02 | saksi bisu

6 0 0
                                    

: Dyo :
.
.
.
.
.

Garda berjalan dilorong sekolahnya dengan gaya seperti biasa. Tegap, lurus, kaku dan berbahaya. Matanya menatap kedepan tanpa menatap kearah lain. Tubuhnya mengeluarkan aura mencekam yang membuat para gadis justru makin penasaran dengan sosok misteriusnya.

Jarang bahkan nyaris tidak pernah tersenyum. Ia pintar namun terlihat pemalas. Bukan lelaki sosialita dilihat dari dirinya yang tidak memiliki sosial media kecuali aplikasi chatting. Garda juga tidak mengikuti ekstrakulikuler atau organisasi apapun didalam sekolah.

Banyak para gadis disekolahnya yang sudah berusaha mendekatinya hingga menyatakan cinta padanya namun semuanya ia tolak bahkan sebelum gadis itu sempat me-modusinya.

Garda tidak seburuk itu dalam bersosialisasi. Ia memang tidak memiliki teman dekat namun ia tentu saja memiliki teman mungkin satu atau dua orang yang lumayan sering berbicara dengannya. Itupun lelaki.

Ia berjalan menuju kelasnya– 11 IPS 1. Tas punggung yang ia pakai terlihat kempes. Rambut hitam legamnya terlihat acak-acakan. Seragam batik sekolahnya keluar dari celananya bahkan lengan pendek kemejanya ia gulung keluar. Ia terlihat sangat berantakan namun mempesona.

Dalam perjalanannya, Garda memasang sepasang earphone di kedua telinganya. Ia memutar lagu rock favoritnya untuk menghilangkan kasak-kusuk yang terdengar ditelinganya.

Ia masih dengan tenang berjalan. Sekarang kedua kakinya sudah menaiki anak tangga pertama. Masih cukup pagi jadi tangga terlihat kosong dan sepi.

BRUK!

Terlihat kosong dan sepi sampai sesuatu menubruknya dari atas dan membuatnya jatuh dengan sangat keras dan menyebabkan orang yang berada dibelakangnya ikut terjatuh lebih parah dan lebih keras karena ia harus menahan beban 2 kali lipat.

Garda merasakan bahunya berdenyut sakit sekali saat hantaman itu datang. Namun, yang ia pikirkan sekarang adalah seseorang yang berada dibelakangnya yang ia yakini adalah seorang perempuan terdengar dari suara pekikannya.

Belum sempat berbuat apa-apa, Garda terjatuh dilantai paling bawah dari ketinggian 10 anak tangga dengan cepat. Ia terjatuh diatas seseorang yang mengeluarkan ringisan kencang hingga seluruh perhatian teralih kepada dirinya dan perempuan yang ia timpa.

Sedetik setelah ia terjatuh, suara benda terjatuh menyusul dengan suara tak kalah nyaring. Garda yakin benda itu adalah benda sialan yang membuat dirinya terjatuh dengan bodohnya pagi ini.

Salah satu lengan Garda mencoba menahan tubuhnya agar gadis yang ia timpa tidak terlalu parah keadannya. Ia sontak bangun dari atas tubuh gadis tersebut kemudian ia berjongkok disampingnya untuk memastikan keadaan gadis yang terlentang didepannya.

Garda meringis kecil saat ia merasakan sakit di pinggang dan lengannya namun ia mengabaikan dan memfokuskan perhatiannya kepada korban selain dirinya tersebut.

"Shit," gumam Garda saat melihat gadis didepannya memegang kepalanya sambil menangis.

Garda memegang lengan gadis tersebut yang sedang memegang kepalanya. Ia tahu siapa gadis didepannya. Tentu ia tahu karena siapa yang tidak tahu gadis manis didepannya?

"Jangan nangis."

"Sak...it."

"Gue tahu," gumam Garda.

Un-ExploredWhere stories live. Discover now