Renungku

41 9 2
                                    

Hei! kau tahu?
Aku selalu menatap langit di malam hari.
Mengapa mereka terlalu menyimpan banyak kenangan?
Diantaranya melukiskan gurat wajahmu.

Diam.
Namun kau menatapku.
Tak bisakah kau berhenti melakukan itu?
Bukankah kau yang menginginkanku tuk melupakanmu?

Kenapa?
Setiap waktu kau mengiris jantungku.
kenapa kau tak biarkan aku berlalu dengan damai?
Secepat itu senyummu menghapus lukaku.
Memalukan.
Memilukan.
Patah hati selalu membuat pandangan cinta itu salah.

Lelah aku meminta penjelasan darimu.
Tak pernah kau balas sepucuk sapaan dari hatiku.
Kau mengacuhkanku.
Aku terlihat, aku di depan matamu.
Tapi kau menganggapku udara.
Tak tampak olehmu.

Sungguh hanya alasanmu yang hingga kini ku nanti.

apa kau tau?
Aku selalu menulikan indraku tatkala orang berbicara tentangmu.
Aku mencoba percaya padamu.
Ku teguhkan hatiku padamu.
Dan aku takkan mudah terpengaruh ombak lautan caci maki.
Karena kutelah tancapkan tonggak baja yang kuat saat aku memilihmu.

Namun tak kinjung ku temukan jawab darimu.
Mengapa kau jauh?
Mengapa kau menghilang dari jangkauanku.
Padahal, sangat mudah bagimu menemukanku di tempat yang sama.
Apa kau tlah lupa jalanmu pulang?

Ironisnya, aku terjebak dengan kata kata manismu.
Mempercayakan terlalu dalam hatiku padamu.
Sampai sampai tak ku takar betapa sakitnya jika kau menjatuhkanku.

Kau tau?
Aku disini, terlihat seperti pujangga cinta yang haus akan kata katamu.
Lapar akan senyum indahmu.
Rindu akan tatapanmu.
Aku gila.

Berkali kali ku memohon pada dewa kematian untuk meringankan bebanku.
Rupanya, ia masih bersenang senang dengan apa yang aku derita.
Kupinta tuhan tuk cabut rasaku padamu.
Namun tak kunjung mereda.

Renungku.
Di tengah sunyinya genangan cinta.
Menatap riak tangis yang kubuat sendiri.
Menangis dalam diam.
Merapa raba bekas luka.
Yang entah kapan tlah membuatku mati rasa.~

My DiaryWhere stories live. Discover now