Chapter 5

6.3K 170 2
                                    

Author POV

"Terima kasih Kevin" ucap Lena

Kemudian Kevin pun menepuk kedua tangannya sebanyak 3 kali. Tak lama datanglah beberapa pelayan dengan membawa hidangan yang telah di pesan kevin sebelumnya.

Setelah menaruh satu persatu makanan di atas meja para pelayan pun menunduk hormat. Namun, setelah Kevin mengangguk para pelayan itu baru pergi dari hadapannya.

Lalu, datanglah seorang wanita parubaya dengan pakaian tidak sama dengan para pelayan yang ada di restaurant itu.

"Selamat menikmati hidangannya tuan" ucap wanita parubaya yang diketahui sebagai kepala pelayan di restaurant ini.

"Terima kasih " ucap Kevin sambil mengangguk.

"Kalau begitu saya permisi dulu" ucap kepala pelayan itu sambil menunduk hormat. Kevin pun hanya membalasnya dengan sebuah anggukan.

Kemudian mereka pun memakan makanan tersedia diatas meja dengan diam.

Hanya dentingan piring yang mengisi keheningan yang ada diantara mereka.

Setelah mereka menghabiskan makanan masing masing, Leo mulai membuka percakapan dengan pembicaraan ringan seputar dunia bisnis.

Sesekali Lena dan Tasya pun ikut menanggapi apa yang sedang mereka bicarakan.

"Hemm" deham Leo untuk mencairkan suasana.

"Jadi bagaimana Tasya, kamu pasti suka dan tidak menolak kan jika papa jodohkan kamu dengan Kevin?" Ucap Leo

Bagaikan Tersambar petir di siang bolong. Tasya pun sampai tercengang atas apa yang dikatakan Leo.

"Papa lagi bercanda kan?" Tanyanya untuk memastikan bahwa telinganya benar benar tidak salah dengar.

"Papa tidak bercanda dan pernikahan kalian akan dilaksanakan 2 minggu lagi" ucap Leo dengan tegas.

Serasa ditimpa gedung berlantai 25. Tasya pun segera bangkit berdiri dari bangku dan menatap Leo dengan tatapan 'Katakan yang sebenarnya pa. papa pasti bohong kan?'

"Ma, ini pasti aku salah denger kan?" Tanyanya sekali lagi.

"Engga sayang, kamu memang akan menikah 2 minggu dari sekarang" Ucap Lena.

"Aku masih 17 tahun ma, Aku juga mau ngabisin masa muda aku dulu ma, Aku engga mau nikah dulu papa"
Protes Tasya pada kedua orang tuanya.

"Pokoknya papa engga mau tau. kamu tetep harus nikah sama Mr. Christhoper" Tegas Leo yang tak bisa dibantah

"Papa sama mama jahat. Tasya benci sama mama papa" Ucap Tasya sambil berlari keluar dari restaurant berbintang lima itu.

"Tasya tunggu" dengarnya terakhir kali sebelum benar benar meninggalkan restaurant itu.

Tasya pun terus berlari menuju jalan raya tanpa arah. Yang dia tahu, dia harus pergi menjauh dari tempat itu.

"Persetan dengan gaun dan heels sialan ini" ucapnya sambil menahan air mata yang ingin tumpah.

Namun, usahanya gagal. air mata itu segera turun membasahi pipi tirus dan merusak make up yang menempel pada wajah cantiknya.

Pandangannya tiba tiba menjadi buram karena bulir air mata yang menumpuk pada kelopak mata indahnya.

Namun yang dia liat untuk terakhir kali adalah sebuah cahaya yang sangat silau terus mendekat kearahnya sampai akhirnya sebuah benda keras menabraknya hingga terpental jauh diatas trotoar.

Kevin POV

"Tasyaaa...." ucap ku keras setelah melihat kejadian itu.

Kejadian waktu malaikat cantik dan mungil itu harus tertabrak mobil yang melaju kencang dengan ugal ugalan.

Dapat ku pastikan, orang yang membuat malaikat cantik ku seperti ini harus ada di balik jeruji besi.

Aku pun menghampiri malaikat itu. dan melihat banyak darah yang keluar dari bagian tubuhnya.

Padahal baru dua jam yang lalu aku mengagumi kecantikan malaikat ini. namun kenapa aku harus melihat dia dengan kondisi mengenaskan seperti ini.

Dengan cepat aku menggendongnya ala bridal style dan memasukkannya kedalam mobil sport mewahku dengan hati hati.

Aku pun mulai melajukan mobil ini diambang batas melewati jalanan ibu kota yang ramai dan menuju rumah sakit terdekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku pun mulai melajukan mobil ini diambang batas melewati jalanan ibu kota yang ramai dan menuju rumah sakit terdekat.

Setelah menemukan rumah sakit, aku pun segera memarkirkan asal mobil sport ku dan segera membawa Tasya ke dalam untuk mendapatkan pertolongan.

"Suster... sus... suster" teriakku kencang dan panik karena darah yang keluar dari tubuh Tasya tetap stabil dan tidak ada tanda tanda berhenti. sampai sampai tuxedo yang ku kenakan ini sudah penuh dengan darah Tasya.

Lalu, beberapa suster pun datang dengan membawa tempat tidur pasien. aku pun segera menaruh tasya diatas tempat tidur itu.

Kemudian, aku pun membantu suster mendorongnya memasuki ruang UGD. namun, saat aku hendak memasuki ruang UGD ada seorang suster yang menahanku.

"Maaf pak, bapak tidak bisa ikut ke dalam" ucap suster itu sopan.

"Tapi dia calon istri saya sus" jawabku tak mau kalah.

"Iya pak saya mengerti. Tapi bapak tetap tidak boleh masuk. nanti ketika pasien sudah berada di ruang rawat inap bapak boleh mengunjungi bahkan menemaninya. sebaiknya bapak mengisi berkas berkas pasien dulu" tutur suster dengan sabar.

"Tolong selamatkan calon istri saya sus" ucap Kevin.

" Itu sudah menjadi kewajiban kami pak" Ucap suster itu sambil menutup pintu ruang UGD.

Hai... para readers...
Bagus gak ceritanya???
Semoga bagus ya...
Please vote and commentnya...

Married With Mr. ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang