Bianca mengaduk jus alpukatnya dengan tak minat. Sudah dua jam dia menunggu dan semeja dengan dua insan yang berlawanan jenis itu dan mereka enak-enakkan bermesraan dihadapannya tanpa memperdulikannya sama sekali. Bahkan Bianca seperti kambing yang tak bisa lari kemana-mana, karena Audrey sudah mengikatnya dengan tatapan yang mengerikan.
Bianca mendengus kesal, sesekali memainkan poni nya yang lumayan panjang itu. Sesekali pula dia melirik ke ponselnya yang menyala dan tetap sama; notifikasi dari cowok-cowok kepo tentang dirinya saat ini. Sungguh menjengkelkan dan menganggunya. Andai saja saat itu dia menjaga nama sosmednya dengan baik, pasti takkan seperti ini jadinya.
"Wih, banyak juga followers lo."
Bianca tersentak kaget saat suara dibelakangnya. Dia mengelus dadanya dan menoleh ke belakang, Audrey dan Dimas pun melakukan hal yang sama dengan Bianca. Satu yang mereka lihat saat ini. Cowok tampan dengan pakaian santainya yang sedang menyengir tak berdosa ke arah mereka semua.
"Untung kagak latah." gumam Bianca yang masih mengelus dadanya. Jantungnya berdebar dua kali lebih cepat karena kejadian tadi. Merasa jantungnya sudah berdetak normal kembali dia kembali fokus dengan ponselnya.
"Darimana lo?" tanya Dimas kesal pada cowok itu. Bianca benar-benar tak tertarik dengan obrolan kedua cowok itu. Bahkan Audrey sendiri sedang bermain snapchat.
Tiba-tiba ponsel Bianca terus bergetar, banyak notif yang masuk saat dia sedang meng-scroll instagramnya. Matanya membulat sempurna saat melihat apa yang terjadi. Audrey memasukkan fotonya yang sedang menatap cowok tadi dan meng-tag Bianca juga cowok itu. Bianca melirik sinis ke Audrey, yang dilirik masih sibuk memainkan ponselnya.
"Heh setan!" panggil Bianca dengan nada berbisik. Entah Audrey yang sengaja tak mendengar, atau memang suara bisikan Bianca terlalu kecil di telinga Audrey.
"Audrey!" kali ini Bianca memanggilnya sembari menendang kaki Audrey. Audrey tentu saja merasakan sakit, karena tendangan Bianca. Dia melirik ke Bianca dan mendapatkak Bianca sedang melotot ke arahnya, dan dia hanya menunjukkan senyuman tanpa dosanya.
"Sorry, kepencet, Bi tadi." alibi Audrey. Bianca mendesah pelan dan menendang kaki Audrey kedua kalinya, namun sedikit lebih keras, dan kaki Audrey mengenai kaki meja, jadi meja agak bergeser sedikit.
Dimas dan Daniel —cowok tadi tentu saja menoleh ke arah kedua gadis itu dengan tatapan bertanya. Keduanya hanya menunjukkan jajaran gigi mereka yang rapih dan setelah itu tatapan sinis keduanya bertemu kembali.
"Sakit bego!" ucap Audrey sambil mengelus pergelangan kakinya yang lumayan sakit itu. Jelas sakit, selain model cantik, Bianca juga seorang atlit taekwondo.
"Lo lagian apa-apaan upload foto ginian?!" mata Bianca melotot sambil menunjukkan foto yang menandai dirinya. Audrey hanya mengangkat bahunya acuh dan kembali tenang. "Kampret."
"Weh, Drey!" panggil Daniel, Audrey hanya melirik. "Lo tag gue di instagram ya?" Audrey mengangguk mendengar pertanyaan Daniel. Daniel hanya mengangguk dan membuka apk instagramnya.
"Anjir! Kebanjiran komen sama followers gue!" pekik Daniel saat melihat pict yang di upload oleh Audrey. Audrey hanya menaik turunkan alisnya, sedangkan Bianca mendengus kesal.
Daniel melirik ke Bianca, melihat wajahnya sekilas dan tersenyum. "Jadi lo, Bianca? Revicta Bianca? Lo anaknya tante Revicta? Yang seorang designer terkenal itukan?" pertanyaan bersusun yang Bianca dapatkan dari Daniel.
"Hm." Bianca menjawabnya hanya dengan sebuah gumaman saja. "Lo tau banyak ternyata tentang gue dan keluarga gue." lanjutnya dengan malas.
"Lo gak mau nanya balik ke gue gitu? Nama gue, orang tua gue atau apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Time to Move On
Teen FictionSebuah usaha untuk melupakan. Revicta Bianca Bramita, gadis yang kerap disapa Bianca ini membuat sebuah permainan yang cukup bodoh dengan Daniel Arga Prasetyo demi melupakan seseorang, tapi bodohnya malah dia sendiri yang terjebak dalam permainan te...