Coffe

53 5 4
                                    

"Coffe Americano dan Capucino ya mbak."

Setelah membeli coffee, akupun segera berjalan menuju tempat yang selalu aku kunjungi setiap hari untuk bertemu orang yang aku cintai seumur hidupku. Meskipun tempat ini lumayan jauh dari keberadaan kota, namun aku sudah terbiasa untuk berjalan kaki seperti ini. Berjalan dengan membawa coffee hangat yang masih belum tersentuh oleh bibir dan belum terminum oleh dahaga.

Setelah sampai, dengan segera aku langsung menuju ke tempat yang selalu aku kunjungi dimana disitu terdapat sebuah batu nisan besar yang bertuliskan "Levana Revixna" yang terletak disebuah bukit tinggi yang sejuk dan rindang. Ya, sebuah makam. Dan yang memiliki makam tersebut adalah orang yang aku cintai dan aku sayangi seumur hidup, Ibu.

Aku meletakkan coffe Americano yang telah kubeli tadi disebelah batu nisan dan aku duduk disamping makam.

"Ibu, hari ini aku membawa coffee kesukaanmu." aku tersenyum sambil mengelus nisannya. "Mumpung masih hangat, diminum ya bu." tambah ku yang mulai berhenti mengelus dan mengambil coffee Capucino milikku.

"Aku juga akan minum bersama ibu."

Aku menyeruput coffee milikku yang juga masih hangat dengan nikmat. Tenggorokan dan perutku terasa hangat saat beberapa minuman coffee ini mulai memasuki tubuhku.

"Ini sangat nikmat bu. Sangat hangat. Apalagi jika kau membelai rambutku seperti waktu kecil dulu." kataku dengan memandang langit biru. "Itu lebih hangat daripada coffee ini."

Dan aku mulai menyeruput kembali minuman penghangat tubuhku saat ini.

Ibuku memang sudah tiada didunia ini. Tetapi, hati dan jiwa ibu masih tetap ada dihati dan pikiranku. Dan juga di makamnya yang indah ini. Aku selalu membawakan coffe Americano kesukaan ibu kesini dua hari sekali untuk minum bersama denganku. Dan juga aku selalu membawa bunga yang disukai ibuku dihari esok setelah ku memberikan coffee. Bunga White Rose.

Hanya dengan hal itu aku bisa mengurangi rasa rinduku pada ibu.

Ada suatu peristiwa dimana ibuku bisa tiada didunia ini.

Awalnya saat itu ibuku akan menghadiri upacara perpisahanku di jenjang sekolah dasar. Dan saat itu ibu mengendarai mobil dengan membawa bunga dan coffee kusukaanku dan kesukaannya. Ya, coffe Americano dan Capucino. Tapi entah mengapa, saat sampai didepan sekolah mobil ibu hilang kendali lalu pada akhirnya menabrak mobil lain yang ada di depannya dan mobil ibu terbalik. Lalu peristiwa itu aku saksikan dengan mata kepalaku sendiri, karena saat itu aku sedang menunggu ibu didepan sekolah bersama temanku.

Aku langsung berteriak kencang dan menangis dengan kenyataan yang aku terima saat itu. Terlihat jelas saat mobil ibu terbalik, aku melihat ibu mengucapkan sebuah kata dari kejauhan dan beliau tersenyum cantik padaku dengan bergelimpang darah diwajahnya dan seketika ibu menutup mata untuk yang terakhir kalinya. Kata terakhir yang diucapkan beliau adalah 'Selamat.'

Aku mulai menitikkan air mata saat ini. "Ibu, aku selalu teringat peristiwa itu dan kata terakhir ibu meskipun aku tak bisa dengar suaramu."

Tess

"Aku juga tidak bisa membalas senyumanmu karena bibirku sangat beku untuk tersenyum."

Tess

"Saat ibu bergelimang darah, aku tidak bisa membersihkannya karena rasa keberanianku telah dikekang oleh rasa ketakutanku akan darah."

Tess

"Dan kita berdua tidak bisa meminum coffee kesukaanku dan ibu saat itu. Padahal ibu sudah membawakannya untukku."

Tess

"Maafkan aku ibu. Maafkan aku karena tidak bisa melakukan itu semua dan hanya tangislah yang bisa kulakukan dari dulu hingga sekarang."

Aku menangis saat ini. Menangis sangat kencang, sangat deras bagai air terjun yang mengalirkan airnya jatuh ke bawah dengan dentuman yang sangat keras bagi suara air.

Sudah terhitung banyak waktu aku menangis disamping ibu. Ah ini memalukan.

'Alexandra Revixna, kau cengeng sekali.' batinku pada diri sendiri.

"Ibu, Alexa ke kampus dulu ya? Sudah waktunya untuk belajar. Doakan aku bu agar cepat lulus dan meneruskan pekerjaan yang ibu tinggalkan." aku mulai berdiri dan mengusap pipiku yang tadinya basah terkena air mata cengengku ini.

"Aku akan datang besok lagi membawakan bunga white rose kesukaan ibu." sambil memandang makam ibu dengan tersenyum dan berkata "sampai jumpa besok, Ibu."

Bersambung

Coffterose And My Mom'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang