"Kau tidak mengingatnya?" ujar laki-laki itu dengan senyuman.
Kim menyipitkan matanya berpura-pura tidak mengingat laki-laki itu. Tapi, laki-laki itu menunggu jawaban Kim. Kim mencelos untuk ke berapa kalinya malam ini. Sepertinya, Diana tidak akan mendapatkan apa yang dia inginkan malam ini. Malam ini benar-benar kacau.
"Oh!" Ujar Kim.
"Kau mengingatnya?" Tanyanya girang.
Kim mengangguk kecil. "Aku bahkan heran kau mengingatnya"
Laki-laki itu menggaruk tengkuknya. Diana melotot melihat gestur bosnya sendiri. Dia benar-benar menggelikan.
"Tentu saja aku akan mengingat perempuan secantik dirimu" ujarnya.
Diana pada akhirnya mendorong tubuh bosnya dan berdiri di antara mereka. "Kau mau membuatku muntah sebelum aku minum malam ini? Kau menggelikan!"
Bosnya tidak tersinggung sama sekali. Ia mengacuhkan Diana lalu mengulurkan tangannya pada Kim. "Benjamin. Panggil saja Ben"
Kim meraih tangannya dengan enggan. "Kim"
Ben melirik Diana dan Kim bergantian. "Ayo bergabung dengan meja kami! Aku akan mentraktir kalian minuman"
Kim melirik Diana. "Aku akan mengikuti Diana malam ini"
Ben menggangguk mengerti. Ia memandangi Diana. Perempuan itu balas memandang bosnya. Diana menyadari tatapan laki-laki itu berubah begitu melihat ke arahnya. Tadinya tatapan laki-laki itu benar-benar lembut dan bahkkan terlihat mempesona. Begitu kedua bola matanya teralihkan pada Diana, laki-laki itu tatapan itu menghilang. Diana memang tidak mendengar suara keluar dari mulut bosnya. Tapi, Diana bisa merasakan desakan dari kedua bola matanya dan gestur laki-laki itu. Diana menghela napas.
"Kau berhasil menghancurkan malam ini!" ujar Diana kesal. "Ayo!"
Ben meraih bahu Diana dengan enteng. "Kau bilang apa? Kita akan bersenang-senang malam ini! Lagipula, kita belum mengenal satu sama lain, kan?"
Diana menghela napas. Ia bahkan tidak ingin mengenal bosnya lebih jauh. Bosnya adalah iblis dengan tampang malaikat. Tentu saja Diana tidak akan terkecoh setelah laki-laki itu membuatnya lembur tanpa ampun selama seminggu penuh. Kini, dia bahkan lembur di malam Senin? Apa dunia sedang mengujinya saat ini?
Kim menarik lengan Diana. "Kau yakin, D?"
Diana mengangkat bahunya kesal. "Aku punya firasat dia akan memperlakukanku lebih kejam jika aku menolaknya. Kenapa kau menarik perhatian laki-laki brengsek seperti dia?"
"Aku tidak melakukannya" ujar Kim.
Diana menghela napas. "Aku akan minum sebanyak-banyaknya malam ini. Akan aku bolongi kantongnya!"
Kim tertawa. "Mari kita bolongi kantongnya!"
Benjamin membawa mereka ke mejanya. Disana, teman-temannya sudah duduk dan sedang mengobrol. Beberapa dari mereka sedang saling menggoda dengan perempuan yang dibawanya. Kim segera memperhatikan teman-temannya Ben satu per satu. Refleks ia menghela napas lega ketika laki-laki dengan tatapan mata tajam itu tidak disana. Tunggu dulu! Kenapa Kim merasa resah dengan kehadiran laki-laki itu? Begitu Ben datang membawa dua perempuan, laki-laki itu segera menyita perhatian teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cursed
RomanceKimberly Heals merasa akan melajang seumur hidupnya. Tidak peduli apa yang dimilikinya saat ini, Kim tetap akan melajang. Kim memiliki hidup yang nyaris sempurna. Karir di perusahaan ternama yang membuat nyaris semua orang terganga, wajah cantik yan...