Chapter 1

26 2 3
                                    

"Aku mencintaimu"
Gadis itu terbangun dengan peluh yang bercucuran didahinya, nafasnya yang tersenggal-senggal menandakan bahwa ia mengalami mimpi buruk. Sebenarnya bukan mimpi buruk bagi kebanyakan orang , karena dalam mimpi tersebut hanya terdapat siluet seorang pemuda yang mengatakan "Aku mencintaimu". Tapi berbeda bagi gadis itu.

    Irine POV
"Ah maaf, aku tidak sengaja" ucap pemuda itu setelah menumpahkan coklat hangat di baju ku. Aku tidak menjawab apa yang ia katakan, aku terus melangkahkan kakiku menuju pintu keluar kafe. Sayup-sayup kudengar pemuda itu memanggilku
" Permis nona, siapa namamu?" tanya pemuda itu padaku. Aku tidak menjawabnya, kualihkan pandanganku dari tangan pemuda itu menuju jalan kota Seoul yang kian meramai.
"Baiklah kalau nona tidak mau menjawab, sekali lagi aku minta maaf padamu nona, aku benar-benar tidak sengaja" ucap pemuda itu sembari membungkukan badan sebagai tanda permintaan maafnya yang tidak ku hiraukan.

Author POV
Hari ini adalah hari Sabtu dimana hari ini adalah jadwal Irine pergi ke rumah sakit untuk kontrol tentang penyakitnya. Tidak, Irine tidak mengidap penyakit yang berbahaya seperti kanker, tumor, atau yang lainnya yang mengharuskan ia harus kontrol seminggu sekali. Gadis cantik bermata coklat hazel, berhidung mancung, dan memiliki kulit seputih susu , yang tak lain adalah Irine, pengidap penyakit Skizofrenia. Skizofrenia adalah sejenis penyakit kejiwaan yang membuat pengidapnya merasakan delusi atau halusinasi.

Irine POV
Aku turun dari mobil yang kukendarai bersama ayahku. Aku menghela nafas panjang, tak ku hitung berapa kali aku menginjakkan kakiku di rumah sakit ini. Kulangkakhkan kakiku mengikuti ayah menuju ruangan yang berada di lantai 10. Sampai disana aku melihat temanku "Wendy" yang duduk di bangku khusus untuk pengunjung rumah sakit. Dia tersenyum padaku, akupun membalas senyumannya. Ku beri dia kode untuk menungguku sampai selesai aku kontrol. Entah mengapa, waktu kontrolku kali ini sedikit lebih lama dari biasanya. Aku bergegas keluar untuk menemui Wendy
"Irine, kau mau kemana?" tanya ayah padaku
"Aku akan menemui sahabatku yah, ayah bisa pulang terlebih dahulu, nanti aku bisa menelepon paman Kim untuk menjemputku" jawabku pada ayah
.
"Hai Wendy, maaf sudah membuatmu menunggu terlalu lama" sapaku pada Wendy
"Tidak apa-apa Irine, aku disini juda sedang menjenguk pamanku" ucap Wendy
"Baiklah, bagaimana kalau kita berbincang-bincang di taman rumah sakit?" tawarku pada Wendy
"Baiklah" sahut Wendy. Sampai di taman rumah sakit aku langsung bercerita pada Wendy tentang pemuda yang menumpahkan coklat hangat pada bajuku. Bukan, bukan kecerobohannya yang ingin ku ceritakan pada Wendy, namun suara pemuda itu mirip sekali dengan siluet pemuda yang menghampiri mimpiku hampir setiap malam.

Next??

My turn to cryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang