Part 2 (RIA)

24 3 2
                                    

"Huhh sebel gueee"ucap Risa sambil hentak-hentakin kakinya ke tanah. Entah kenapa tu anak keluar dari ruang pak Reza jadi kaya gitu.

"Lo kenapa?"ucap gue

"Gue sebel banget sama pak Botak, masa gue disuruh les privat dirumahnya setiap hari"ucap dia sambil ngembungin pipi.

"Loh ko sebel sih.. kan bagus lo dapet les tambahan gratis pula"ucap gue polos.

"ogah banget kalau gue harus les sama tuh guru"ucap Risa kesal

"kenapa gak suka?penawaran bagus loh pak Reza nawarin les privat"ucap gue sok bijak.

"trus mulai kapan les nya?"lanjutku

"Hari ini, pulang sekolah dan masalahnya kakak gue nanti dirumah gak ada yang masakin kalau gue les"ucap Risa lesu.

"Kalau itu sih gampang, nanti pulang sekolah gue kerumah lo deh buat buatin kakak lo makanan"ucap gue

"Beneran lo?"

"iya nanti gue bakal kerumah lo kok"

"Makasih banget Ri!lo sahabat+calon kakak ipar yang baik"ucap dia bahagia.

"Lo bilang apa tadi?calon kakak ipar?"ucap gue bingung, nahkan dia udah dua kali bilang gue calon kakak iparnya.

"Lo salah denger kali"ucap Risa cengengesan

Dirumah Kak Rio

Tingtong......tingtong......tingtong

Ya gue mencet bel rumahnya, katanya Risa sih dirumah ada pembantunya.

Cekrek

"assalamualaikum bik"ucap gue sopon sama ART di sini

"Waalaikumsalam, Non Ria. Ada apa ya?neng Risanya kan belum pulang sekolah

"Saya mau jengukin kak Rio bik"

"ooo yaudah masuk aja, den Rio ada dikamarnya"

O iya, kenapa disini gue harus masak buat kak Rio sedangkan dirumah ada ART? Karena Kak Rio itu lebih suka masakan orang-orang terdekatnya dibanding dengan ART. Dan gue termasuk orang terdekatnya, sebenernya kak Rio itu orangnya gak dingin-dingin amat kok tapi kak Rio itu orangnya terkesan cuek.

TOK...TOK...TOK

Gue pun masuk kekamar kak Rio, aihh mana tu orang. Dan gue pun melihat ada seongok daging dibawah selimut yang bergerak. Dan ternyata gue lihat Kak Rio ada dibawah selimut dan menggigil kedinginan. Gue coba pegang dahi kak Rio dan itu panas banget. Langsung aja gue cari selimut di lemari kak Rio, setelah ketemu gue pasang deh itu selimut. Setelah itu aku langsung mengompres dahi kak rio yang panas itu. Gue lihat kak Rio mulai membuka matanya.

"Ria?"ucapnya lemah.

"Iya kak aku Ria" ucapku agak khawatir.

"Kakak sakit apa?kenapa kakak gak telepon dokter atau apapun untuk periksa kakak"ucapku beruntun

"Kakak gak kenapa-napa kok, cuma pusing biasa" ucapnya tersenyum. Aihh senyumnya itu loh, jarang- jarang banget kak Rio bisa senyum.

"Gak kenapa-kenapa gimana?orang badan kakak itu panas banget udah kayak air mendidih"ucapku mengomelinya.

"Aku itu khawatir banget sama kakak"ucapku lirih tentunya

"Suer deh kakak gak kenapa-napa, apa?kamu khawatir sama kakak"ucapnya

"e-nggak, s-iapa yang bilang?kalau gitu sekarang kakak istirahat aja. Aku mau buatin kakak bubur"ucapku salting dan berlalu menuju dapur untuk membuat bubur buat kak Rio. Ngomongng-ngomong soal Risa sekarang dia itu masih dirumah pak Reza buat les privat. Selesai buat bubur langsung aja gue kekamar kak Rio sama bawa obat penurun panas sekalian.

Tok...tok...tok

"kak?"

To be continue

.........................................................................................................................................................................

kalo ada kata-kata yang salah comment aja ya

next?

10 vote + 15 comment

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

4 RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang