri dengan bakat menyanyinya yang rendah. Teriakannya ini membuat Nayeon sangat terkejut. Jangankan Nayeon, bahkan anggota yang lain pun juga. Tzuyu, gadis itu sangat dekat dengan Chaeyoung, dan wajahnya begitu memancar aura keterkejutan.

"Chaeyoung-ah, bagaimana bisa kau mengecapku belum cukup pintar untuk berkata bahwa kalian bodoh, eoh? Bahkan dalam ujian kemarin kau belum bisa mengalahkan diriku kan? Bagaimana bisa kau mengingkari janjimu sendiri? Cih, dasar munafik," balah Nayeon dengan nada mengejeknya.

"Ya, Im Nayeon. Siapa yang katamu munafik, eoh? Diriku atau dirimu? Kau berkata seperti itu padahal dirimu sendiri juga mengingkari janjimu untuk mengalahkan Park Jinyoung, kan?" balah Chaeyoung tidak mau kalah.

"YAK, SON CHAEYOUNG! KAU BERANI SEKALI EOH? DASAR KAU ANAK HARAM! KAU PIKIR KAU SIAPA DAPAT MENGEMBALIKAN KATA-KATAKU SEPERTI ITU HAH?" teriak Nayeon marah. Lagi-lagi Park Jinyoung menjadi kelemahannya. Ia selalu direndahkan karena nilainya yang tidak dapat melampaui Jinyoung. Park Jinyoung, Park Jinyoung, Park Jinyoung. Sialan sekali pemilik nama itu, padahal dirinya tidak mengenal sama sekali siapa Park Jinyoung. Ralat, ia hanya mengenali nama, rupa, dan identitas mendasar lainnya.

Brak!

"Chaeyoung!" teriak Jihyo yang pertama kali menyadari bahwa Chaeyoung sudah terjatuh di dalam tangisannya, ralat mungkin ia sudah pingsan sekarang. Chaeyoung, dia tidak pernah mendapat ejekan dari siapapun karena identitas orangtuanya. Dan sekarang yang ia dapat adalah bukan hanya ejekan lagi, namun hinaan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 25, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Prove ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang