Naureen'01

103 8 2
                                    

Seorang gadis mungil berambut panjang berdiri tepat di depan gerbang sekolah bercat abu-abu. Gadis itu memegang sebuah binder berwarna pink yang ia senderkan di dadanya. Sepertinya ia sedang menunggu seseorang, terlihat sekali dari matanya yang tidak berhenti menatap sekeliling.

"Hm, Farel mana sih kebiasaan banget" gumam Naureen, yang ternyata nama dari gadis cantik itu.

Seperti biasa, setiap pulang sekolah Naureen pulang bersama sahabat kesayangannya, Farel. Mereka sudah bersahabat dari kecil, ditambah lagi rumah mereka yang hanya terpisah sekitar 10 meter.

Sudah daritadi ia berdiri di depan pos satpam karena tadi Farel tidak datang ke kelas Naureen. Tidak biasanya Farel meninggalkan sahabatnya selama ini.

Sampai hari pun semakin sore. Kini hujan tampak mengguyuri halaman depan sekolah dan Naureen masih tetap menunggu. Lima belas menit setelahnya, Naureen dapat melihat Farel keluar dari ruang guru.

"Lah lo kenapa Rel?" Bola mata gadis itu menunjukkan panik.

"Gue tadi kepergok berduaan sama Olive, Reen di samping sekolah" Ucap Farel tersenyum dengan gigi yang ditunjukkannya.

"Terus Olivenya mana? Lo pasti nganterin dia dulu kan?"

"Iya, tadi sebelum gue dipanggil gue izin dulu nganter dia kasian mukanya udah ketakutan gitu"

"Ngeselin banget sih, Lo kasian sama dia sementara gue disini nungguin lo daritadi kedinginan lo malah leb-"

"Muka lo tambah jelek kalo bawel, Ayo pulang" lantas Farel langsung menarik tangan Naureen menuju ninja hitam kesayanggannya.

Diperjalanan Naureen terus diam seribu bahasa, hatinya yang menyuruhnya begitu. Bahkan kepalanya tak mampu untuk mendongak sedikit pun. Farel terus membahas tentang Olive, mulai dari tubuhnya yang cantik, sampai kejadian yang dialaminya saat pulang sekolah tadi. Hingga mereka sampai di depan rumah Naureen.

"Najis gue di diemin daritadi! Sariawan?" tanya Farel heran dengan sikap Naureen yang berbeda.

"Nggak" akhirnya otaknya pun berhasil membujuk Naureen walau hanya satu kata yang berhasi keluar.

Naureen berlari masuk ke rumahnya meninggalkan Farel yang masih menganga diatas motornya. Ia meletakkan tasnya di meja dan langsung naik ke kamarnya.

Setelah sampai di kamar, Naureen mengganti bajunya, kaos putih pendek bergambar kartun kesukaannya dan celana hitam selutut pun menjadi andalannya hari ini. Kemudian perempuan itu langsung menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Menatap langit biru dan daun-daun yang tengah menari diluar sana. Hatinya menyuruhnya untuk marah namun otaknya seakan menolak.

"Kenapa gue harus marah harusnya gue bahagia dia bisa ngejaga perempuan" batin Naureen hanya untuk menenangkan hatinya yang sedang gusar.

Ia memejamkan matanya perlahan, baru saja alam mimpinya ingin dimulai, dirinya dikagetkan dengan suara menyebalkan itu lagi.

"NAUREEN FAREL GANTENG DATANG" ucap Farel dengan sedikit nada sesaat setelah membuka pintu kamar Naureen.

Naureen berusaha untuk tidak peduli namun volume besar yang terus mengganggu telinganya kini membuatnya tidak berselera untuk tidur lagi. Ia membatin sebal lalu menjauhkan wajah Farel dari telinganya.

"Muka lu keset amat kaya baju belom disetrika"

Naureen menolehkan wajahnya kemudian membalas perkataan dengan tatapan tajam, Dirinya mengutuki Farel yang seringkali mengganggu tidurnya.

"Cepet ganti baju gue bosen dirumah" ucap Farel.

"Males ah" Naureen berancang-ancang untuk kembali tidur namun selanjutnya volume keras kembali mengganggu hibernasinya.

NAUREENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang