Prolog

214 39 15
                                    

Aku kira saat itu bidadari yang kamu maksud adalah aku, ternyata bukan, tapi tunggu saja suatu saat

***
Gadis itu berlari sekuat tenaga, dengan rambut di kepang 2 dan berantakan, ah macam orang gila dia. Tambah gila karena pakai pita besar warna biru. Baju seragam lusuh, kedua tali sepatu belum diikat. Dia segera berlari-lari ke kelas. Kelas X-3, SMAN  Harapan Jaya. Kemudian mengetuk pintu kelas, kelas yang sudah terisi penuh, dan hanya dia yang terlambat. Seisi kelas menatapnya terutama kakak OSIS wali MOS yang wajahnya mirip nobita itu.

"Kenapa disitu, masuk! Mau jadi apa kamu hari pertama aja telat! Kayak siput." . Kakak wali MOS itu langsung melemparkan tatapan tajam pada gadis itu. Gadis itu masuk ke ruangan, seisi kelas diam sampai-sampai suara lebah terbang aja kedengeran.

"Maaf kak saya terlambat, tadi kesiangan kak", jawab gadis itu dengan lugu, suaranya parau, menunduk.
"Siapa lo? Gue gak kenal, yang sopab dikit dong!," kakak wali MOS itu membentak gadis itu kemudian melotot ke arah ia berdiri.

"Saya Svetlana Anggela De Lieoniora Pramita Kak,"
"Panjang banget nama lo, terus gue panggil lo apa ? Sve ? Ela ? Lion ? Atau PAYAH ? Ha ?,"untuk ketiga kalinnya kakak wali mos itu membentak gadis itu.
"Kakak dan teman-teman bisa panggil saya Ira,"
"Yaudah deh karna gue baik, lo boleh duduk sekarang. Awas lo ya kalau sampe telat lagi, gue aduin lo ke kepsek biar gak jadi masuk SMA ini !."
Gadis itu mengangguk, duduk sambil kesal.

Ah sialan lo kak! Untung aja lo wali mos gue, kalo bukan udah gue jambak rambut lo yang kribo itu, udah gue patahain kacamata lo yang kayak nobita itu, ih kesel gue.

Gadis usia 15 tahun itu bernama Svetlana Anggela De Lieoniora Pramita. Perempuan. Galak. Cerewet. Tinggi 150cm. Berat badan 56. Ramah. Pintar. Suka dipanggil Mita oleh seseorang yang istimewa. Dan akan mencintai Muhamad Ari Irfan Nugraha.

***
Ira awalnya duduk di bangku paling depan, namun setelah berkenalan dengan Lisa, ia duduk sebangku dengan Lisa. Di meja baris ke tiga deret ke dua. Lisa itu tidak banyak bicara. Berbeda dengan Ira yang rasanya pengen bicara terus, kalau gak bicara mulutnya kaya ada semutnya gitu hehe.

Di belakang Ira dan Lisa ada Sevi dan Chandra. Sevi dan Chandra memang teman se-SMP Ira yang udah kayak perangko sama lem, kemana-kemana bareng terus bahkan sampe sudah duduk di bangku SMA. Di belakang Sevi dan Chandra ada Irfan dan Tama. Mereka seperti kue lapis, Irfan punya kulit hitam, mata belok dan suara keras. Sedangkan Tama berkulit putih, matanya sipit, dan suaranya sangat lembut.

***
Hari itu, tepatnya hari Jumat, hari kedua mos. Kakak nobita, eh lupa deh ngenalin. Kakak wali mos yang mirip nobita itu namanya Ufar. Ya sebenernya gak mirip-mirip amat sama nobita, cuma gayanya aja. Dan kak Ufar ini yang kelak jadi sangat lembut sama Ira karena Ira milik seseorang yang jadi teman dekat kak Ufar.

Kak Ufar menyuruh anak-anak X-3 membentuk kelompok yang beranggotakan 6 orang untuk diberi tugas prakarya. Ira menengok ke arah teman belakang bangkunya, lalu Sevi, Chandra, Tama, dan Irfan mengangguk. Menandakan mereka setuju satu kelompok dengan Ira dan Lisa.

Dalam tugas prakarya itu mereka disuruh menggambar apa-apa yang ada di dekat mereka, membuat meme untuk di post ke instagram, dan yang paling mengerikan adalah anak-anak disuruh membuat surat cinta untuk teman sekelas.

"Gue pikir nobita itu gila! Gila banget sumpah!" gerutu Ira sambil memberikan buku gambar miliknya ke teman-teman.
"Udahlah Ra, namanya juga kita lagi mos," jawab Sevi menenangkan.
"Lah terus kita suruh gambar, disini siapa yang bisa nge gambar coba?" Ira meneruskan omelannya.
"Gue bisa, nanti gue mau gambar Kak Ufar, kan gampang ya kayak nobita gitu hahaha!" Irfan memberi usul sambil agak berbisik ke teman-temannya.

"Terus meme nya ? Surat Cintanya kalian gimana ?" Lisa mulai angkat bicara.
"Yaudah ntar meme gua yang buat, kan kelompok, terus kalo surat cinta kan pribadi, nah lo lo pada ngasal aja kan gampang. Tapi malu-maluin hahaha," Irfan memberi usul lagi, lagi-lagi sambil berbisik, supaya tidak ketahuan kak Ufar.

Dan meme buatan Irfan yang sampai sekarang Ira ingat, berbunyi seperti ini : hal yang paling menyakitkan adalah ketika aku berlari mengejarmu, dan kamu mengejar dia, ini kisah cinta apa lomba lari. Yang dibubuhi gambar meme yang sangat hitz tahun 2015 itu.

***
Hari ketiga mos, hari Jumat siang. Kak Ufar menagih semua surat cinta yang sebenenarnya sih wajib dikumpulkan kemarin, tapi karena waktunya kurang, jadinya hari ini deh.

"Hm adek-adek ini semua surat cinta udah di tangan gue, gue ambil 2 surat secara acak ya, gue bakal bacain," jak Ufar mengambil 2 surat yang dibungkus amplop berwarna pink dan merah. Pertama kak Ufar membacakan surat yang dibungkus amplop pink.

"Sevi, betapa harumnya badanmu, Sevi, sejak pertama aku bertemu denganmu, jantungku deg-deg an, sevi, aku suka sama kamu. Dari Tama,"
Kak Ufar melihat Tama dengan tatapan 'nggak enak sambil tertawa geli, seisi kelas pun ikut tertawa, wajah Tama yang di tatap semua penguni kelas memerah.

"Udah-udah ketawanya kasian tu temen lo pada ntar nangis lagi,"
"Kak ayo bacain yang merah dong, keburu kepo nihhh," protes Jaya.
"Oke bentar-bentar,"

Kak Ufar membuka amplop merah, tangannya kanannya memegang kertas bagian atas dan tangan kirinya memegang kertas bagian bawah. Resmi sekali.

"Bidadari? Bidadari? Kamu dimana? Aduhh bidadari ku ada di depanku, tepat duduk didepanku. Bidadari? Bidadari? Kamu gak jatuh kan? Kalo jatuh, jatuh ke hatiku aja ya Sev, Sevi. Dari Irfan Yang Tampan."

Meskipun seisi kelas telah dibuat tertawa oleh surat Tama tadi, kali ini lebih heboh. Dan muka Sevi benar-benar merahh. Bayangkan saja Sevi mendapat 2 surat cinta dari dua orang yang duduknya sebangku.

"Gila ya kalian Irfan sama Tama, seleranya sama uhh Sevi awas deh ntar lo baper,"

Ejekan dari Fara mewarnai kelas menjadi lebih gaduh dari sebelumnya.

"Udah-udah dong," bentak Sevi membela diri.

Anehnya tidak seperti Tama yang malu setengah ampun, Irfan malah tertawa tebahak-bahak sambil memukuli meja.

***
Jam istirahat, sebagian besar penghuni kelas X-3 pergi keluar kelas untuk membeli jajan di kantin atau sekedar duduk di teras kelas. Hanya tersisa Ira dan Irfan.

"Ehemm abis ini bakal ada yang jadian nihhhh ciee gue tunggu Pajak Jadiannya loh, Fan." celetuk Ira memulai pembicaraan.
"Apa Ra? Nggak banget deh, kan cuma becandaan aja. Kamu juga pingin aku jadiin bidadari?" jawab Irfan sambil makan roti selai coklat yang dibawanya dari rumah. Lalu sejenak menatap Ira.

"Apaan sih? Gila lo ya?"bantah Ira sambil melotot ke arah Irfan.
"Emang bidadari nya harus kamu ya? Gr amat dah,"

Lagi-lagi Irfan menggunakan 'aku kamu'. Memang dari awal, saat berkenalan dengan Ira, Irfan menggunakan 'aku-kamu', nggak tau kenapa padahal kalau dengan yang lain Irfan selalu bilang 'lo-gue' atau 'bro'.

Perkataan Irfan membuat Ira deg-degan setengah ampun.
Tu cowo emang gendeng yaa! Gombal kok disebar kemana-mana.

Ira pergi keluar kelas menghampiri, Lisa.
"Lo kenapa Ra?" tanya Lisa lembut.
"Dari awal denger cowok dangdut gombal abal-abal itu ngomong kok bawaannya gue jijik ya," jawab Ira sambil memonyongkan bibirnya sebal.

"Ati-ati loh, mungkin lo deg-deg an kan? Lah gimana yaa pacar lo si siapa itu nah Al gak pernah gitu kali sama lo. Ati-ati juga. Ntar jangan-jangan lo bakal suka lagi sama Irfan.", saat itu, Ira sudah banyak cerita soal kehidupannya ke Lisa. Dan saat itu juga, Ira baru sadar kalau tenyata Lisa bisa cerewet walaupun sejauh itu hanya kepada Ira.

Amit-amit dah gue suka sama cowo macam itu. Nggak banget.

Dan ternyata yang di gumamkan oleh Ira, berkebalikan besok pagi.

Note : Kalau ada yang aneh tinggal komen yaa ;) selamat membaca

Kalau,Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang