BAB 5

22 6 1
                                    

     Di hari yang mulai petang, Reina mulai membersihkan toilet, tidak hanya toilet santriwati tetapi juga toilet santri yang terkenal agak sedikit jorok. Di toilet santri, Reina di awasi oleh Ustadz Imron, Zahwa, Diana, dan Ghafar. karena takut ada santri yang iseng mengganggu Reina. Dan ketika ia membersihkan toilet santriwati, ia hanya di awasi oleh Zahwa dan Diana.

     Setelah tugas membersihkan toilet selesai, ia harus berdiri di tengah lapangan sambil menggunakan name tag di lehernya yang bertuliskan "Saya Salah, Saya merokok di lingkungan pesantren"

     kejadian itu ternyata dilihat oleh kedua temannya yaitu Nayla dan Rany. Sontak keduanya langsung menghampiri Reina
"Rein, kamu kenapa?"
"gue tadi ngerokok Nay, Ran. Apa salahnya sih gue ngerokok? Gue udah terlanjur kecanduan, gue gak bisa ninggalin rokok"
"ya sebenernya gak salah sih, tapi peraturan di pesantren ini yang buat kamu salah, karena di pesantren ini ngelarang keras santri untuk merokok" ucap Nayla
"dulu juga gue ngerokok Rein, pas awal masuk sih gue bingung banget, pusing, gak karuan rasanya. Tapi lama kelamaan gue terbiasa dan akhirnya terbebas dari barang itu, sekarang gue mulai hidup sehat" ucap Rany
"apa lo juga minum?"
"minum apa?"
"minum-minuman keras"

     Belum sempat Rany menjawab pertanyaan Nayla. Zahwa keburu datang dan langsung meminta mereka untuk meninggalkan Reina sendirian di lapangan.
"bubar-bubar"
Rany dan Nayla langsung meninggalkan lapangan.   

     Hanya tinggal Reina dan Zahwa di lapangan.
"Reina, hukuman kamu belum selesai, sekarang silahkan siap-siap untuk shalat maghrib. Setelah itu kembali kesini"
"oke" hanya kata-kata itu yang keluar dari mulut Reina

     Sehabis Shalat maghrib Reina kembali ke lapangan dan lanjut melaksanakan hukuman.

     Waktu Shalat Isya tiba, disaat itu pula hukuman Reina selesai dan selepas shalat Isya, ia langsung pulang ke rumah eyang

     Sungguh hari yang melelahkan, di hari pertama masuk pesantren saja Reina sudah mendapat hukuman seperti itu, bagaimana hari-hari selanjutnya?

     disaat Reina sedang berbaring di tempat tidur, ia mendapat pesan singkat dari Nino yang berisi
"sayang, kamu dimana? Aku kangen kamu, i love you"
"Ninooo sumpah aku gabetah banget disini, disini ga ada tempat untuk mabok, aku juga kangen kamu, i love you too"
"ya, kamu dimana?"
"aku di kampung eyang, sumpah rasanya aku pengen kabur sayang, kamu bisa jemput aku? Nanti kita atur strategi supaya aku bisa kabur dari sini"
"kampung eyang kamu dimana? Aku mau banget jemput kamu, kita nanti mabok bareng lagi ya"
"aku lupa nama kampung nya apa, aduhh sayang sumpah deh disini orangnya katro semua, masa aku ngerokok aja di hukum"
"ko bisa di hukum?"
"ya aku di masukin pesantren sama ortu aku, aku gabetah sayang"
"kamu masuk pesantren??? Ampun dahh sayangnya aku yang seksi, suka mabok. Masuk pesantren?"
"udah deh jangan ketawain aku"
"yaudah kamu istirahat ya sayang, nanti kamu cari tau kampung eyang kamu namanya apa, ada dimana. nanti kalo ada waktu aku susulin kamu"

NOT BECAUSE WE ARE DIFFERENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang