Aku pergi dengan alasan "aku mencintaimu"

20 3 0
                                    

Dinginnya malam laksana sebuah pedang yang menusuk nusuk tulangku dari belakang, jantung yang berdetak cepat, dua kali lebih kencang dari biasanya. Pandangan mata yang kabur diiringi perlahan-lahan dengan hilangnya pandangan hidup. Setiap nafas yang berhembus patut disyukuri dengan apa yang terjadi dalam hidupku ini. Malam demi malam kulewati dengan menahan rasa sakit yang luar biasa. Sejak saat itu aku mulai berpikir "untuk apa aku bertahan??" Yang pada akhirnya seseorang yang kupertahankan hanya akan mengeluarkan air matanya atas kepergianku. detik jam dinding menemaniku dalam pemikiranku.
Aku berpikir keras pada saat itu. Kata kata yang terus terngiang dipikiranku. Rasa sakit yang tak tertahankan didadaku. Dingin angin malam yang menusuk tulangku. Tak mampu memberikan jawaban atas pertanyaanku. Pada siapa aku harus bertanya lagi?? Teman?? Hanya akan menjadi lelucon saja mungkin bila aku bertanya padanya. Entah mengapa, pada malam itu aku tidak percaya pada siapapun lagi. Alunan musik bak seorang teman dalam mengantarkan tidurku. Kupejamkan mataku perlahan-lahan. Dan pada akhirnya aku terbangun dari mimpi indahku. Aku memutuskan bahwa aku pergi dengan alasan "aku mencintaimu".

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 23, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang