Pain (1)

410 51 5
                                    

Jeju, 9 Juli 2017

"Kenapa kau pulang, kakak?"

Seorang anak laki-laki kisaran usia 6 tahun sedang berdiri di hadapan Haechan. Anak itu adalah salah satu dari adik-adik Haechan. Haechan yang sedang mengeluarkan baju-baju miliknya dari koper refleks menutup mulut adiknya itu dengan satu tangan.

"Diamlah, jangan beritahu Ibu dulu." Gumam Haechan. Adiknya itu langsung menuruti perkataan Haechan dan bergegas ke ranjang untuk merapihkan seprai dan selimut.

Saat itu masih pukul 4 pagi, Haechan sengaja datang sepagi itu agar tidak diketahui oleh kedua orangtuanya. Haechan segera bertukar pesan dengan adiknya yang paling besar dan meminta adiknya itu membukakan pintu ketika Haechan sudah sampai dirumah. Untungnya setelah diimingi dibelikan gadget terbaru, adiknya itu langsung menuruti dan sigap membukakan pintu sesuai dengan apa yang Haechan ekspetasikan. Haechan sendiri sangat takut jika orangtuanya mengetahui alasan ia pulang kampung disaat jadwal manggung NCT sedang sibuk-sibuknya dan menyelinap masuk ke rumah sendiri seperti seorang perampok. Alasan Haechan pulang hanya satu, bertemu Taemi. Orangtua Haechan sebenarnya merestui hubungan diantara Haechan dengan Taemi, namun mereka lebih memilih karir Haechan yang kini sudah semakin menanjak kepopulerannya. Akhirnya mereka melarang Haechan untuk bertemu Taemi jika itu menganggu aktifitasnya sebagai seorang artis.

"Memangnya ada apa dengan kak Taemi?" Bisik adiknya kepada Haechan yang sedang berusaha tidur disampingnya.

"Kakak iparmu itu sedang sakit keras, hm." Haechan balas berbisik, ia terlalu lelah untuk menjelaskan apa yang telah terjadi pada Taemi dan akhirnya tertidur pulas bersama adiknya yang sibuk bermain PS Vita terbaru yang dibelikan Haechan.

..

"Kak, hari ini Ibu akan pergi ke rumah paman selama sepekan, dan Ayah sudah berangkat wisata bersama kantor ke Paju. Kakak sekarang sudah bebas." Ujar adiknya yang tertua, setelah anak itu menutup rapat pintu kamarnya. Haechan, yang sedang asyik bermain ponsel diatas ranjang langsung menatap adiknya dengan berbinar-binar.

Dewi Fortuna berada di pihakku!

Dengan berbekal masker dan topi hitam, Haechan pun nekat pergi ke rumah Taemi. Walau ia mengetahui resiko apa yang akan ia dapatkan ketika sampai disana, bahwa ia yakin Taemi pasti tidak akan memaafkan Haechan yang tidak ada kabar selama 4 bulan lamanya. Haechan sendiri memang benar-benar sibuk, bermain SNS pun tidak bisa. Ditambah dengan aktifitas sekolahnya yang semakin dipadati tugas-tugas. Itu membuatnya penat dan muak. Ia membutuhkan Taemi, hanya Taemi lah dimana ia bisa melepaskan semua beban berat yang ia pikul. Ia rindu gadis itu.

Kemudian ia melihat email kiriman Taemi saat ia berulang tahun bulan lalu. Video itu sama seperti apa yang Taemi kirim pada tahun 2016. Padahal Taemi pasti akan mengirimkan video baru dengan kondisinya yang baru. Haechan merasa kalau kondisi Taemi semakin memburuk.

Haechan menarik nafas dalam-dalam ketika ia sudah sampai di depan rumah Taemi. Ia berharap semoga Taemi kini sedang asyik memandangi langit dikamarnya, atau memandangi lukisan-lukisan yang menghiasi ruang tengah rumahnya. Semoga Taemi dalam kondisi yang baik-baik saja. Semoga ia bisa melihat senyuman Taemi yang sangat ia rindukan selama 4 bulan itu. Semoga Taemi tidak membencinya dan kecewa kepadanya.

Dan semoga, Taemi masih mencintaiku.

"Selamat siang." Sapa Haechan setelah membuka pintu rumah Taemi. Rumah itu tampak kosong dan terlihat tidak berpenghuni. Haechan baru ingat, jika ibu Taemi adalah rekan kerja dari ayahnya sendiri. Otomatis, ibu Taemi akan ikut pergi berdarmawisata ke Paju. Ayah Taemi selalu sibuk melaut dari pagi subuh hingga tengah malam, sehingga beliau sangat jarang berada di rumahnya sendiri.

Koev Halev [HAECHAN] (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang