PROLOG

705 30 7
                                    

"Athar, aku suka sama kamu. Dari dulu aku itu udah suka sama kamu. Selalu suka sama kamu. Dan, engga pernah berhenti suka sama kamu."

"Berhenti menyukai gue! Percuma suka sama gue, toh gue pun sama sekali engga ada rasa sama lo."

"Athar, kali-kali kamu dong yang ngejar. Aku capek banget ngejar kamu. Untung aku engga pernah nyerah."

"Males banget!" Ketus Niko. "Berhenti manggil gue dengan sebutan nama itu!"

"Ya suka-suka dong. Itukan nama spesial aku buat kamu."

"Sana-sana pergi! Jangan ganggu gue! Jauh - jauh sana ke ujung kulon kalau perlu. Asal jangan deket-deket sama gue."

"Kamu yakin?" Goda Shellin. "Kamu yakin membiarkan aku pergi? Nanti kamu nyesel, loh. Nanti kamu yang engga mau jauh-jauh dari aku lagi. Nanti kamu yang ngejar-ngejar aku lagi." Shellin mengedipkan sebelah matanya.

"No way!" Niko bergidik melihat tingkah Shellin. "Mending lo lupa ingatan aja sekalian, deh. Jadi gue bisa segera bebas dari lo."

"Kamu mau aku lupa ingatan? Amnesia maksud kamu?" Suara shellin menjadi berubah pelan. "Kalau aku lupa ingatan. Aku engga bisa lagi ingat sama kamu lagi dong. Aku engga bisa lagi gangguin kamu dong. Aku engga bisa lagi ngasih nasi goreng buat kamu dong. Aku engga bisa lagi hafal suara kamu dong. Aku engga bisa lagi inget semua tentang kamu dong."

Niko terdiam. Ia menatap tingkah Shellin yang tadinya bersemangat berceloteh kini menjadi tidak bergairah. Sosok Shellin yang biasanya cempreng dan ceria tiba-tiba menghilang.

Dan......kenapa juga Niko harus merasa sedih jika Shellin benar-benar melupakan semua tentangnya.

















Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Never Be The SameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang