Chapter 24

574 48 1
                                    

Pamit - Tulus

" Maaf. Maaf karena mulai detik ini aku berhenti mencintaimu."
—Seseorang yang berhenti mencintaimu
***

Atha tidak antusias memakan bekal miliknya bersama Nadya, Dea, dan Sasha di kantin.

" Lo kenapa sih, Tha?" tanya Dea menatap Atha dengan ribuan pertanyaan yang ia lontarkan. " Gue putus sama Satria."

" Demi naon?! Anjir ga rela gue sumpah gue udah terlanjur ngeship SaTha tapi aduhh kaliann kenapa," seru Sasha tidak jelas dengan wajah khawatirnya. Sasha, Nadya, Dea segera mendekap Atha.

" Ceritain semuanya tentang gue dan Julian."

***

Satria mendorong bola basket yang ia pegang ke tanah lalu melemparnya dengan keras ke arah ring basket. Sandy, Nathan, dan Jovi menatap temannya itu dengan tatapan penasaran.

" Itu bocah ngape ya?"

" Telat boker kali."

" Ambeien kali."

" Astagfir temen gue gila semua," cetus Sandy mengelus dadanya, seolah dirinya merasa teman-temannya terhina.

" Atau jangan jangan..."

" Satria sama Atha putus!" koor mereka berteriak lalu menutup mulut mereka bersamaan. Beberapa murid menatap mereka aneh, juga Satria menghentikan permainannya dan menatap mereka dingin. Satria berjalan menuju ke arah mereka, melemparkan tatapan tajam yang membuat ketiganya berpelukan ketakutan.

" Ampuni hamba, jangan bunuh gue dong, Sat. Lo natap gue gitu kayak mau bunuhin gue perlahan-lahan pake mata lo," sahut Jovi menggerutu. Satria menghela napas, berbisik pada ketiga temannya. " Bisa gak kalian gak bikin keributan?"

Ketiganya mengangguk ketakutan, Satria kembali meluapkan emosinya dengan memantulkan bola basket tersebut ke sembarang arah. Ia duduk di tengah lapangan, lalu menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Hidupnya kacau, sejak Atha memutuskan untuk meninggalkannya. Hidup memang kadang menyebalkan, kan?

***

Hari ini jadwal latihan basket. Atha kurang semangat, karena dirinya adalah kapten, dan Satria pun juga. Mungkin keduanya akan mengalami kecanggungan yang luar biasa.

Di ruang ganti baju, Atha mengganti bajunya dengan baju basket bernomor punggung 43 dan bercetak tulisan 'Athalla'.

Atha keluar, melihat Sasha yang sudah terlebih dahulu keluar. Mengenakan baju bernomor punggung 06 yang kebetulan adalah angka kelahirannya.

" Bau-bau pertemuan mantan yang canggung nih," celetuk Sasha menyindir Atha secara halus. " Paan sih," balas Atha, sebal.

Sasha mengajak Atha pergi menuju lapangan. Terlihat Satria yang mengikat tali sepatunya di pinggir lapangan. Atha rindu, namun ia harus menepisnya denhan kebencian yang amat dalam. " Cepetan, gue sama lo yang ngelatih hari ini. Ketua lagi sakit, juga pak Budi," ucap Satria dingin, menengok ke arah Atha sinis lalu berjalan menuju puluhan anak yang dalam beberapa menit kemudian akan pemanasan.

HiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang