Prolog

454 14 2
                                    

Angin malam ini sungguh menusuk hingga ke tulang. Meninggalkan rasa sesak dan nyeri dihati menjadi saksi bisu tangisan hatiku. Malam ini aku harus gagal lagi dalam menikah. Entah apa yang mereka pikirkan tentangku, aku sudah lulus di sekolah paling tinggi. Walaupun belum ke perguruan tinggi, tapi itu bukan masalah bukan.

Saree yang menutup kepalaku kini sudah tersingkap. Hiasan di kepala ku sudah tidak tau kemana lagi. Mulutku mengatup, air mata ku mengalir dengan deras meratapi nasibku yang sangat buruk.

"Ya tuhan, apakah aku tidak berhak merasakan pernikahan yang membahagiakan. Aku selalu mengimpikan sebuah pernikahan yang bahagia. Namun, takdir berkata lain. Kenapa takdir tidak menginginkanku untuk merasakan sebuah pernikahan. Hiks..hiks"

Bad DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang