Disaat Hidup benar-benar membuatmu jatuh, tunjukan pada dunia kamu punya berjuta-juta alasan untuk bangkit dan tersenyum kembali -Uknown
-author-
Entah apa yang kupikirkan kali ini, aku merasa semua yang terjadi begitu aneh, tidak wajar dan sudah pasti tak adil. Sewaktu kecil semuanya terasa indah, semua terjadi bak aku sedang bermimpi. Tapi sudahlah yang terjadi biarlah terjadi, besok adalah pertandingan basket terbesarku, istilahnya yang terpenting. Francisco Richard Drew, sahabatku berjanji akan menjadi Cheerleader bagiku, ia berjanji ia akan berteriak paling keras saat aku mencetak skor. Aku harap begitu. Dia memang tampan, aku tak bisa berbohong soal yang satu ini, struktur tulang pipi-nya terlihat tegas, hidungnya tinggi bibir tipis kemerahannya pun tidak bisa berbohong. Aku telah menghabiskan 1/4 hidupku bersamanya, indah memang tapi tidak wajar.
Hari ini pun tiba, tepat 04 Febuary 2013 pertandingan terbesar-ku pun tiba. Event terhebat yang pernah sekolahku adakan, Saint Martha Johanes, sebuah sekolah internasional yang notabenenya adalah sekolah berbkebangsaan France (?). Tiba saatnya semua bersiap, aku sendiri masih menyiapkan data anak-anak timku, aku captain team ini. Sebagian tenagaku kuhabiskan disaat seperti ini, terasa berbeda memang namun mungkin ini panggilan hidupku "Koach, udah didaftar ulang. aku mau ganti ya," Ucapku sambil mencoleh pinggang koach nan ganteng ini.Ia hanya manggut manggut, sebuah kode yang cukup untukku.
Seragam berwarna ungu-putih, bertuliskan nama-ku 'Cathleen' lengkap dengan anka keberuntunganku '29'. Semua mata tertuju pada kami, sang tuan rumah. Tapi sekali-kali aku mencuri-curi pandang, dimana Richard? Apakah dia datang?. Hati ini benar-benar merasa ada sesuatu yang mengganjal tbh. 'Richard' pikirku. Team kami akan melawan juara tahun lalu team yang sangat hebat, seketika nyaliku ciut. 'Oh Tuhan, " ucapku kepada madylin.
Pertandingan pun dimulai sumpah demi Tuhan aku tak bisa fokus. Team kami tertinggal beberapa angka.Aku hanya berlari-lari tidak jelas, menangkap bolapun tak dapat. Lamunanku seketika buyar, Koach Ryan meneriaki namaku dengan lantangnya 'CATHLEEN ELISABETH MARIE!!!, FOCUS!" teriaknya dari banch pemain cadangan. Aku hanya menggangguk. Time out diberikan K.ryan memberikan arahan, ini hampir babak ke-empat dan aku belum bisa berbuat apa-apa. Jujur, hanya dia yang tau bagaimana caranya menggembleng ku agar bisa focus hampir satu botol air ia siramkan. Aku tak marah, karna aku tau itu satu-satunya cara membuat aku sadar, dan ya itu berhasil. aku berhasil membawa kemenangan bagi tim sekolahku, walaupun tanpa dukungan richard. Keluar dari lapangan Alez, orang yang entahlah sepertinya hilang harapan atau apalah itu memelukku dan berterima kasih, aku hanya tertawa 'LOL, what the hell you doing? " ucapku geli. 'Diam sajalah, terima kasih ya udah bawa kemenangan." Jawabnya "pret, ini kerja sama lah .-. jujur gue gabisa fokus sampe air minum kena muka gue -_-" jawabku sambil tertawa.
Aku masuk keruang ganti, dan mengganti kostum ini. Keluar dari ruangan ganti aku dikejutkan dengan pemandangan yang sangat sangat tidak epic. Richard sedang merangkul Emma, junior yang sangat berlebihan istilahnya *alay* 'Ewh' Ucapku pelan. 'Sialan aku tak fokus selama pertandingan sementara dia bersama emma. This is disgusting, Im leaving~"
-Author-
Namanya, Cathleen Elisabeth Marie gadis muda 'half france' Ibu Asli indonesia, Ayah asli france .-.,namanya mungkin terdengar 'terlau kebarat-baratan', 16 tahun bersekolah dia Saint Martha Johanes.Sekolah berbasis negara France, yang bisa dibilang diperuntukan untuk anak-anak luar negr. Mungkin ia tak cantik, dan ya dia tidak kurus, tak seperti anggota basket yang lain. Benar, tidak kurus dalam artian gemuk. Bersekolah di sekolah Internasional seperti ini memang menyakitkan, bully,ejekan sampai teror pun ada dan serba lengkap. Tapi ia memutuskan untuk masuk team basket, aneh memang. tapi ya begini adanya. Bertemu Richard seorang famous, tampan dan pintar. Hidupnya mungkin memang sangat membahagiakan, sumpah ia adalah anak remaja terjahil yang ada. Dia selalu menggoda beberapa anak populer disekolah yang sedang diet keras, makan setumpuk makanan yang sangat enak dihadapan wajah mereka. Itu lucu, disaat semua perempuan sedang sibuk-sibuknya dengan make-up, dia sendiri masih senang berlaku seperti anak kecil kepada dadyy-nya