Chapter 2

19 3 2
                                    

Author POV
Hari ini terlihat seorang pemuda memakai jas dokter tengah memeriksa pasien khusus penderita Skizofrenia. Pemuda itu memiliki wajah yang tegas dan sorot mata yang tajam. Selesai memeriksa pasiennya, pemuda itu melangkahkan kakinya menuju tempat mesin minum di dekat taman rumah sakit. Tak sengaja mata pemuda itu menangkap seorang gadis yang ia tabrak di kafe tadi pagi. Seperti tersihir sesuatu, pemuda itu tidak mengalihkan pendangannya ke objek yang lain, karena mata pemuda itu sudah terkuci dalam satu objek yaitu Irine.

Sehun POV
"Gadis itu, apa yang ia lakukan disini sendirian. Apa ia sedang mengunjungi saudaranya atau temannya yang sedang sakit" gumamku dalam hati. Setelah aku puas memperhatikannya ku langkahkan kakiku meninggalkan mesin minuman menuju ruanganku. "Halo paman, bisakah paman menjemputku di rumah sakit?" . Deg suara itu?. Seketika ku hentikan langkahku, ku putar tubuhku untuk memastikan suara itu. Tapi sayang, gadis itu sudah pergi dan hanya terlihat punggungnya saja.

Irine POV
Rasanya sangat lega, aku bercerita dengan Wendy, ah rupanya haru sudah semakin sore. Aku memutuskan untuk pulang, setelah Wendy pergi aku menelepon paman Kim untuk menjemputku. Tapi perasaan ku berubah menjadi takut, karena selama aku ditaman sendirian, rasanya ada seseorang yg mengawasiku. Aku pun berusaha menghilangkan perasaan takutku dan segera meninggalkan taman rumah sakit. Sampai dirumah aku disambut dengan sapaan ramah bibi Jung. Bibi Jung adalah bibi yang membantuku dan ayah untuk mengurus keperluan rumah tangga semenjak Ibuku menginggal karena kecelakaan.

*Flashback On*
Irine POV
Hari ini aku dan orangtua ku merencanakan pergi ke rumah Bibi Shim yang berada di Busan. "Irine, cepat turun nak, kita sudah di tunggu ayah" teriak ibuku. "Baik bu" balasku kepada ibu. Selama perjalanan menuju busan terasa sangat menyenangkan. Sampai tiba-tiba mobil yang ayah kemudikan banting setir ke kanan dan berhenti akibat menubruk pembatas jalan. Entah apa penyebabnya yang ku tau saat itu adalah ibuku yang berusaha mengeluarkan aku di mobil. Kulihat ayah juga berusaha mengeluarkan aku. Setelah aku, ayah, dan ibu berhasil keluar dari mobil. Ibuku mengalami sesak nafas, nafasnya yang tersenggal membuat hati ku merasa sangat sakit. Ayahku tidak tinggal diam, beliau berusaha memberikan nafas buatan untuk ibu, namun itu semua tidak berhasil. Akhirnya ibuku menghembuskan nafas terakhir kalinya di hadapanku dan ayahku.
*flashback off*

Author POV
Setelah kejadian itu Irine menjadi pendiam dan enggan berbicara dengan orang lain selain ayahnya, bibi Jung, paman Kim dan sahabatnya Wendy. Irine juga menutuskan untuk berhenti sekolah dan melakukan Home schooling. Ayah Irine pun langsung menyetujui keinginan Irine, hingga setelah ia lulus SMA Irine hanya berdiam diri dirumah dan kontrol ke rumah sakit.

Sehun POV
"Nanti kau yang mengontrol Nona Bae, biasanya ia akan datang sekitar pukul 12.30 bersama ayahnya" perintah Dokter Shim padaku. "Baik dok" jawabku singkat. Sambil menunggu calon pasien ku datang aku akan mengistirahatkan badanku sejenak.

Authot POV
Belum setengah jam Sehun tidur, ia bangun dengan peluh didahinya dan nafas yang tersenggal-senggal. Mimpi itu mungkin mendatangi Sehun lagi. Mimpi dimana ia bertemu dengan gadis yang mengatakan "Tapi aku berbeda" .
Namun sayang, bukan wajah yang terlihat jelas, namun hanya siluet gadis itu yang terlihat di mimpi Sehun. Dan yang membuat sehun terkejut, suara gadis dalam mimpi sehun sama dengan suara milik Irine .

Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My turn to cryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang