Pain (2)

423 53 5
                                    

Jeju, 9 Juli 2017

Saat itu, langit malam di Jeju sedang mendung. Awan-awan seputih kapas kini telah terganti menjadi awan-awan kelabu yang kelam. Mereka menutupi hampir seluruh permukaan langit, hingga tidak ada kerlipan bintang yang diizinkan untuk memperindah langit malam ini.

Semendung hati Haechan, anak laki-laki itu sedang asyik berdiri didepan rumah Taemi. Sudah beberapa jam lamanya ia menunggu ditempat itu. Sebelah tangannya memainkan dua cincin berwarna perak mengkilat sementara tatapannya terus tertuju pada pintu rumah Taemi. Ekspresinya gusar, ia mau mencegat laki-laki yang tadi ia pergoki sedang bermesraan dengan Taemi. Kalau bisa, ia ingin sekali memberikan bogem mentah ke wajah laki-laki itu. Apakah laki-laki itu bodoh? Jelas-jelas Taemi sudah ada yang punya.

Atau, Taeminya sendiri yang memilih laki-laki itu? Masa bodoh, pokoknya emosi Haechan harus benar-benar ia luapkan ke laki-laki itu.

Beberapa menit kemudian, laki-laki itu benar-benar keluar dari rumah Taemi untuk membuang sampah dan mengambil beberapa belanjaan dari motor miliknya. Laki-laki itu awalnya tidak menyadari kehadiran Haechan, namun saat ia sudah mengambil belanjaan dan hendak kembali ke dalam rumah Taemi, laki-laki itu menatap Haechan.

Laki-laki itu memamerkan senyuman serta lesung pipi khasnya lalu menundukkan kepalanya. Haechan sendiri hanya mendengus benci.

"Apa kau Lee Donghyuk atau Haechan, member dari grup NCT?" Tanya Renjun sopan.

"Ya, siapa kau?" Tanya Haechan balik.

"Aku Han Renjun, salam kenal. Taemi dan ibunya sudah menceritakan semua tentangmu kepadaku." Jawab Renjun, senyumnya melebar.

"Kau siapanya Taemi, hah?" Tanya Haechan lagi, nadanya meninggi.

"Aku? pacarnya." Jawab Renjun tegas.

Tiba-tiba, tangan Haechan sudah merenggut kerah kemeja Renjun dan menariknya. Tubuh mereka kini sudah berjarak kurang dari 10 sentimeter. Kedua mata mereka beradu tajam selama hampir beberapa detik. Renjun akhirnya melepaskan genggaman tangan Haechan dari kerah kemejanya secara paksa.

"Kau membuat bajuku lecek haha kau harus menyetrikanya." Canda Renjun sembari tertawa.

"Mau melawak, Tuan Han Renjun?" Balas Haechan.

Tawa Renjun terhenti, ekspresi jenakanya langsung hilang.
"Lalu mau apa kau kemari, tuan Haechan Lee yang terhormat?"

"Aku mau bertemu Taemi karena aku adalah pacarnya." Sahut Haechan semakin tersulut emosi.

"Masih mengakui kau pacar Taemi? Aku kira kau sudah membuang gadis itu. Sebenarnya kau tidak pantas untuk menjadi pacar gadis itu. Kau hanya membuatnya semakin menderita dengan semua omong kosongmu itu!" Balas Renjun tak mau kalah. Akhirnya, kepalan tangan Haechan mendarat kencang di pipi Renjun. Tonjokkan Haechan membuat tubuh Renjun mundur beberapa langkah. Anak itu terdiam.

"JANGAN DATANG LAGI DAN JANGAN GANGGU TAEMI LAGI!!" Teriak Haechan. Emosinya benar-benar sudah tidak bisa ia bendung lagi. Emosinya yang telah membuat dirinya memukul laki-laki yang bernama Renjun itu.

Kemudian Haechan menyadari pintu rumah Taemi sudah terbuka saat ia dan Renjun bertengkar, dan ia melihat Taemi ada di ambang pintu, menatap mereka dengan airmata yang terus mengalir di pipinya.

Koev Halev [HAECHAN] (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang