BASTARD

1.2K 46 0
                                    

Aluna POV
Aku dan Alena sedang dalam perjalanan kekantin, semua pandangan terarah padaku dan juga Alena, banyak pandangan sinis dan juga tajam, but i don't care.

Itu murid barunya?

Cantik banget!, kembar lagi

Bule

Astaga yang mukanya datar itu

Ih cabe rambut segalaan diombre

Aku yang memang terlahir cuek hanya diam tak menanggapi, lain hal dengan Alena. Alena malah memberi senyumnya pada orang yang mengatainya.

"Ada lem nggak Put?", tanyaku pada Alena.

Alena terlihat melongo sebentar dan berdecak," Kenapa lo?",tanyaku.

"Ck, tumben panjang ngomongnya, mana aneh lagi", ucapnya berdecak," Btw, lem buat apa?", tanya nya.

"Noh buat nge-lem mulut busuk mereka semua", jawabku sambil melemparkan tatapan tajam ku.

Alena sempat terbengong sampai tawanya pecah.

"Bhhaaaahaa, sumpah lo Kak hahha",ucap Alena disela-sela tawanya.

"Hm",dehem ku sekenanya.

"Mulai dah iritnya!", dengusnya sebal dan segera menarikku kekantin.

Setelah sampai kantin, kantin yang tadinya ribut kaya pasar langsung kicep saat aku dan Alena datang. Aku dan Alena serempak mengernyit bingung,para kamu adam menatap dengan tatapan memuja, dan yang kau hawa pun tak jauh berbeda.

Aaaa, itu Kak Alva

Guanteng banget sih, kak Arsya

Kak Flord aku padamu

Aaa kak Gavin 143

Itulah teriakan mereka, yang lebih di dominan oleh perempuan dan para lelaki yang menatap sinis, aku dan Alena lagi dan lagi berbalik badan dan menemukan 4 lelaki dengan wajah diatas rata-rata--tampan maksudnya--, yang menatap kami dengan pandangan yang entahlah. Mengerti tempat aku segera menarik Alena untuk menyingkir.

Setelah itu para lelaki itu lewat, aku sempat melirik Alena dan bang Arsya sama-sama menegang, dan juga salah satu lelaki, yang bisa dibilang paling tampan juga terlihat menegang. Aku mengernyit heran dan mengangkat bahu acuh. Aku mengedarkan pandanganku ke segala penjuru mencari keberadaan Mile dan Zahra dan gotcha aku menemukan mereka yang duduk bersama 4 lelaki tampan tadi, dan aku mendengus melihatnya.

"Liat Mile sama Zahra?", tanya Alena sambil celingukan.

"Arah jam 3", jawabku dan Alena memutar kepalanya, lagi dan lagi dia menegang.

Aku tak memperdulikan Alena pun segera menghampiri Mile dan Zahra, Mile yang mendongkak dan pandangannya bertemu denganku segera melambaikan tangannya, keempat pria--minus bang Arsya-- tadi serempak menoleh kearahku.

"Lun, sini", kata Mile dan aku segera menghampirinya.

"How are you, Aluna", tanya Zahra saat aku telah sampai di mejanya.

"Not bad",jawabku sekenanya, dan kulihat Mile menatapku sendu.

"Hai Mile, Zahra", sapa Alena yang tiba-tiba berada disebelahku.

Aku PergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang