Meeting Him

55 10 9
                                    

ini cerita original dri otak Shiro ya, tolong jangan di copy. ><
[emg ada yang mau? :"v/slapped]
ok ok,
Cast disini hanya milik Tuhan yang Maha Esa, BIG HIT entertaiment, keluarga, dan diri mereka masing2.
sebelumnya, ada
PERINGATAN
this is a 'Yaoi' fanfict alias BoyxBoy
don't like don't read
kepanjangan ah :'( thx.
selamat membaca Reader! hope u like it! Vote n Comment ya~ jgn jdi silent reader~
N

ote: ada beberapa editan, skrg telah dibaca ulang, ada beberapa bagian yang kurang sreg hehe.

Hari ini adalah hari yang cerah, well, itu yang dikabarkan di berita cuaca tadi pagi namun tiba-tiba saja langit menjadi mendung dan rintik-rintik hujan mulai jatuh ke permukaan bumi. Jalan dan trotoar tempat berlalu-lalangnya orang, yang tadinya kering menjadi basah perlahan oleh tetesan air dan mulai tercium bau tanah. Seorang pria berambut biru muda sedang duduk di cafe, tepatnya di sisi ujung samping jendela dengan meja dan bangku oak, ia memasang headphone di kepalanya sambil mengetuk-ngetuk meja oak coklat cantik yang menjadi alas kopi espresso kesukaannya. Tadinya ia bersenandung riang beberapa lirik lagu berbisik keluar dari bibirnya yang terlihat tipis dan dingin, namun saat dirinya melihat ke arah jendela sebelah kanan tempat duduknya dengan manik coklat dingin namun indahnya, terlihat raut mukanya menjadi murung

"Hm... hari sial lainnya.. padahal aku benar-benar ingin pergi ke taman bermain hari ini.. hari istirahatku gagal lagi" , katanya sambil menggaruk kepalanya kasar

Tiba-tiba saja ada pria berambut jingga terang mengetuk mejanya sambil menyiapkan senyumannya, namun karena pria berambut biru muda itu memakai headphone, ia tidak dapat mendengar ketukan pria dengan mata sayu imut itu. Pria berambut jingga berbibir tebal cantik itu tidak menyerah begitu saja, ia menepuk pundak pria berambut biru itu sambil tersenyum sangat cerah, matanya tertutup hampir rapat karena senyumannya begitu manis dan lebar

"WHOA! WHOA! WHOA! YAAAH!!" Pria berambut biru itu berteriak karena hampir terjatuh dari kusinya sampai-sampai headphonenya terlepas ke belakang. "YAH! APA MASALAHMU!" teriak pria dingin itu lagi ke arah pria manis di depannya.

Pria di sisi lainnya hanya tersenyum sambil menahan tawa "Ah, mian... anu, tempat lainnya sudah sangat penuh dan kursi depanmu ini satu-satunya kursi yang kosong.. bolehkah aku duduk disitu?" kata pria yang masih saja matanya tertutup itu dengan cerianya.

Pria berambut minty dingin itu yang tadinya marah dan sedikit terkejut, merubah ekspresinya menjadi datar kembali. Tadinya ia ingin menolak untuk menjawab pertanyaan pria berambut jingga itu dan mengacuhkannya, namun saat ia melihat pria manis itu basah kuyup dari ujung rambutnya yang cerah sampai keujung kaki dengan sepatu leather boots yang mirip miliknya dan menggigil kedinginan, pria berambut biru itu mengiyakan pertanyaan itu dengan "hm" dinginnya lalu meminjamkan pria berambut jingga itu jaketnya dengan menaruh jaket itu di kepala sang pria manis. Saat pria berambut biru itu duduk kembali di kursinya, ia melihat bahwa pria manis didepannya itu tersenyum lebar dengan cerahnya, ia yang dingin berkata dengan sangat pelan "kuharap aku bisa memilik hati yang happy-like-nothing-wrong-in-my-life seperti dirinya" lalu pria berambut jingga yang tadi matanya tertutup itu menatapnya bingung dengan mata puppy-eyes dan mulut yang sedikit menganga seperti mengatakan "huh?" dengan imutnya karena tidak mendengar perkataan pria berambut biru itu dengan jelas.

"Oh bukan apa-apa aku hanya sedang bergumam" kata lelaki berambut biru itu dengan resting-minty-b*tch-face andalan miliknya yang sebenarnya hampir ia pakai setiap bulan? Hari? Jam? Detik? Ah pokonya, jika kau menemuinya hampir setiap saat dia memakai raut itu. Walaupun sebenarnya saat ia bertemu anjing kesayangannya, Holly, ia akan tersenyum begitu lebar manis

Lelaki berambut jingga itu dengan polosnya hanya bisa tersenyum ramah lalu menyeruput coklat panasnya dan lelaki berambut biru itu menyeruput kopinya sambil melihat ke arah jendela. Scene ini biasanya kita sebut sebagai "awkward silent scene". Mereka benar-benar bertolak belakang dan tidak tahu apa yang harus dikatakan, ya sebenarnya hanya lelaki manis berambut jingga itu saja sih yang ingin memulai pembicaraan. Karena ia tidak terbiasa hanya duduk, minum, dan mendengarkan rintik hujan. Baginya, dunia terasa kosong dan membuatnya begitu kesepian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Mint-Blue-Haired Man and The Orange-Haired ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang