Part 6 A Broken Reed

1.9K 98 1
                                    

Agni melambaikan tangannya singkat begitu mobil Cakka berlalu. Sepanjang perjalanan ke sekolah tadi, Agni sama sekali tak banyak bicara seperti biasanya. Ia pun tak bertanya meskipun ada hal yang memang ingin ia tanyakan dari semalam. Ia hanya bingung tepatnya harus bertanya apa. Ia tidak menyangka selama ini kalau Cakka ternyata selalu memakai cincin itu. Meskipun bukan dijemarinya. Sementara dirinya, selalu menyimpannya rapi didalam laci lemari.

        “Bonjour!” Agni mengerjap begitu seseorang menyapanya. Ternyata Acha. Sok Perancis banget ini anak pagi-pagi.

        “Ngapain lo bengong digerbang? Nervous?” Kata Acha kemudian. Kening Agni berkerut.

        “Tenang aja. Hari pertama ujian emang suka bikin deg-degan. Tapi dibawa selow aja kayak gue.” Lanjutnya. Agni baru paham sekarang.

        “Gue gak nervous. Yuk, masuk.” Kata Agni lantas melangkah masuk. Sejenak Acha terbengong dengan ucapan Agni barusan. Gak nervous, tapi kenapa tadi bengong? Mikirin apaan itu anak? Bikin Acha kepo aja.

---

       

        “Kka..”

         Agni mondar-mandir diruang tengah mencari keberadaan Cakka. Biasanya kan si Mutan selalu main PS diruang itu. Tapi malam ini itu anak bagai lenyap tanpa bekas. Agni udah ketok-ketok kamarnya beberapa kali, tapi tak ada jawaban. Didapur, dikamar mandi, diteras depan, tetep gak ada. Padahal kalau Agni liat garasi, mobilnya ada. Si Mutan kemana coba kalau   penjuru rumah ini gak ada? Gak tau apa Agni pingin minta ajarin Matematika?

        Kali ini Agni berjalan kearah taman belakang. Taman itu tidak terlalu besar. Hanya ada tanaman hias yang juga tidak terlalu banyak. Ada kolam ikan kecil dan juga ada sebuah bangku taman. Bangku itu terbuat dari kayu yang terletak dibawah sebuah pohon yang tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil. Haduh semacam pohon galau gitu ya? Besar nggak, kecil juga nggak. Aish. Kenapa malah bahas taman? Poin utamanya kan cari si Mutan.

        “Kemana sih si Mutan?” Gerutu Agni begitu tak menemukan siapapun ditaman itu. Ia baru saja hampir menutup pintu kaca ganda saat tiba-tiba matanya menangkap sesuatu. Lantas dengan ragu Agni melangkah mendekati bangku kayu ditaman itu.

        “Kka,” Panggil Agni. Sejenak tak ada jawaban. Perasaan Agni jadi horror sendiri.

        “Gue yakin banget tadi kayak ada orang. Tapi… Mampus, jangan bilang kalo…” Agni mendadak merinding begitu ia benar-benar tak mendapati siapapun ditaman ini. Haduh, Mutan…

        “Lo ngapain disitu?”

        Mampus. Ini mampus! Itu siapa yang ngomong? Agni celingak-celinguk. Tetep gak ada orang.

Teenager Engagement (Remake Novel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang